Walau Sawah Tadah Hujan, Hasil Panen Melimpah dengan Sumur Suntik

Para petani memerkan teknologi sumur suntik dalam mengatasi kekurangan air. foto: dok pri

Lahan pertanaman padi milik Kelompok Tani (Poktan) Karya Mulya I, Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, merupakan sawah tadah hujan dengan sumber air yang jauh dan debit air yang minim.

Hasil panen poktan tersebut dengan kondisi minim seperti di atas rata-rata maksimal hanya 5 ton  per hektar (ha). Setiap kali panen, hasilnya tidak mampu menutupi biaya usaha tani yang dikeluarkan selama satu musim tanam.

Kasubdit Penanganan Dampak Iklim Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan)  Baskoro Sugeng Wibowo mengatakan, penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) dengan paket teknologi sederhana berupa sumur suntik merupakan teknologi yang tepat bagi petani untuk menghadapi ancaman kekeringan.

Pasalnya, paket sumur suntik tersebut melalui bantuan pemerintah dengan anggaran yang berasal dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Sumur suntik dibuat sebanyak lima unit untuk mengairi 10 ha lahan padi dengan bantuan pompanisasi air dan selang buang dari sumur ke lahan pertanian.

“Sarana yang diperlukan untuk pembuatan sumur suntik yaitu paralon, selang, elbo, lem paralon, selang paralon/selang buang dan mesin pompa,” ungkap Baskoro dalam rilisnya, Selasa (6/11).

Sumur suntik sebagai teknologi alternatif pengairan yang dapat mengairi puluhan hektar sawah dirasakan sangat bermanfaat bagi Poktan Karya Mulya I. Sejak adanya bantuan pemerintah tersebut, hasil panen poktan Karya Mulya I meningkat menjadi rata-rata 7-8 ton per ha.

“Sumur suntik dirasakan sangat membantu dalam penanganan kekeringan pada lahan pertanaman padi mereka. Penerapan teknologi Sumur suntik yang dibarengi dengan penggunaan varietas yang tahan kekeringan serta pengamatan yang rutin merupakan faktor pendukung peningkatan hasil panen,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Baskoro, melalui kegiatan PPDPI dapat memberi motivasi kepada petani untuk lebih mandiri dalam beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim utamanya kekeringan.

Ke depannya diharapkan keberhasilan Poktan tersebut dengan aplikasi teknologi sumur suntik dapat menularkan semangat berusaha tani kepada poktan lain disekitarnya walaupun dengan kondisi pertanaman yang pengairannya tidak optimal,” pungkas Baskoro. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *