Udemy Luncurkan Program Baru Dukung Kebutuhan Proses Pembelajaran di Indonesia

Udemy sebagai marketplace dalam bidang pendidikan digital (edutech) berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat, menghubungkan masyarakat di mana saja dengan infrastruktur terbaik dari seluruh penjuru dunia untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan mereka dalam topik apapun yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Vice President Udemy Richard Qin mengatakan, Udemy meluncurkan program-program baru untuk mendukung kebutuhan proses pembelajaran di Indonesia, yaitu konten pembelajaran dalam bahasa Indonesia, lokalisasi platform untuk website.

Ada juga aplikasi Android atau iOS, metode pembayaran melalui transfer bank atau partner lokal seperti Alfamart, Alfamidi, Lawson, serta membangun studio di Jakarta sebagai studio Udemy pertama di Asia untuk memberdayakan para instruktur lokal dan memperbaiki kehidupan melalui pembelajaran.

“Di Udemy kami percaya bahwa siapapun bisa membangun kehidupan yang mereka impikan melalui pembelajaran online. Hari ini terdapat lebih dari 30 juta siswa di seluruh dunia memajukan jenjang karir dan kegemaran mereka dengan mencari tahu dan menguasai keahlian baru di Udemy,” kata Richard Qin, di Jakarta, (5/3).

Kehadiran Udemy di Indonesia juga menjadi tempat untuk instruktur lokal yang mempunyai keahlian untuk membuat kursus terstruktur, tidak hanya dalam bentuk video tapi juga dengan menambahkan materi pendukung seperti modul pembelajaran atau kuis dalam bahasa Indonesia yang dapat memberikan manfaat lebih untuk masyarakat.

“Platform marketplace Udemy menghadirkan instruktur terbaik dari berbagai negara dengan lebih dari 50 bahasa, tentunya kami perlu menyesuaikan konten pembelajaran untuk masyarakat di Indonesia yang kini telah dilengkapi dengan konten berbahasa Indonesia,” ujar Giri Suhardi, Market Manager Indonesia.

Udemy telah bermitra dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas ke publik. Udemy menorehkan suksesnya dengan jumlah siswa dari 20 juta pada Januari 2018 menjadi 30 juta siswa pada Desember 2018. (ita)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *