Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyatakan, konsep quality tourism atau pariwisata berkualitas menjadi pendekatan efektif membenahi sektor pariwisata agar semakin berdampak positif bagi masyarakat.
Semarak.co – Dia menyatakan, pariwisata berkualitas bukan berarti hanya menyasar segmen tertentu saja. Tetapi bagaimana berbenah lebih dalam sehingga wisatawan yang datang bisa mendapatkan pengalaman berwisata yang berkualitas melalui lingkungan yang sehat, tempat yang aman dan nyaman.
“Selain itu juga berhubungan dengan masyarakat lokal dengan baik, serta kemampuan untuk menghormati masyarakat lokal,” ujar Ni Luh Puspa pada kuliah umum di Universitas Mahendradatta Bali, dirilis humas melalui WAGroup Siaran Pers Kemenpar2, Minggu (22/6/2025).
Menurutnya, quality tourism mencakup makna yang luas. Ini bukan hanya tentang jumlah kunjungan, tetapi bagaimana daya saing destinasi dapat memberikan pengalaman yang unik, bernilai tinggi, dan berkelanjutan bagi wisatawan.
Ia menyoroti pemahaman keliru terkait pariwisata berkualitas yang sering dikaitkan hanya dengan wisatawan berpengeluaran tinggi. Padahal, tren global pasca-pandemi COVID-19 telah mengubah preferensi wisatawan, yang kini lebih mengutamakan pengalaman yang personal, bertanggung jawab, dan ramah lingkungan.
Wisatawan kini memilih mencari ketenangan, menjauhi keramaian, dan tertarik dengan destinasi tersembunyi. Konsep ini sejalan dengan prinsip ekonomi pariwisata baru: low touch, hygiene, less crowd, dan low mobility.
“Keempat prinsip ini yang kemudian memperkuat bahwa quality tourism adalah suatu keniscayaan. Ini bukan lagi opsi bagi pemerintah, bagi pelaku industri pariwisata, tapi ini adalah sesuatu yang sudah harus kita lakukan bersama-sama,” kata Wamenpar.
Pemerintah telah mencanangkan pondasi pengembangan pariwisata berkualitas. Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Program Pembangunan (PP) yang perlu dicapai dalam lima tahun mendatang adalah pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Mencapai tujuan tersebut, Kemenpar telah menetapkan sejumlah fokus program di tahun ini. Yakni mulai dari Gerakan Wisata Bersih, sebagai sebuah aktivasi gerakan untuk membangkitkan kepedulian bersama terhadap permasalahan sampah dan kebersihan di destinasi.
Selanjutnya adalah Tourism 5.0 yang mendorong digitalisasi pariwisata dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran yang lebih luas dan berkualitas, untuk menyasar target market secara efektif.
Ketiga adalah Pariwisata Naik Kelas. Program ini mendorong kualitas pariwisata lewat pengembangan wisata minat khusus, seperti gastro tourism atau kuliner, marine tourism atau wisata bahari, dan wellness tourism.
Kemenpar memiliki program mendukung penyelenggaraan Karisma Event Nusantara (KEN). Berdasarkan kajian, KEN pada 2024 mampu meningkatkan produksi barang dan jasa hingga Rp256,1 miliar dan berkontribusi kepada PDB sebesar Rp238,2 miliar, serta perputaran uang mencapai Rp13,57 triliun.
“Karena event ini multiplier effectnya luar biasa. Perputaran ekonomi pada Pesta Kesenian Bali tahun 2024 misalnya, pelaksanaannya yang sebulan penuh memberikan dampak ekonomi yang signifikan mencapai sekitar Rp192,3 miliar bagi Kota Denpasar dan sekitarnya,” ujar Ni Luh Puspa.
Fokus program terakhir adalah pengembangan Desa Wisata. Yakni meningkatkan kualitas dan kuantitas lebih dari 6.000 desa wisata di seluruh Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
Secara statistik, pariwisata telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melonjak dari 1,6 juta pada 2021 menjadi hampir 14 juta pada 2024.
Meskipun belum melampaui kunjungan seperti sebelum masa pandemi yang mencapai 16,1 juta kunjungan, ini tetap sebuah lompatan besar yang menunjukkan pulihnya kepercayaan global terhadap destinasi di tanah air.
Kemudian, pergerakan wisatawan nusantara terus menunjukkan tren positif, dengan lebih dari 1 miliar perjalanan tercatat sepanjang 2024. Angka ini melampaui capaian pra-pandemi yang berada di angka 722,2 juta perjalanan.
“Ini menandakan pemulihan yang kuat dan cepat sekaligus menegaskan bahwa pasar domestik adalah tulang punggung pariwisata nasional. Target pariwisata tahun ini adalah 14,6 juta hingga 16,0 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 1,08 miliar perjalanan wisatawan nusantara,” sambungnya.
Dari sisi ekonomi, sektor pariwisata ditargetkan menyumbang devisa sebesar 19,0 hingga 22,1 miliar dolar AS, serta berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 4,6 persen, atau setara dengan Rp1.118,6 triliun. Pada 2024, kontribusi pariwisata terhadap PDB mencapai 4,04 persen dan penerimaan devisa mencapai 16,71 miliar dolar AS.
Pesta Kesenian Bali Kembali Memukau
Pesta Kesenian Bali (PKB) kembali memukau. Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyebut PKB sebagai ruang ekspresi yang hidup bagi seniman Bali, khususnya generasi muda, sekaligus magnet bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri.
“PKB menjadi ruang ekspresi kesenian dan kreativitas orang Bali dan kita lihat banyak sekali anak muda. Ini adalah satu hal yang perlu kita apresiasi,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
PKB sendiri merupakan salah satu event budaya unggulan yang rutin masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata. Artinya, jadwal penyelenggaraan PKB sudah bisa diantisipasi wisatawan setiap tahun.
“Pesta Kesenian Bali juga masuk dalam Karisma Event Nusantara, (bahkan) setiap tahun masuk dalam KEN. Jadi setiap tahunnya wisatawan sudah bisa mengagendakan di tanggal berapa harus ke Bali untuk bisa menyaksikan Pesta Kesenian Bali,” ujar Wamenpar.
PKB, menurut Wamenpar, juga memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian masyarakat. Perputaran ekonomi pada Pesta Kesenian Bali tahun 2024 misalnya, pelaksanaannya yang sebulan penuh, memberikan dampak ekonomi mencapai sekitar Rp192,3 miliar bagi Kota Denpasar dan sekitarnya.
Selain itu, okupansi hunian penginapan di sekitar venue kegiatan naik sebesar 2% dibandingkan hari-hari normal. “Jadi ini sangat baik karena langsung dirasakan masyarakat,” katanya.
Wamenpar mendorong PKB agar dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain dalam menyelenggarakan event seni budaya. “Pemerintah pusat, pemerintah daerah, juga masyarakat harus selalu mendukung teman-teman untuk bisa hadir menunjukkan kreativitasnya,” ujarnya.
PKB 2025 berlangsung pada 21 Juni hingga 19 Juli 2025 dan melibatkan 20 ribu seniman dengan ratusan sajian seni. Selain parade budaya, penyelenggaraan PKB 2025 diisi dengan penampilan seniman dari berbagai negara melalui ajang Bali World Culture Celebration (BWCC). (hms/smr)