Presiden Chile Gabriel Boric mempertimbangkan keinginannya untuk mengajukan undang-undang (UU) melarang impor barang yang diproduksi di pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina. Boric juga mendukung Spanyol yang berencana menerapkan embargo senjata terhadap Israel.
Semarak.co-Dalam pidatonya, Boric mengecam serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyerukan agar semua sandera yang ditahan kelompok perlawanan Palestina itu dibebaskan. Boric menekankan bahwa kebijakannya menargetkan pemerintahan genosida, bukan orang Israel.
“Kita tidak bisa terus menerus membiayai kematian anak-anak,” kata Boric di depan parlemen di Valparaiso, Ahad (1/6/2025) seperti dilansir republika.co.id melalui laman berita msn.com, Senin (2/6/2025).
Menanggapi pernyataan itu, Duta Besar Israel untuk Chile Gil Artzyeli memperingatkan bahwa boikot yang diusulkan Boric bisa memicu sanksi perdagangan, terutama dari Amerika Serikat.
Namun, Boric menyatakan pendiriannya didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, bukan karena alasan perdagangan. “Ini bukan soal perdagangan, tetapi masalah prinsip dan keadilan. Mengritik pemerintah Israel bukanlah sikap antiYahudi. Kami mengkritik tindakan, bukan orang,” tepis Boric.
Rencana terbaru Boric itu muncul setelah dia baru-baru ini menarik atase militer Chile dari Israel sebagai protes terhadap krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina. Ketegangan antara pemerintah Chile dan Israel muncul pertama kali pada September 2022.
Ketika di mana Boric menolak menerima Duta Besar Israel yang akan menyerahkan surat kepercayaan. Ketegangan itu meningkat pada November 2023, ketika Boric memanggil pulang Duta Besar Chile di Israel untuk berkonsultasi menyusul pengeboman kamp pengungsi Palestina.
Pada April 2025, Boric menolak keikutsertaan Israel dalam pameran International Air and Space Fair (Fidae) yang ditafsirkan oleh Israel sebagai sanksi politik. Pemerintah Chile juga menyatakan dukungannya pada Afrika Selatan yang menggugat Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). (net/rep/smr)