By M Rizal Fadillah *
semarak.co-Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas menyebut Pemerintah Saudi belum setuju vaksin Sinovac sebagai syarat masuk ke negaranya karena tak bersertikat WHO.
Ini kabar buruk lagi warga bagi jamaah Indonesia yang gagal melaksanakan umrah dan haji meski sudah disuntik vaksin. Sebab mereka disuntk vaksin Sinovac. Betapa buruk nasib bangsa ini.
Coba direnungkan lebih dalam benarkah tingkat kesulitan melaksanakan ibadah umrah dan haji ini hanya disebabkan faktor vaksin? Sepertinya banyak faktor sehingga Pemerintah Saudi cenderung mempersulit walau tentu tak akan terungkap secara eksplisit.
Pertama, Indonesia di masa pemerintahan Jokowi ini kebijakan politiknya cenderung antiArab. Lewat Islam Nusantara memusuhi hal berbau Arab. Para buzzer istana terus memojokkan dengan istilah Kadrun persis masa PKI.
Kedua, Menteri Agama Yaqut Cholil bukan prototipe seorang memahami agama secara mendalam, apalagi ulama. AntiWahabi dan Salafi yang tentu menyakitkan Saudi. Koboi sinkretisme dari paham keagamaan. Dari jaga gereja hingga doa campur-campur.
Ketiga, Pemerintah Indonesia menyakiti ulama. Kasus HRS tidak lepas dari pemantauan Saudi. HRS yang dihormati di Saudi ternyata dinistakan di Indonesia. Bahkan enam pengawalnya dibunuh sadis oleh aparat negara.
Tokoh Anti Umrah
Keempat, gonjang-gonjing calon Dubes Saudi yang ditunjuk Jokowi adalah Zuhairi Misrawi, tokoh yang mengecam Saudi atas ’pemerasan’ devisa. Tokoh anti umrah & menganjurkan pilihan ziarah kubur daripada umrah ke Saudi Arabia.
Kelima, dalam konteks global Saudi Arabia lebih dekat dan bersahabat dengan Amerika ketimbang China. Sedangkan Indonesia sedang akrab dan bermain-main dengan China. Vaksin pun dari China, Sinovac yang dianggap masih rentan bagi penularan Covid-19. Kualitas Sinovac yang diragukan dan bermutu rendah.
Keenam, di samping HRS dan pimpinan FPI keturunan Arab yang dihabisi secara politik, Gubernur DKI Anies Baswedan pun terus menerus dimusuhi dan ditekan oleh pemerintah Jokowi. Potensi untuk maju pada Pilpres ke depan dihalangi secara masif.
Semestinya Indonesia mengerti bahwa jamaah umrah telah menjadi korban. Sejak awal lobi Indonesia terhadap Saudi selalu lemah. Apalagi kini di era Covid-19 yang terasa semakin babak belur. Harus ada perubahan kebijakan politik jika hendak membantu umat Islam agar dapat melaksanakan ibadah umrah dan haji ke Saudi Arabia. (*)
Bandung, 13 April 2021
*) Penulis adalahpemerhati politik dan keagamaan
sumber: pwmu.co di WAGroup “NIAT IBADAH SAJA” (post Kamis 15/4/2021)