Ulama Timur Tengah Kembangkan Tradisi Sanad Bacaan Alquran Agar Sesuai Standar

Syekh Kholid Al Hamudi saat memberikan tausiyah di Pesantren Nuu Waar, Bekasi.

Ulama Timur Tengah sangat perduli dengan alquran. Setidaknya qiraat atau bacaan yang dibaca umat Islam Indonesia ditashih agar sesuai standar bacaan ulama alquran. Ulama ahli qiroat asal Afrika Syekh DR Toyib akan memberikan keilmuan bagi dewan guru terutama asal Pesantren Nuu Waar, Bekasi, Jawa Barat. Nantinya akan direkrut 4 orang guru, dua putra dan dua putri untuk didaurah metode bacaan alquran yang benar.

“Hendaklah dibaca alquran, sebagaimana Allah menurunkan ke nabi cara bacaannya, sebagaimana Rasul mengajarkan kepada sahabatnya dan akhirnya sampai ke kita,” ujar dia di Bekasi, Kamis (27/7).

Ia menyitir hadis yang diriwayatkan dari Usmat ibn Affan, “Khoirukum man ta’alamal quran wa alamahu. Sebaik baik kalian adalah orang yang belajar alquran dan mengajarkannya”.

Oleh karena itu, wajib setiap guru yang mengajarkan alquran mempunyai pengetahuan agar mumpuni mengajarkan kembali ke murid-muridnya. Ulama yang bersorban di kepalanya ini, mempunyai sanad bacaan alquran yang bersambung hingga Rasulullah. Sanad ini sangat penting demi menjaga keakuratan pembacaan alquran.

“Saya bewasiat agar kalian selalu mengembangkan kemampuan membaca alquran. Setiap guru hendaklah menguasi tentang ilmu alquran sehungga tidak ada lahn atau kesalahan baik jali yang fatal atau khofi yang ringan,” jelas dia.

Bagi dewan guru yang telah selesai daurah, akan diajak ke Madinah untuk talaqi kepada Syekh Ibrahim. Beliau ahli qiraat dan nantinya akan diberikan sanad pula.

Pada kesempatan yang sama Syekh Khalid Al Mudi ulama asal Saudi memberikan siraman rohani. Ia menceritakan kisah Tufail ibn Amru Ad-Dausi. Tufail menurutnya adalah seorang pemimpin kabilah Adausi yang disegani oleh pemimpin kafir Quraish. Ketika Tufail melaksanakan tawaf di kabah, dibisiki oleh pembesar Quraish agar tidak memperdulikan Muhammad. Sebabab katanya Muhammad adalah orang yang dapat memisahkan anak, istri dan suami.

Namun, Tufail merasa pemasaran, ia ingin sekali mendengar apa yang diungkapkan Nabi Muhammad Saw. Sebagai ahli sastra, betapa kaget saat mendengar Nabi membacakan alquran. Ia berguman, bahwa itu bukan ciptaaan manusia. Segeralah dia bersyahadat, dan menyeru kabilahhnya untuk masuk Islam. “Saya angkat kisah ini, agar kalian ambil ibroh. Ala bizikillahi tatmainnul qulub, berzikirlah kepada Allah, dengan berzikir hati manusia tenang,” tutup Syekh Kholid. (wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *