Wamen Viva Yoga Dorong Generasi Muda Aktif Beroganisasi dan Terjun ke Dunia Politik

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, saat memberi materi dalam Latihan Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tingkat Nasional yang dikemas dalam Parlemen Pelajar 2025 di Depok,

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mendorong generasi muda aktif berorganisasi baik organisasi dalam maupun luar sekolah. Hal demikian penting sebab pengetahuan kepemimpinan dan kemasyarakatan tidak diperoleh di bangku sekolah.

Semarak.co – Ungkapan demikian disampaikan saat dirinya memberi materi dalam Latihan Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Tingkat Nasional yang dikemas dalam Parlemen Pelajar 2025, di Depok, 24 hingga 27 April 2025.

Bacaan Lainnya

“Saat kuliah, ikut organisasi juga sangat penting. Ilmu tentang kepemimpinan dan kemasyarakatan yang diperoleh dari organisasi tak bisa diserap dalam waktu yang singkat,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Minggu (27/4/2025).

Bila aktif berorganisasi, generasi muda tak hanya memperoleh ilmu yang tidak ada di bangku sekolah atau kuliah namun ia juga akan bertemu dengan berbagai tokoh politik maupun masyarakat.

Meski demikian, diingatkan Viva Yoga, menjadi aktivis itu berat dan penuh tantangan. Saat pelajar atau mahasiswa lain santai atau main media sosial, harus diskusi, rapat, membahas program kerja. Tak hanya itu, aktivis akan menjadi manusia yang asing di lingkungannya.

“Karena pikirannya out of the box. Pikiran out of the box inilah membuat pelajar atau mahasiswa kerap diskusi berbagai masalah mulai dari filsafat, politik, ideologi, ekonomi, dan agama,” ujar Viva Yoga.

Meski mendorong generasi muda aktif berorganisasi, namun Viva Yoga  juga mengingatkan agar mereka tetap tekun dan serius dalam belajar baik di sekolah maupun kuliah. Bila kuliah di fakultas hukum maka harus mampu memahami ilmu-ilmu hukum.

Demikian pula saat kuliah di fakultas ekonomi, kedokteran, teknik, maupun fakultas dan jurusan lainnya. “Ilmu-ilmu yang bersifat fakultatif inilah yang akan meniadi dasar dalam kehidupan untuk mencari kerja”, ucapnya.

Untuk menambah wawasan keilmuan, diharap pelajar dan mahasiswa juga berpikir holistik komprehensif. Caranya dengan membaca berbagai macam buku di luar fakultatifnya seperti buku tentang ideologi, politik, ekonomi, agama, dan lain sebagainya.

Modal yang didapat dari sekolah, kuliah, dan berorganisasi inilah yang menjadi bekal bila mau menjadi politisi dan masuk partai politik. “Nah selama ini orang masuk partai politik niatnya macam-macam”, ungkapnya. “Ada yang niatnya pragmatis, ada pula niatnya memperjuangkan kepentingan rakyat”, tambahnya.

Hadirnya partai menurut pria asal Lamongan, Jawa Timur, itu wujud di Indonesia ada demokrasi. Tidak ada negara demokrasi tanpa partai politik. Sebagai negara demokrasi, di sini orang atau masyarakat bebas mendirikan partai. (hms/smr)

Pos terkait