Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Publisistik Thawalib Jakarta menggelar Sidang Terbuka Senat STAI Publisistik Thawalib Jakarta dan Wisuda Tahun Akademik 2022-2023 di Hotel Balairung, kawasan Matraman Jakarta Timur, Rabu (31/1/2024).
semarak.co-Wisuda dari dua Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) atau Dakwah dan Kependidikan Islam (KI) atau Tarbiyah meluluskan hampir seratus wisudawan wisudawati dengan dua lulusan terbaik dari masing-masing Prodi, yaitu Muslim (KPI) dengan IPK 3,63 dan Rohman (KI) IPK 3,67.
Wakil Koordinator Kopertais Wilayah 1 Prof Sururin mengimbangu pimpinan Yayasan Islam Thawalib maupun pimpinan STAI Publisistik Thawalib untuk mencari yang bisa menjadi ikon dari kampus ini.
“Kami dari Kopertais mengapresiasi setinggi-tinggi STAI Publisistik Thawalib yang telah menunjukkan keseriusan dan kesunguh-sungguhan, seperti dengan mengajukan kenaikan pangkat dosen-dosennya,” ujar Prof Sururin dalam sambutan.
Kemudian adanya calon mahasiswa yang penghapal Al Quran, nilai Prof Sururin, ini merupakan kelebihan tersendiri dari STAI Publisistik Thawalib. “Kami banyak menaruh harapan pada STAI Publisistik Thawalib karena Namanya mempunyai sejarah panjang, karena itu harus memberi kontribusi nyata pada dunia Pendidikan Islam, terutama bidang dakwah,” imbaunya.
Tolong cari keunggulan yang bisa menjadi kelebihan sendiri bagi kampus Thawalib. Jadi kalau ada orang mencari-cari tempat belajar atau kuliah, masyarakat akan menemukan keunggulan dan kelebihan sendiri yang tidak dimiliki kampus-kampus lain.
“Nah, ini sekaligus jadi nilai jual dan sekaligus bentuk kontribusi maksimal karena sudah menjadi destinasi rujukan referensi bagi orang-orang yang butuh ilmu seperti dakwahnya. Usulan lain yang kontekstual adalah mengambil bagian dari pendidikan orang dewasa berbasis religius,” katanya.
Dari namanya Publisistik, menurut Prof Sururin, bisa konteksnya dengan kegiatan majelis taklim. STAI Publisistik Thawalib bisa memulainya dengan membuat direktori maupun ensiklopedi. “Menurut saya nama Publisistik ini sudah mengarah ke sana (Majelis Taklim) untuk digarap,” ujarnya.
Ketua STAI Publisistik Thawalib H. Syamsudin Kastur mengatakan, pihaknya mendapat kehormatan luar biasa dan penuh rasya syukur dengan berakhirnya masa studi TA 2022/2023. Kemudian Syamsuddin melaporkan hasil program kerja Tahun Akademik 2022/2023 serta arah kebijakan dan program kerja STAI Publisistik Thawalib Jakarta ke depan.
Sejak berdirinya tahun 1984, STAI Publisistik Thawalib Jakarta secara konsisten tumbuh dan berkembang dengan baik. Saat ini, 2 program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Kependidikan Islam dengan status terakreditasi Baik Sekali dari BAN PT dan LAMDIK.
“Saat ini, kami sedang mempersiapkan pembukaan 2 Prodi Baru, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini yang alhamdulillah sudah proses mendapatkan Akreditasi perdana dan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah aau PGMI,” ungkap Syam, sapaan akrab Syamsuddin dalam sambutannya.
Rencana pembukaan prodi baru ini selaras dengan Rencana Strategis dan Rencana Induk Pengembangan STAI Publisistik Thawalib Jakarta ke depan. Pertumbuhan STAI Publisistik Thawalib Jakarta juga tercermin dari jumlah student body yang terus meningkat dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Tahun ini, rinci Syam, jumlah mahasiswa sudah tembus 863 orang. “Mudah-mudahan pertumbuhan ini juga mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap mutu pembelajaran di Thawalib. Perlu kami laporkan bahwa mahasiswa sebagian besarnya adalah aktif dalam program tahfidz Al Quran,” bebernya.
Untuk menjadi perguruan tinggi (PT) yang baik dan memiliki reputasi yang baik pula, sambung dia, segenap civitas akademika STAI Publisistik Thawalib Jakarta harus mempunyai cita-cita dan pandangan jauh ke depan yang sama serta diiringi tekad yang kuat untuk mencapainya.
