Waspada! KPU Bonceng TKA China Komunis di Pilpres 2024

Tarmidzi Yusuf. foto: jakartasatu.com

Oleh Tarmidzi Yusuf *

semarak.co-Ingat Sutiyoso. Pensiunan TNI. Bintang tiga Angkatan Darat. Gubernur DKI Jakarta 1997 hingga 2007. Gubernur di lima presiden (Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY). Terakhir sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ke-15 tahun 2015-2016.

Bacaan Lainnya

Sutiyoso yang akrab disapa Bang Yos bikin panas elit politik tertentu. Pasalnya Bang Yos berani bicara tentang tenaga kerja asing (TKA) asal China komunis. Sutiyoso menduga TKA China di RI tak akan kembali ke negaranya. “Saya intelijen, mereka bisa jadi mayoritas!” kata Bang Yos lantang bulan Mei 2022.

Masih menurut Sutiyoso, “Jadi kita harus waspada, saya jamin orang itu gak akan pulang ke negaranya. Kok kita gak sadar-sadar gitu, bukan apa-apa saya ini orang intelijen, bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, Sulawesi sampai Papua gak akan kembali ke sana (China),” tegas Bang Yos.

Tidak hanya Sutiyoso yang curiga. Publik sebenarnya sudah lama menaruh curiga. Ada agenda politik di balik maraknya jutaan TKA China Komunis yang membanjiri Indonesia 8 tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan jumlah TKA asal China yang bekerja di Indonesia sebanyak 42,82 ribu pekerja per Juni 2022.

Jumlah tersebut porsinya mencapai 44,34% dari total TKA yang bekerja di Tanah Air. Jumlah terbesar dibandingkan dengan TKA asal negara lainnya. Itu data resmi. Data tidak resmi lain lagi. Belum termasuk TKA China Komunis yang masuk ke Indonesia secara ilegal.

Data resmi sangat jauh jumlahnya dari jutaan jumlah TKA China yang disebut-sebut masuk ke Indonesia secara ilegal. Penyelundupan TKA China ditengarai melalui korporasi yang terafiliasi proyek strategis China yang ada di Indonesia.

Kecurigaan publik tentu saja ada alasannya. Kita masih ingat dengan kontroversi pemilih siluman Pilpres 2019. Ada sekitar 11 juta pemilih siluman yang sempat diungkap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi saat gugatan Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Sayangnya, dugaan 11 juta pemilih siluman tersebut tidak digubris oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Apalagi wacana kotak kardus kembali mengemuka untuk Pilpres 2024. Adalah Ketua KPU, Hasyim Asy’ari yang sempat diisukan memperoleh gratifikasi seks dari Hasnaeni Moein si Wanita Emas.

Hasyim Asy’ari menjelaskan alasan penggunaan kotak suara berbahan kardus di Pemilu 2024. Menurutnya, jika menggunakan kotak suara aluminium rawan untuk dicuri. Sebuah alasan yang sulit diterima akal sehat. Menguapnya dugaan gratifikasi seks Hasyim Asy’ari karena dilindungi oleh partai politik dan elit politik tertentu.

Mengesankan adanya Komisioner KPU titipan elit politik tertentu terkait dengan desain Ganjar-Erick menang Pilpres 2024. Aroma Pilpres 2024 aromanya semakin menyengat. Mulai dari kotak kardus, wacana perubahan sistem proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup hingga dugaan KPU membonceng TKA China untuk perolehan suara calon presiden tertentu yang didesain untuk menang.

Semoga kita makin waspada! Sesungguhnya lawan terberat rakyat di Pilpres 2024 selain KPU tidak independen dan profesional juga celah Pilpres settingan untuk memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.

Wallahua’lam bish-shawab.

Bandung, 8 Jumadil Tsani 1444/1 Januari 2023

*) Ketua Umum JABAR MANIES

 

sumber: Radar Aktual, Jan 1, 2023 di WAGroup FORUM UMMAT ISLAM

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *