Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol (Ancol) melaporkan kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kerugian sebesar Rp146,37 miliar selama semester I -2020.
semarak.co– Direktur Keuangan Ancol Hari Sundjojo menjelaskan laba bersih perusahaan turun hingga 306 persen jika dibanding periode sama 2019. Atau sebesar positif Rp71,22 miliar.
“Selain itu, pendapatan usaha tercatat turun 58 persen per 30 Juni 2020 sebesar Rp254,21 miliar, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp607,89 miliar,” ungkap Hari pada paparan publik secara daring (dalam jaringan) atau online di Jakarta, Senin (24/8/2020).
Dari segi aset, lanjut Hari, perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 10% yakni dari Rp4,09 triliun pada 31 Desember 2019 menjadi Rp4,5 triliun per 30 Juni 2020.
Demikian pula liabilitas yang meningkat 29% dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,5 triliun pada periode yang sama. Sementara dari segi ekuitas, terjadi penurunan dari Rp2,1 triliun menjadi Rp2,0 triliun.
Sementara itu Direktur Utama Ancol Teuku Sahir Syahali mengatakan lini bisnis perusahaan masih fokus pada pengembangan pariwisata sebagai pusat rekreasi dan hiburan terpadu dan terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, Ancol merupakan perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) dengan kepemilikan saham 72%, PT Pembangunan Jaya 18,01%, dan 9,99% saham dimiliki masyarakat. (net/pos/smr)