Sutradara film Ambu, Farid Dermawan memendam rasa kecewa meskipun filmnya itu meraih penghargaan aktris Pemeran Pembantu Terbaik oleh artis senior Widyawati, pada ajang Festival Film Asia Pasifik (APFF) 2020 di Macau, 5-9 Januari 2020.
semarak.co -Pasalnya, menurut dia film Ambu saat tayang tahun 2019, hanya mendapat sekitar 25 layar bioskop. Kendala bahasa, kutip Farid, menjadi salah satu kendala pihak bioskop untuk menayangkan film itu.
“Sebenarnya kendalanya adalah kita itu di film Ambu memakai Bahasa Sunda. Jadi memang waktu itu kendalanya ini film Bahasa Sunda, tidak Bahasa Indonesia. Jadi, kendalanya di situ, enggak semua orang ngerti Bahasa Sunda,” kata Farid saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Which is berarti kita bikin film ini ada subtitle-nya, lanjut dia, mungkin dengan ada subtitle itu moodnya juga beda. “Jadi ini, ke depannya tolong diperhatikan karena ini kan film budaya ya,” sindirnya.
Farid mengungkapkan niatnya untuk mengenalkan budaya Jawa Barat ke seluruh daerah di Indonesia melalui film Ambu. “Jadinya pinginnya untuk next-nya kalau ada PH lain yang bikin film tentang budaya, coba di kasih layarnya yang banyak, di seluruh Indonesia. Biar orang Indonesia juga tahu budayanya sendiri,” kata dia.
Farid mengaku pihaknya saat itu telah berupaya untuk menambah jumlah layar tayang untuk film “Ambu” di bioskop. Namun upaya tersebut tak berbuah hasil. “Bener, kita juga udah sempet fight ya? Dalam arti beragumen ya ‘enggak bisa dong’ kita bilang ‘karena ini film budaya, kita enggak mau hanya di Jawa Barat aja orang-orang tahu tentang budaya Baduy,” tuturnya.
Padahal dia juga ingin biar Baduy juga tahu seluruh Indonesia dan akhirnya setelah tayang banyak daerah-daerah lain yang ingin nonton.
Sementara kemampuan aktris senior Widyawati di panggung seni peran mendapat responpositif. Tak sekadar di Tanah Air, namun luar negeri. Baru-baru ini, Widyawati mendapat penghargaan sebagai Aktris Pembantu Terbaik dalam film Ambu pada ajang APFF 2020.
“Ya alhamdulillah saya bersyukur sampai saat ini masih bisa berada disini, itu seuatu yang harus kita syukuri gimana masih dipercaya untuk mainfilm,” kata Widyawati saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Penghargaan ini bukan yang pertama kali diterima aktris kelahiran 1950. Sebelumnya, dia juga pernah meraih penghargaan serupa. “Bukannya saya mau katakan riya ya, bahwa ini bukan yang pertama karena beberapa tahun lalu juga pernah mendapatkan untuk Perempuan Berkalung Sorban pada waktu itu di Taiwan, kan sekarang di Makau,” imbuhnya.
Meski tak dapat menghadiri langsung acara penyerahan piala di Makau, namunWidyawati mengaku tidak kecewa. “Ya enggak apa-apa. Terima di sini, terima di sana sama aja enggak adamasalah,” ujar istri almarhum Sopan Sopian.
Sebelumnya, dalam film Ambu, Widyawati berperan sebagai seorang ibu suku Badui, salah satu suku di Indonesia yang sangat ketat menjaga pengaruh dari budaya luar. Peran tersebut dapat dihayatinya dengan akting yang sangat meyakinkan.
Sementara itu, Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) pada tahun 2020,telah mengirim dua film untuk mewakili Indonesia di APFF. Kedua film tersebutmasing-masing adalah Kucumbu Tubuh Indahku karya sutradara Garin Nugroho, dan film Ambu karya sutradara Farid Dermawan. (net/lin)