Governance and Corporate Affairs Director & Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso enggan menyebutkan kisaran peningkatan kapasitas masing-masing pabrik tersebut. “Ada 9 pabrik dan belum tambah pabrik baru.Kapasitas terpasang pabrik beda-beda. Tergantung masing-masing pabrik,” kata dia saat pembukaan perdagangan bursa di Jakarta, Rabu (11/12-2016).
Pada tahun ini, lanjut dia, perseroan tengah menyiapkan 40 produk baru. Tetapi dari sejumlah produk tersebut ada yang direlounching ulang. Seperti halnya produk sampo berupa perubahan packaging. Sementara mengenai modal kerja, kata dia akan dianggarkan 150 juta euro. Dana tersebut kata dia akan diambil dari kas internal. Bila tidak memungkinkan akan diambil dari jalur lain. “Kita akan pinjam ke financial institusi, tapi sementara kita pakai kas internal untuk penguatan belanja modal,” jelas dia.
Selain itu, sambung dia, saham perseroan melambung 1.570 kali dari Initial Public Offering (IPO). Aset tumbuh 110 kali lipat dari Rp140,4 miliar pada 1982 menjadi Rp16,8 trilliun pada kuartal III-2016. “Jika seorang investor membeli 1000 lembar saham saat IPO seharga Rp3.175 per lembar, saat ini nilainya hampir Rp5 miliar. Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata 2 juta saham unilever diperdagangkan,”. katanya. (wiyanto)