Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai tak masalah jika ada anggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak suka dengan calon presiden (capres) Anies Baswedan. Menurut SBY, tidak ada yang boleh melarang dan tak menyalahkan Jokowi jika memang benar tidak suka dengan Anies Baswedan.
semarak.co-Yang jadi persoalan apabila cara yang dipilih pihak Presiden Jokowi untuk mencegah Anies menjadi capres di pemilihan presiden (pilpres) 2024 itu bertentangan dengan etika seorang Presiden dan apalagi kalau masuk ke wilayah penyalahgunaan kekuasaan.
“Jikalau Presiden Jokowi juga bekerja secara politik agar Pak Anies tidak bisa menjadi capres dalam Pilpres 2024, itupun tidak melanggar hukum. Karenanya, tidak salah kalau pihak beliau mengatakan bahwa langkah-langkah itu tidak melanggar undang-undang. Ya politik memang begitu,” kata SBY dalam buku Presiden 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi karya SBY halaman 13 dikutip merdeka.com, Senin (26/6/2023).
Dilanjutjukan SBY, “Misalnya, dicari-cari kesalahan Anies Baswedan secara hukum, dan akhirnya dijadikan tersangka atas pelanggaran hukum tertentu. Kalau memang secara hukum Anies terbukti bersalah, rakyat bagaimanapun mesti menerimanya.”
Tetapi, lanjut dia, kalau sebenarnya tidak bisa dibuktikan secara hukum bahwa ia bersalah, maka hal ini akan menjadi kasus yang serius. Namun, SBY tidak ingin membahas dampak secara sosial, politik dan keamanan jika itu terjadi.
“Saya hanya ingin menyoroti dari sisi etika dan hukum. Kalau memaksakan seseorang untuk menjadi tersangka pelanggaran hukum, padahal tidak bisa dibuktikan secara mengesankan (no strong evidence), ini sebuah penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power,” kata SBY dilansir merdeka.com – Senin, 26 Juni 2023 15:25.
Apalagi, kata dia, utamanya kalau memang ada tangan-tangan kekuasaan yang bermain. Masalah akan menjadi sangat serius kalau secara pribadi Presiden Jokowi memang terlibat dalam hal ini. “Sebagai seorang sahabat, saya sungguh berharap beliau tidak melakukannya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercuit soal mimpinya. SBY yang mantan Presiden ke-6 RI bermimpi soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang juga mantan Presiden ke-5 RI.
SBY mencuitkan hal tersebut di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, Senin siang (19/6/2023). Cuitan ini disampaikan langsung oleh SBY karena diberi tanda *SBY*. Dalam cuitannya, SBY bermimpi suatu hari nanti Jokowi mendatanginya ke Cikeas. Dia dan Jokowi lalu menjemput Megawati di kediamannya untuk selanjutnya berangkat ke Stasiun Gambir.
“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” kata SBY dilansir detik.com, Senin, 19 Jun 2023 15:02 WIB melalui laman berita msn.com, Selasa 920/6/2023).
Mimpi itu berlanjut dengan ketiganya sudah ditunggu Presiden ke-8 RI di Stasiun Gambir. Sang presiden yang akan dipilih di 2024 ini kemudian berbincang-bincang sebelum memberikan tiket kereta api untuk ketiga tokoh tersebut.
“Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” kata SBY.
SBY, Jokowi, dan Megawati, dalam cuitan SBY, selanjutnya naik kereta api dan menyapa rakyat sepanjang perjalanan. Kereta api tersebut ternyata berhenti di Solo dan ketiganya berpisah ke tempat tujuan masing-masing.
“Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan,” kata SBY.
Dilanjutkan ayah kandung dari Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimutri Yudhoyono (AHY) bahwa, “Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno.” (net/mdc/dtc/smr)