Universitas Pamulang (Unpam) menggelar syukuran kampus III-nya di kawasan Viktor Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (17/11) siang tadi. Gedung ini merupakan pengembangan kampus sebelumnya, yang sejak dua tahun dengan menelan biaya Rp 500 miliar dan saat syukuran masih belum selesai 100%. Namun ini dilakukan karena desakan jumlah mahasiswa yang terus membludak tiap tahunnya.
Rektor Unpam Dayat Hidayat mengatakan, syukuran yang menghadirkan 1000 lebih undangan ini wujud dari rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah untuk lembga Unpam, Yayasan Sasmita Jaya pada umumnya. Ini sengaja dilakukan sebgai bentuk syiar bahwa syukur itu harus dibuka atau diperlihatkan. Ini sekaligus bentuk penyerahan gedung pihak yayasan kepada pengelola kampus atau rektorat.
“Alhamdulillah semua stake holders bisa datang, termasuk para pendukung Unpam seperti Bank DKI. Mereka perwakilan dari guru-guru SMK, STIKes, STIMIK, Klinik, Unpam, dosen-dosen, dan lain-lain. Paling pokok ini Yayasan Sasmita Jaya Group,” ujar Dayat di sela acara.
Kampus III ini, lanjut Dayat, pengembangan dengan kapasitas 50 ribu mahasiswa lebih. Sehingga menampung kelebihan mahasiswa yang di kampus sebelumnya. Tak jauh dari kampus III. “Di kampus lama, sudah over capacity. Jadi supaya tidak penuh sesak karena tidak bisa menampung, nanti di sana cukup 50 ribu mahasiswa dan di atas 50 ribu lagi di sini (kampus III). Setelah ini, Unpam sudah menyiapkan untuk pengembangan baru. Ada lahan 160 hektar di Serang, Banteng. Jadi ini masih proses, termasuk kampus III ini tampak belum selesai 100 persen,” katanya.
Sementara ini, rinci Dayat, kampus III melayani Fakultas Teknik, Sastra, MIPA, dan FKIP. Apalagi kampus III ini terbilang megah dan mewah. Ada sembilan lantai, delapan untuk proses pembelajaran dan satu untuk auditorium. Auditorium lebih besar dan mewah dengan fasilitas profesioal dan standar wisuda, seperti LCD, sounsistem, dan tata letaknya. Fasilitas umum sebagai kampus, laboratorium lebih lengkap dan lebih besar dari sebelumnya. “Ini lebih matang persiapannya dan prosesnya cukup lama,” ujarnya.
“Kami akan menggelar wisuda perdana di auditorium ini, pada 14 Desember 2017 nanti. Sebanyak seribu mahasiswa yang diwisuda. Dengan adanya auditorium ini, tidak otomatis menutup auditorium yang selama ini sudah dipakai untuk wisuda. Tergantung jumlahnya. Kalau lebih sedikit atau sebanyak 500 wisudawan, maka di kampus III,” ungkapnya.
Dayat berharap gedung ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat tanpa target apa pun. Karena jumlah mahasiswa selalu datang sendiri, setiap tahun minimal 20 ribu pendaftar dari semua gedung. Jadi nanti tidak khawatir menampung 100 ribu mahasiswa di tahun mendatang.
Ketua Yayasan Sasmita Jaya H Darsono mengatakan, auditorium tempat syukuran di kampus III ini belum diberi nama. Karena itu, dia meminta Ketua Kopertis IV Wilayah Jabar Banten, Prof Uman Suherman untuk memberikan namanya biar berkah. “Yayasan sebagai pendiri semua bidang pendidikan berhasil membangun gedung ini, maka semua diundang untuk sama-sama mendoakan agar apa yang kita bangun membawa berkah dan kesejahteraan,” imbuh Darsono dalam sambutannya.
Untuk kegiatan pendidikan, pihaknya mengakui banyak kekuarang-kekurangan. “Kami percaya, sebagus apa pun manajemen dan sehebat apa pun kualitasnya, kalau tidak dapat ridho Allah, tidak akan jadi apa-apa. Maka harus pandai-pandai mensyukuri. Dulu yayasan tidak punya modal membangun SMA, tapi sekarang malah SMA kita terbesar dengan lima ribu lebih pelajar di Tangsel. Dulu tidak punya tanah mau bangun gedung universitas, tapi sekarang malah terus berkembang gedung-gedungnya tersebar,” ujarnya.
Jadi, kata Darsono, modalnya hanya niat dan ikhlas. “Kami punya niat untuk pemerataan pendidikan dengan konsep yang terjangkau. Karena dengan pendidikan akan terbebas dari kebodohan dan sekaligus kemiskinan. Kami sadari, tidak cukup besar, tapi juga bagus atau berkualitas. Tidak saja fasilitas, tapi juga SDM. Utamanya dosen-dosen. Untuk mengejar semua itu, kami memakai skala prioritas dengan pertimbangan kemampuan mengelola pendidikan,” kilahnya.
Untuk mengejar rasio dosen, Darsono mengaku telah menyekolah dosen-dosen untuk dapat gelar S3 atau Doktoral. “Kami berharap sudah bisa panen, April 2018 nanti. Jadi rasio 54 ribu mahasiswa sudah terpenuhi dengan dosen-dosen baru lulus kami,” paparnya.
Dalam sambutannya Dayat kaget atas pembangunan Unpam. Dia bareng Darsono sejak 1995, dan sejak itu terus melakukan pembangunan bahkan belum selesai sudah terpaksa di pakai seperti kampus III ini. “Saya berpesan kepada semua dosen, karyawan Unpam, dan semua yang terlibat di dalam lingkungannya, agar bersyukur kepada Allah agar ikhla bekerja dan berdoa pada Allah agar senantiasa mampu menjaga dengan aktifitas pemeliharaan dengan baik. Bentuk ungkapan rasa syukur kita, utamanya memelihara dan menjaga semua yang diberikan Allah,” tutupnya.
Ketua Kopertis IV Wilayah Banten Jabar Prof Uman Suherman menegaskan, keberadaan sekolah milik Yayasan Sasmita Jaya ini diyakini keberkahan yayasan sekaligus pemerintahan Tangsel. “Saya berpesan, pertama tanamlah empati atas berkah dan anugerah Allah pada jerih payah selama ini. Untuk itu, kewajiban kita memeliharanya,” tandasnya.
“Jangan sampai ada kalimat orang luar, gedungnya saja bagus. Tapi dalamnya parah. Ada corat coret atau bau toiletnya ke mana-mana,dan sepi kegiatan. Ini sekaligus pesan kedua yang menyangkut nilai-nilai Islam. Di mana Islam memperhatikan kebersihan. Jadi semua harus punya tanggung jawab bersam,” pintanya Prof Uman yang sebelumnya bertindak jadi khatib shalat Jumat.
Islam, kata dia, punya komitmen dan tanggungjawab cirinya. Islam itu cinta kebersihan, kejujuran, tanggungjawab, dan integritas. “Jaga bangunan ini sebagai bentuk wujud mimpi kita semua. Pesan saya pada para dosen muda, jangan memulai sesuatu dengan mengitung dari 10, tapi awali dari nol. Tidak mungkin cita-cita tercapai tanpa memulai dari yang sederhana dan kecil-kecil dulu,” tuntasnya. (lin)