Wika Beton Siap Bagikan Deviden, April 2017 Depan

Direktur Utama Wika Beton Hadian Pramudita menyampaikan, keputusan tersebut telah disepakati melalui RUPST. Dividen tunai sebesar 30% dari laba bersih itu, nilai Hadian, setara dengan Rp9,8 per saham.

“Laba bersih kami di 2016 terealisasi sebesar Rp281,6 miliar. Atau meningkat 63,9 persen dari 2015. RUPS memutuskan pembagian laba untuk dividen sebesar Rp81,7 miliar atau 30 persen dari laba bersih,” ujar Hadian di kantornya, Senin (13/3).

Dividen rencananya akan dibagikan pada pertengahan April 2017i. Dividen yang ditebar emiten bersandi WTON itu porsinya sama dengan tahun lalu sebesar 30 persen. Pertimbangan porsi dividen yang dibagi sama dengan tahun lalu karena pada tahun ini WIKA Beton masih membutuhkan banyak dana untuk pengembangan. “Rencana investasi tahun ini akan besar. Pada 2016, Wika Beton mencatatkan penjualan sebesar Rp 3,48 triliun, meningkat 31,25 persen dari pencapaian 2015,” paparnya.

Lebih jauh Hadian mengaku optimistis kontraktor pelat merah ini meraup kontrak baru sebesar Rp 1,5 triliun hingga akhir kuartal-I 2017. Kontrak tersebut diperoleh dari pengerjaan jalan tol, pembangkit listrik, serta pekerjaan konvensional. “Kita mendapatkan tol Kunciran-Cengkareng. Per Februari, realisasi kontrak baru yang diperoleh Wika Beton sebesar Rp 1,1 triliun. Komposisinya, dari pengerjaan jalan tol sebesar 25 persen, pembangkit listrik sebesar 20 persen, dan proyek konvensional dan swasta sebesar 55 persen,” ujarnya.

Direktur Pemasaran Kuntjara mengatakan, tambahan Rp 400 miliar pada Maret ini berasal dari proyek kereta cepat ringan atau Light Rapid Transit (LRT) ruas Kelapa Gading-Velodrom dan pengerjaan 8 kilometer jalan tol Lampung. Dalam proyek LRT ruas Kelapa Gading-Velodrom itu, lanjut dia, WTON mendapatkan dua pekerjaan, yaitu suplai dan pemasangan box girder, serta track work atau pemasangan bantalan rel. “Pekerjaan tol Lampung sepanjang 30 km itu kami suplai ready mix dan girder ke WIKA untuk panjang 8 km sekitar Rp 200 miliar,” kata Kuntjara.

Lebih jauh Hadian mengatakan, WTON mulai memacu kapasitas produksi beton pracetak (precast). Anak usaha Wika ini baru saja mengoperasikan pabrik beton pracetak baru di Subang, Sabtu (11/3), yang akan menambah kapasitas produksi.
Direktur Utama Wijaya Karya Beton Wilfred A Singkali mengatakan, ekspansi ini tidak terlepas dari kebutuhan beton pracetak di pasar lokal yang terbilang besar, yakni mencapai 250 juta ton per tahun. “Pemerintah berharap, sekitar 30% dari total kebutuhan beton konstruksi berasal dari beton pracetak,” kata Wilfred.

Lewat aksi tersebut, Wika Beton menambah kapasitas produksinya untuk saat ini sebanyak 350.000 ton per tahun. Alhasil, dari total 15 pabrik beton pracetak, perusahaan ini kini punya kapasitas produksi beton pracetak mencapai 3 juta ton per tahun.

Wilfred menyatakan, selain menambah kapasitas pabrik di Subang, perusahaan ini juga menambah 30 hektare (ha) lahan di sana. Alhasil, kini perusahaan tersebut memiliki lahan 50 ha. Total nilai investasi yang dikucurkan perusahaan tersebut untuk proses pembelian lahan mencapai Rp 350 miliar.

