Stunting bukan sekadar persoalan gizi tapi cermin kualitas sumber daya manusia kita di masa depan. Jika anak-anak kita tumbuh tidak optimal, maka daya saing bangsapun akan melemah. Pemerintah telah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai agenda prioritas nasional.
Semarak.co – Namun jika penurunan stunting menjadi tugas bersama, bukan hanya pemerintah. Demikian Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria dalam rapat antar kementerian/lembaga dalam upaya percepatan penurunan stunting di desa, di Jakarta, Selasa (16/9/2025)
“Karena itu, keberhasilan kita menurunkan stunting adalah investasi terbesar untuk menyiapkan generasi emas Indonesia 2045,” kata Riza Patria dirilis humas Kemendes PDT usai acara melalui WAGroup Media Kemendesa 2025, Rabu (17/9/2025).
Selain program dari Kementerian Desa menggalakkan Kolaborasi OCTAHELIX, yaitu keterlibatan semua unsur bangsa dari mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai padaentitas tekhnologi dan inovasi. A Riza berharap di setiap desa di Indonesia yang berjumlah 75.256 menjadi basis solusi.
Melalui program Investing in Nutrition and Early Years (INEY), penguatan kader, dan pemanfaatan data desa, Indonesia sudah punya fondasi. Olehnya, pada pertemuan tersebut, dapat didorong sinergi ousat dan daerah serta komitmen dalam rangka peningkatan implementasi dan pencegahan stunting.
“Di antaranya dengan optimalisasi pemanfaatan electronic Human Development Worker (e-HDW). Menempatkan pencegahan stunting sebagai prioritas, termasuk pembangunan sarana kesehatan dan sanitasi serta penguatan koordinasi TPPS di semua tingkatan, dari pusat, provinsi, kabupaten, hingga desa,” kata Ariza.
Selain itu, harus ada kolaborasi lintas sektor kesehatan, pendidikan, pangan, sosial, hingga infrastruktur yang benar-benar menyatu dalam konvergensi. Berdasarkan hasil data perkembangan jumlah desa yang melakukan konvergensi, Ariza berharapa data itu jadi perhatian dan harus segera ditindaklanjuti.
Ariza tidak ingin rapat ini berhenti pada diskusi, melainkan menghasilkan Rencana Tindak Lanjut (RKTL) yang nyata, dapat diimplementasikan, dan berdampak langsung bagi percepatan penurunan stunting di desa.
“Pencegahan dan percepatan penurunan stunting bukanlah pekerjaan mudah. Namun, saya percaya bahwa dengan kerja bersama, koordinasi yang erat, dan komitmen yang kuat, kita mampu memperbaiki capaian yang masih rendah di Triwulan II, dan mendorong peningkatan signifikan di Triwulan III dan IV,” kata A Riza. (hms/smr)