Uji Coba Innovation Booster, Kementerian PANRB Dorong ASN Berinovasi

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) uji coba penerapan Innovation Booster yang dikembangkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) uji coba penerapan Innovation Booster yang dikembangkan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Alat ini diyakini dapat mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) berpikir kreatif, inovatif, dan berorientasi layanan.

Semarak.co – Untuk diketahui, booster dikembangkan bersama negara-negara anggota Task Force, termasuk Indonesia, dan saat ini sedang diuji di beberapa negara sebelum peluncuran resmi pada September 2025.

Bacaan Lainnya

“Toolkit ini dirancang untuk memberikan alat bantu praktis bagi ASN agar mampu melakukan inovasi secara nyata dalam pekerjaan sehari-hari sebagai pelayan publik,” ujar Asisten Deputi Pemberdayaan Partisipasi Publik Kementerian PANRB Insan Fahmi, dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Jumat malam (29/8/2025).

Ada tiga aktivitas yang dilakukan pada uji coba tersebut yaitu eksplorasi logic dan susunan innovation booster melalui card sorting exercise, memetakan tantangan utama penyelenggaraan pelayanan melalui service challenge worksheet dan memetakan, memahami, dan mengklarifikasi pengguna layanan melalui user characteristics worksheet.

Menurut Insan, kegiatan uji coba hari ini menjadi sangat penting karena Indonesia dipercaya sebagai salah satu negara percontohan dalam penerapan Innovation Booster. Dikatakan kegiatan ini sebagai langkah awal menuju pelayanan publik yang semakin human-centered, adaptif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.

Selanjutnya, data yang dikumpulkan dari sesi uji coba akan digunakan oleh OECD untuk menyempurnakan dan meningkatkan isi Innovation Booster, termasuk struktur, panduan, dan template yang ada di dalamnya.

“Proses tersebut mencakup analisis masukan terkait kemudahan penggunaan, relevansi, dan efektivitas alat-alat Booster dalam situasi nyata, serta menghasilkan wawasan yang kontekstual untuk mendukung penerapannya secara praktis,” ungkapnya.

Lebih jauh Insan menyampaikan untuk menjadikan inovasi sebagai budaya kerja, inovasi tidak harus selalu besar, mahal, atau spektakuler. “Yang terpenting adalah keberanian untuk mencoba cara baru yang lebih efektif, relevan, dan berfokus pada kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.

Insan juga meminta untuk memperkuat kolaborasi lintas instansi. Dengan semangat kebersamaan, lanjutnya, keterbukaan dan keberanian berinovasi dapat menjadikan pelayanan publik di Indonesia semakin responsif, inklusif, dan berdaya saing.

Ia berharap kegiatan itu dapat menjadi titik awal transformasi menuju layanan publik yang lebih human-centred dan berkelanjutan. Melalui uji coba ini, tidak hanya menguji sebuah alat bantu, tetapi juga menumbuhkan mindset baru dalam bekerja dan melayani.

Policy Analyst, Innovation for Public Services (INDIGO/GOV) OECD Kenjiro Taniguchi mengatakan, masih terdapat hambatan dalam mengakses layanan publik, dan ia percaya bahwa pendekatan inovatif dapat memberikan layanan publik yang inklusif dan mudah diakses.

Kenjiro meyakini bahwa human-centricity sebagai prinsip inti untuk berinovasi dalam pelayanan publik. Ia menekankan ada empat perihal dalam human-centricity, pertama mengubah layanan yang didorong oleh kebutuhan, perilaku, dan harapan pengguna.

Selanjutnya yaitu layanan proaktif dan lancar, membangun kepercayaan dan memperkuat keterlibatan,  serta mempromosikan inklusivitas dan ketahanan. Menurutnya, fokus pada manusia sebagai inti, memastikan layanan publik bersifat inklusif, dirancang melayani populasi yang beragam dan rentan, serta tangguh terhadap perubahan sosial. (fik/smr)

 

Pos terkait