Geisz Chalifah, loyalis calon presiden (capres) Anies Rasyid Bawedan mengingatkan bahwa Anies Baswedan diminta Partai Gerindra untuk mendaftar pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta, tahun2017. Jadi saat Pilkada DKI itu, Anies tidak mendaftar ke Partai Gerindra untuk mengajukan diri sebagai calon Gubernur (cagub).
semarak.co-Pegiat media sosial (medsos) Geisz mengatakan, Anies Baswedan yang justru diminta untuk maju mendampingi Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon wakil gubernur (Cawagub). Bahkan tawaran awalnya adalah Anies menjadi cawagub namun Anies tidak bersedia.
“Bisa di chek kepada Philips Vermonte. Karena Philipslah yang diminta malam itu untuk menghubungi Pak Anies,” beber Geisz dalam Instagram story pribadinya yang kemudian dilansir melalui WAGroup KAHMI Nasional, Selasa (19/12/2023).
Kemudian Anies memang berjanji tidak akan maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan Anies sudah menepatinya. “Ingat, Anies pun sempat ditawari Prabowo untuk menjadi cawapres, tapi ditolak,” ungkap Geisz yang mantan Komisaris Ancol.
Dilanjutkan Geisz bahwa Anies yang menjadi pasangan calon wakil presiden (cawapres) Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Imin bahkan ditawari menjadi capres oleh tiga partai. “Saat itu, Pak Anies didatangi perwakilan dari tiga partai di malam hari bertepatan acara Abang None Jakarta 2019,” imbuhnya.
Lagi-lagi, terang Geisz, Anies tetap menolak. “Nah, janji Pak Anies itu konteksnya adalah saat pilpres 2019 dan sudah ditunaikannya. Saat menjelang berakhir masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2022, Pak Anies meminta waktu untuk bertemu Prabowo dan juga meminta waktu kepada PKS,” paparnya.
Kalau dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), capres Anies diberikan waktu dan melaporkan semua programnya selama jadi Gubernur, namun dengan Prabowo Anies tidak mendapatkan waktu. Bahkan akhirnya Anies mengirim surat tertulis dan meminta staf Prabowo yang bernama OKI.
“Ingat, ya? Oki ini terlihat mengantarkan langsung kepada Prabowo. Surat itu pun diterima langsung ditangan Prabowo, namun tetap tak mendapat jawaban. Jadi tolong, jangan memutar balik cerita karena itu dosa. Apalagi Prabowo bicara sambil menuding-nuding dan Anies tetap dengan senyum ramah. Bahasa verbal dan gestur tubuh telah menggambarkan segalanya,” sindirnya.
Terbaru diberitakan jakartasatu.com—Senin, 8 Jan 2024, 20:23, Koordinator Koalisi relawan Forju Amin yang juga ketua simpul Sekretariat Nasional (Seknas) Bung Anies bernama Winston Herlanjaya mengingatkan kisah pilu relawan Prabowo di Pilpres 2019 yang menyisakan kesedihan, kekecewaan, dan air mata.
Awal 2018, kenang Winston, banyak sekali muncul simpul relawan yang mendukung pencalonan Prabowo maju capres 2019 berpasangan dengan Sandi Uno yang mengundurkan diri dari jabatan wakil gubernur DKI Jakarta yang berarti meninggalkan Anies ini sebagai antitesa Jokowi saat itu.
Pada 2018, lanjut Winston, gerakan gelombang rakyat membutuhkan pemimpin baru selain Jokowi yang incumbent sangat massif. Terbukti perolehan suara Prabowo bisa mencapai 40℅. “Prabowo bak seorang pahlawan dielu-elukan. Gelombang rakyat selalu memenuhi setiap kegiatan Prabowo,” ujarnya.
“Ribuan pendukung terutama umat Islam, terutama dari kalangan Front Pembela Islam (FPI) dan GNPF 212, yang akhirnya kecewa berat karena Prabowo lebih memilih masuk cabinet Presiden Jokowi,” ujar Winston kepada wartawan, Senin (8/1/2024) dilansir jakartasatu.com—Senin, 8 Jan 2024, 20:23.
Rakyat bahkan beramai-ramai berjihad harta dan benda dalam waktu yang panjang untuk membantu pencapresan Prabowo di Pilpres 2019. “Ya, ada yang menyumbang uang, ada yang buat alat peraga kampenya atau APK, ada yang sumbang makanan dan semua gegap gempita dengan konsep iklas membantu,” sesalnya.
Mengutip berita suaranasional.com, Senin (8/1/2024) berjudul, Haikal Hassan: Prabowo Pernah Gadaikan Tanah Pribadinya untuk Membantu Anies Jadi Gubernur DKI, Winston kesel dan geregetan. Menurut dia, kata – kata Haikal Hasan mengungkit soal jasa Prabowo ke Anies Baswedan itu sama saja sedang menampar muka Prabowo yang mengecewakan pendukungnya di Pilpres 2019.
“Bayangkan ada berapa triliun rupiah yang diberikan pendukung kalau mau dihitung dengan uang bahkan ada yang kehilangan nyawa pada tragedi Bawaslu karena menjadi bagian pendukung yang kumpul mencari keadilan pilpres saat itu,” umpat Winston.
Winston mengemukakan kekecewaan pendukung Prabowo sangat dalam ketika seorang yang telah membawanya ke medan tempur kemudian tiba – tiba diujung perang panglimanya menjilat kata katanya sendiri, menerima jadi bagian kabinet Jokowi seperti tanpa dosa dan beban moral.
Lebih jauh Winston sebutkan jutaan pendukung Prabowo saat itu menyebutnya ini pengkhianatan yang menyakitkan bagi semua relawan Prabowo di seluruh Indonesia. “Kembali ke ucapan Haikal Hasan soal utang budi coba Haikal Hasan tanya ke Prabowo bagimana dia membalas budi pendukungnya 2019? Apakah berkhianat dengan pendukungnya itu sebuah contoh teladan?” pungkas Winston. (net/jkt1/IG/smr)
sumber: jakartasatu.com di WAGroup KAHMI Nasional (postSelasa9/1/2024/)/Instagram di WAGroup KAHMI Nasional (postSelasa19/12/2023/geiszchalifah)