Produk rempah lokal Labuna mencuri perhatian dan menjadi salah satu brand rempah andalan. Berbekal semangat inovasi dan pemberdayaan, Labuna – singkatan dari Lada Bubuk Nusantara – membuktikan produk asli daerah mampu bersaing di tingkat nasional hingga internasional.
Semarak.co – Didirikan seorang pemuda asal Mojokerto, Jawa Timur Rudi pada 2027, Labuna berawal dari kejelian melihat peluang pasar lada bubuk kemasan sachet yang saat itu belum banyak digarap oleh pelaku lokal.
“Meski menghadapi persaingan dengan merek-merek mapan, kita tetap yakin dan memulai usahanya dari nol dengan komitmen kuat menghadirkan rempah berkualitas dalam kemasan praktis,” ujar Marketing Labuna Libri Annisa, dirilis humas melalui WAGroup BRI X Jurnalis, Sabtu (21/6/2025).
Awalnya memproduksi lada bubuk, namun seiring berjalannya waktu Labuna terus berkembang dengan memperluas lini produk ke rempah-rempah lain seperti kunyit bubuk, ketumbar bubuk, hingga bumbu khas Nusantara lainnya.
Kini distribusi produk Labuna telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, dari Aceh hingga Sorong, Palu, Samarinda, dan kota-kota besar di Pulau Jawa. Transformasi Labuna sebagai UMKM naik kelas tak lepas dari peran BRI melalui program Pengusaha Muda Brilian (PMB).
Sejak bergabung dengan PMB pada 2022, Labuna mendapatkan pelatihan intensif, mentoring, hingga evaluasi menyeluruh dalam pengembangan produk, pemasaran, dan manajemen usaha. “Banyak hal bermanfaat dan membantu yang didapat dari PMB BRI,” ujarnya.
Puncak pencapaian Labuna sebagai UMKM binaan BRI terjadi pada ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025, di mana Labuna sukses meraih penghargaan Best Expo, sebuah pengakuan atas kualitas produk dan kesiapan menghadapi pasar yang lebih luas. Atas prestasi tersebut,
BRI merekomendasikan Labuna mewakili Indonesia dalam ajang Food & Hotel Asia (FHA) di Singapura, salah satu pameran industri makanan dan minuman terbesar di Asia. “Dari event tersebut kami mendapatkan banyak channel dari potential buyer, baik itu di Asia maupun lainnya,” jelas Libri.
Kisah pertumbuhan Labuna turut tercermin dari capaian omzet yang kini telah melonjak dari semula puluhan juta per bulan menjadi ratusan juta setiap bulan. Perjalanan ini menunjukkan bahwa UKM lokal mampu bertumbuh signifikan jika mendapatkan dukungan yang tepat.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi, menyampaikan bahwa keberhasilan Labuna merupakan contoh nyata komitmen BRI dalam mendukung UKM untuk naik kelas.
“Melalui program seperti Pengusaha Muda Brilian dan BRI UMKM EXPO(RT), BRI menghadirkan ekosistem pemberdayaan yang terintegrasi. Tak hanya memberikan pembiayaan, kami juga fokus pada peningkatan kapasitas usaha dan perluasan akses pasar, termasuk pasar global,” ujar Hendy.
Menurutnya, prestasi Labuna tidak hanya mencerminkan keberhasilan satu entitas usaha, tetapi juga keberhasilan pendekatan strategis dalam membangun ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berdaya saing.
“Semakin banyak UMKM seperti Labuna yang kami dorong untuk go global, semakin besar pula kontribusi sektor usaha rakyat terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya. (hms/smr)