Adapun cita-cita yang visioner itu sudah tercermin dalam Visi STAI Publisistik Thawalib Jakarta, yaitu untuk menjadi salah satu Sekolah Tinggi yang unggul. Saat ini kami mengelola 5 Jurnal Ilmiah. “Alhamdulillah 1 jurnal tahun 2024 telah terakreditasi SINTA 4, sisanya Insya Allah menyusul,” ucapnya.
Kemudian Syam berpesan kepada semua lulusan seiring dengan tema wisuda tahun ini, yakni Peran Sarjana Dalam Membangun Daya Tahan Bangsa Dan Negara. Bahwa Pendidikan adalah benteng terakhir pertahanan peradaban manusia dan anda semua memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan mempertahankan eksistensi bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia,” kutipnya.
Hal ini karena kita utamanya muslim, kata dia, telah dengan terang benderang melihat kenyataan sejarah bahwa Bani Abbasiyah yang pernah berkuasa selama 524 tahun, kekhalifahan Turki Utsmani berkuasa selama 643 tahun telah tiada dan telah menjadi bagian sejarah masa lampau.
“Maka kepada semua lulusan, negara tercinta kita telah berusia 78 tahun, pertanyaan besarnya adalah masihkah kita bisa mencapai usia 100 tahun, 150 tahun, 200 tahun? Karena itu, kita mesti merapatkan barisan saling memperkuat satu sama lain,” paparnya.
Kreatif, lanjut Syam, visioner berfikir jauh ke depan bahkan muslim diajarkan masa depan itu bukan hanya hari esok yang fana tapi juga hari setelah kita dibangkitkan kembali Allah SWT. Maka konsep HOTS (Higher Order Thinking Skill) yang selama ini diajarkan di kampus harus menjadikan para lulusan menjadi bagian penting dalam peradaban yang berkemajuan.
“Kerjakan dan lakukan sesuatu inovasi yang kelihatanya tidak mungkin dan sulit, lihatlah tugu Monas saat ini yang menjadi salah satu ikon Indonesia, dibangun saat dimana negara tidak memiliki sumber daya dan dana yang cukup. Dan jangan kita menjadi bagian-bagian yang tidak penting yang membuat diri kita terdistruksi. Terlebih pada era Artificial Inteligence saat ini,” tutupnya.
Ketua Yayasan Islam Thawalib Dedi Oktarinto meminta lulusan dan orangtua yang hadir melihat para pimpinan yayasan dan STAI Publisistik Thawalib Jakarta. “Tapi lihatlah siapa pendiri kampus ini. Kita lihat M Natsir, mantan Wakil Presiden Adam Malik bahkan yang meresmikan kampus kita ini. Ada lagi Buya Hamka, AA Husein, KH Yunan Nasution, dan banyak lagi,” ucap Dedi di awal sambutan.
Dilanjutkan Dedi, “Para pendiri yang membidani Yayasan Islam Thawalib ini tidak ada apa-apanya dibanding kami-kami. Mereka adalah orang-orang yang melahirkan dan dilahirkan sebagai tokoh-tokoh besar. Jadi jangan berkecil hati dengan eksistensi Thawalib. Small is beautiful. Enak indah serasi dan berkualitas kampus Thawalib ini.”
Pesan dari para pendiri dengan pemikiran-pemikirannya yang terkenal dengan hubul, ajak Dedi, harus dijalankan terus sampai kapanpun. Pertama, hubul ilmu, yaitu Upaya cinta kepada ilmu pengetahuan. Kedua, hubul cinta kepada perubahan agar tidak cepat puas atau berhenti atas hasil yang dicapai.
Selanjutnya Hubul jihad, yaitu cinta pada kesungguh-sungguhan. “Kalau tadi dikatakan jumlah mahasiswa sudah tembus 863 orang, ini mencetak rekor namanya. Hubul berikuktnya adalah cinta kemandirian. Artinya tidak ketergantungan pada siapapun selain pada Allah,” cetusnya.
Terakhir, lanjut Dedi, Hubul ikhlas yang maksudnya dalam rangka ikhlas kepada Allah. Jadi pendiri-pendiri Thawalib yang orang-orang luar biasa punya pemikiran luar biasa ini kita langgengkan dan tingkatkan.
“Sekarang misalnya dalam proses rekrutmen mahasiswa telah mengutamakan penghapal Alquran. Selain itu, yang keduanya adalah calon mahasiswa dari para aktifis dakwah. Ini yang namanya meningkatkan dari pemikiran para pendiri Thawalib,” tutupnya. (smr)