Selama dua dekade, Duta Bahasa telah melahirkan ribuan generasi muda yang menjadi garda depan pemartabatan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguatan citra bahasa Indonesia di dunia internasional.
Semarak.co – Melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menegaskan bahwa kiprah Duta Bahasa sudah nyata memberikan kontribusi.
“Hari ini kita tidak hanya berbicara tentang harapan, melainkan juga melihat aksi. Duta Bahasa di berbagai provinsi telah membuktikan diri dengan karya nyata, mulai dari pendokumentasian bahasa daerah hingga penguatan literasi digital,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Minggu malam (14/9/2025).
Lebih lanjut, Imam menekankan bahwa keberhasilan pemartabatan bahasa bukan semata tanggung jawab pemerintah, tetapi hasil kolaborasi. Para Duta Bahasa, menurutnya, telah menjadi contoh bagaimana generasi muda mampu membawa isu kebahasaan ke tengah masyarakat.
“Perjuangan mereka adalah bukti bahwa bahasa Indonesia tidak hanya hidup di kelas atau peraturan, tetapi juga tumbuh di komunitas, media sosial, bahkan ranah internasional. Bahasa Indonesia kini hadir di ruang yang semakin luas berkat peran generasi muda, Duta Bahasa,” tambahnya.
Dengan capaian yang sudah terbukti, Badan Bahasa optimistis Pemilihan Duta Bahasa Nasional akan terus melahirkan generasi muda yang siap menjadi teladan di ruang publik, pelopor literasi, sekaligus duta bangsa di kancah global. “Kita sudah berada di jalur yang tepat. Duta Bahasa adalah wajah generasi muda Indonesia yang beraksi, bukan sekadar berjanji,” tutup Imam.
Wamendikdasmen Atip: Duta Bahasa Generasi Penjaga Martabat Bahasa
Malam Penganugerahan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2025 menjadi panggung kebanggaan bagi 31 pasang finalis dari seluruh provinsi di Indonesia. Mereka hadir sebagai wajah muda bangsa yang membawa misi penting, yaitu menumbuhkan kepedulian, kecintaan, sekaligus kebanggaan pada bahasa dan sastra Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat, menyampaikan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cermin peradaban bangsa.
“Bahasa Indonesia sudah digunakan oleh hampir 280 juta orang dan keberadaannya menjadi representasi peradaban yang makin dewasa. Namun, perkembangan bahasa akan selalu ditentukan oleh capaian kita dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.
Dia mengingatkan para Duta Bahasa agar menjadi teladan dalam mengamalkan Trigatra Bangun Bahasa, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. “Kalau itu bisa dilaksanakan dengan baik, bahasa Indonesia akan makin tumbuh, berkembang, dan mendunia,” tambahnya.
Dengan semangat persatuan dan kebinekaan, para Duta Bahasa Nasional Tahun 2025 diharapkan menjadi wajah baru bagi diplomasi bahasa Indonesia yang mampu menyapa dunia tanpa kehilangan jati diri bangsa serta menebarkan kebanggaan bahwa bahasa Indonesia sanggup menjadi bahasa yang hidup, dinamis, dan berdaya saing.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, menegaskan tujuan ajang ini untuk memilih generasi yang mampu melaksanakan tugas pemasyarakatan kepedulian, kecintaan, dan kebanggaan pada bahasa serta sastra Indonesia.
“Mereka juga diharapkan dapat melestarikan bahasa daerah dan meningkatkan perannya sebagai generasi pejuang bangsa,” ujarnya pada acara yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Badan Bahasa, Jumat (12/9).
Ia menambahkan, keberadaan Duta Bahasa tidak hanya berhenti pada seremoni semata, tetapi juga membawa semangat Trigatra Bangun Bahasa dalam pengutamaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, dan penguasaan bahasa asing.
Sebelum mencapai malam puncak, para finalis telah melewati rangkaian pembekalan sejak 20—23 Agustus 2025 secara daring, lalu dilanjutkan dengan penilaian luring pada 8—12 September 2025. Dalam proses ini, mereka mendapat arahan langsung dari para pakar kebahasaan, praktisi wicara publik, hingga tokoh sastra.
“Kami harapkan mereka mampu meningkatkan jejaring kerja sama karena yang terpilih adalah putra-putri terbaik dari seluruh provinsi. Mereka akan berbagi pengalaman, praktik baik, dan wawasan dalam rangka pembinaan, pelindungan, dan pengembangan bahasa,” tutur Hafidz.
Penilaian dalam Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional mencakup beragam aspek, mulai dari kemampuan berbahasa asing, teknik wicara publik, penyusunan konten, penulisan artikel, penampilan talenta, penyusunan dan presentasi krida kebahasaan dan kesastraan, hingga tes kepribadian dan psikologi.
Dari proses panjang tersebut, dipilih sepuluh terbaik dan satu pasangan favorit yang dinobatkan sebagai pemenang dalam Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2025. Dalam malam penganugerahan yang penuh kehangatan, pasangan dari Provinsi Bali berhasil meraih predikat Terbaik I.
I Komang Astama Wiguna dan I Gusti Ayu Chintya P. tampil memukau dengan penguasaan bahasa, keanggunan sastra, serta gagasan segar dalam memajukan literasi. Keduanya menjadi representasi generasi muda Bali yang bangga dan cakap dalam berbahasa Indonesia sekaligus berbahasa daerah.
Sementara itu, pasangan Terbaik II diraih Jawa Timur melalui Akhdan Muhammad dan Nursan’ah Almasta. Keduanya menginspirasi lewat komitmen dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia dan memperkaya jejaring kebahasaan di tingkat nasional.
Predikat Terbaik III diberikan kepada Dimas Cahya Ramadhan dan Shabrina Yasmin dari DKI Jakarta. Penampilan mereka mencerminkan keberagaman ibu kota sekaligus kekuatan anak muda dalam menyampaikan ide-ide inovatif mengenai pelestarian bahasa dan sastra.
Selain tiga besar, berbagai pasangan finalis dari provinsi lain juga menorehkan prestasi membanggakan dengan menampilkan karya dan gagasan yang sarat makna. Seluruh finalis dipandang sebagai Duta Bahasa yang akan terus menggelorakan Trigatra Bangun Bahasa di lingkungannya masing-masing. (hms/smr)





