Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentran) Viva Yoga Mauladi berterima kasih kepada Pemprov Lampung yang telah menjadi tuan rumah pelepasan 45 kepala keluarga (159 jiwa) calon transmigran ke Torire, Poso, dan Taramanu Tua, Polewali Mandar.
Semarak.co – Calon transmigrasi yang diberangkatkan ke Pulau Sulawesi itu tidak hanya dari Lampung, tapi juga Banten, Jakarta, dan Jawa Barat. Selain Lampung, Secara teleconference juga dilepas calon transmigran dari Jateng 19 kepala keluarga dan Jatim 16 kepala keluarga.
“Dulu Lampung adalah tujuan transmigrasi, sekarang menjadi asal transmigran. Perubahan status ini menunjukan pembangunan di Lampung membawa kemajuan terbukti menumbuhkan pusat-pusat ekonomi,” ujar Viva Yoga, dirilis humas usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Selasa malam (16/12/2025).
Pertumbuhan ekonomi berdampak wilayah yang dulunya kosong tak berpenghuni menjadi tempat berbagai aktivtas ekonomi, sosial, budaya manusia dari berbagai latar belakang. Transmigrasi menjadi dinamika pembangunan. “Dinamika yang membuat pembangunan terus bergerak dan berkembang sesuai kemajuan jaman,” ujarnya.
Diungkap Viva Yoga, transmigrasi dengan tujuan Lampung sudah dilakukan pada masa kolonialisme Belanda tahun 1905. Sebanyak 155 orang dari Kedu, Jawa Tengah, diberangkatkan di Gedong Tataan sebagai pekerja perkebunan.
Apa yang dilakukan Belanda dilanjutkan pemerintahan Soekarno, Suharto, dan pemerintahan selanjutnya. “Transmigrasi pertama pada masa Presiden Sukarno pada 1950 lokasi tujuan juga di Lampung,” ujar Viva Yoga.
Dalam era Presiden Prabowo Subianto, transmigrasi memiliki paradigma baru. Saat ini transmigrasi tidak hanya sekadar memindahkan peduduk namun lebih berorientasi pada menciptakan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan transmigran dan masyarakat yang menempati kawasan transmigrasi.
Transmigrasi disebut bukti negara hadir di tengah masyarakat. Dengan memberikan lahan seluas satu hingga dua hektare, jaminan hidup satu tahun, serta pembinaan dan monitoring selama lima tahun diharapkan program ini mampu mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan.
“Program transmigrasi merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan”, tuturnya.
Sukses program transmigrasi inilah membuat kepala daerah ingin wilayahnya dijadikan kawasan transmigrasi. “Ada 50 bupati yang mengajukan wilayahnya dijadikan kawasan transmigrasi”, ungkapnya. (ARW/SMR)