Manajemen Wika Beton menyatakan, pabrik ini digadang-gadang menjadi kawasan pabrik beton terbesar di Indonesia. Maklum, dalam waktu tiga sampai empat tahun mendatang, total kapasitas produksi pabrik di Subang ini bisa mencapai sekitar 1,5 juta ton. Dengan tambahan kapasitas tersebut, total kapasitas produksi pabrik perusahaan ini mencapai sekitar 5 juta ton dalam kurun waktu tersebut.

Di pabrik baru tersebut, Wika Beton akan memproduksi produk perdana bernama gelagar kotak (box girder). Menurut Wilfred, produk ini akan dipakai di beberapa proyek infrastruktur. Misalnya di jalan outer ring road Bogor tahap kedua, proyek light rail transit (LRT) dari Kepala Gading-Velodrome, Rawamangun Jakarta, serta beberapa proyek jembatan layang di Jakarta. Wilfred mengklaim untuk memproduksi beton tersebut, anak usaha korporasi plat merah itu sudah menggunakan 80% sampai 90% peralatan lokal atau dari dalam negeri.

Selain memproduksi beton pracetak, Wika Beton tengah mengoptimalkan produk beton pracetak untuk gedung lewat anak usaha PT Wijaya Karya Pracetak Gedung. Menurut Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton, perusahaan ini akan membangun pabrik beton pracetak gedung bersebelahan dengan pabrik pracetak di Subang. “Kapasitas pabrik ini 350.000 ton per tahun, 250.000 dari Wika Beton, dan 100.000 ton dari beton pracetak gedung,” kata Puji.

Maklum, saat ini konstruksi pembangunan gedung semakin efektif. Lewat produk pracetak gedung, proses pembangunan gedung kini laiknya menyusun mainan Lego. Perusahaan pelat merah ini menargetkan bisa meraup kontrak anyar Rp 6 triliun tahun ini. Adapun kontrak lanjutan Rp 1,5 triliun.

Sekretaris Perusahaan Wika Beton Puji Haryadi mengatakan, jajaran direksi berubah dari sebelumnya enam orang menjadi tujuh orang. Dalam jajaran direksi baru pun hanya ada satu orang direksi lama. “Direksi dan komisaris yang baru ada yang dari WIKA holding, ada yang dari eksternal Kementerian PU-Pera, dan independen,” kata Puji.

Pejabat lama yang masih bertahan dalam jajaran direksi adalah Hari Respati sebagai direktur. Adapun Direktur Utama WIKA Beton yang baru adalah Hadian Pramudita. Sedangkan Direktur Keuangan yaitu Mohammad Syafi’i. Dua direktur yang berasal dari WIKA holding yaitu Agung Yunanto dan Siddik Siregar. Kuntjara yang menjadi Direktur Pemasaran berasal dari internal WIKA Beton. Sebelumnya, ia menjabat sebagai manajer pemasaran.
“Sebagai direktur independen adalah Sidiq Purnomo,” ucap Puji.

Adapun komisaris utama saat ini dijabat oleh Gandira Gutawa Sumapraja. Tiga komisaris WIKA Beton yaitu Agustinus Boediono, Tumik Kristianingsih, serta Herry Trisaputra Zuna. Sedangkan tiga komisaris independen yaitu Priyo Suprobo, Asfiah Mahdiani, dan Yustinus Prastowo. (kpc/kci/viv/lin)

Di samping itu, RUPS hari ini juga menyetujui perubahan pengurus perseroan, sehingga saat ini susunan dewan komisaris dan direksi WTON adalah sebagai berikut:
Komisaris
Komisaris Utama: Gandira Gutawa Sumapraja
Komisaris: Agustinus Boediono
Komisaris: Tumik Kristianingsih
Komisaris: Herry Trisaputra Zuna
Komisaris Independen: Priyo Suprobo
Komisaris Independen: Asfiah Mahdiani
Komisaris Independen: Yustinus Prastowo
Direksi
Direktur Utama: Hadian Pramudita
Direktur: Mohammad Syafi’i
Direktur: Agung Yunanto
Direktur: Siddik Siregar
Direktur: Kuntjara
Direktur: Hari Respati
Direktur Independen: Sidiq Purnomo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *