PT Visi Asia (IDX VIVA) selama 2017 mencatat kinerja yang moncer di semua aspek. Sehingga menjadi group media dengan pertumbuhan pangsa pasar tercepat di Indonesia. Pencapaian ini diperoleh di tengah kondisi yang sulit bagi pertumbuhan pendapatan sektor TV FTA di 2017.
Preiden Direktur VIVA Anindya Bakrie mengatakan, secara umum menurut Media Partners Asia turun sebesar 2,3%. VIVA berhasil mencatatkan kinerja yang sangat baik di setiap aspek dengan pertumbuhan TV Share sebesar 94% sejak 2011 hingga 2017. Ini menjadikanya grup media dengan pertumbuhan tertinggi dalam meningkatkan pangsa pemirsa.
Berdasarkan data Nielsen TA All People, 1 Jan – 31 May 2018, pangsa pemirsa grup VIVA ini ditopang stasiun televisi ANTV sebagai TV Entertainment yang berhasil meraih posisi nomor 1 dengan TV Share 15,6% dan TVOne sebagai TV Berita nomor satu dengan TV share 2,7%.
“Kontribusi utama pertumbuhan pendapatan VIVA pada 2017 adalah ANTV, yang berhasil menjadi stasiun TV hiburan #1 di Indonesia. Pencapaian ini didorong perpaduan konten lokal dan asing yang menarik, terutama terobosan produksi in-house yang menjadikan ANTV bersaing dan bahkan menang di hampir segmen daypart,” ungkap Anindya saat digelarnya Publik Expose dan RUPST di JS Luwansa Hotel and Convention Center, Jakarta, Selasa (26/6).
Sementara TV One, lanjut Anindya, berhasil mempertahankan statusnya sebagai stasiun tv berita dan olahraga # 1 di Indonesia. Program talkshow yang merupakan trademark dari TV One secara konsisten berkontribusi besar dan menjadi program pilihan pemirsa.
“Sementara olahraga beladiri andalan One Pride Mixed Martial Arts (MMA) menjadi program peringkat teratas dan secara langsung telah menghentak animo masyarakat dengan banyak berdirinya sasana olahraga beladiri (boxing camp) di daerah-daerah. Sehingga kami menjadi yang terdepan diantara pesaing yang ada,” ujar Anindya.
Lampaui Pertumbuhan Industri
VIVA, rinci Andya, memiliki track record dengan kinerja Laju Pertumbuhan Majemuk (CAGR) pendapatan 2015-2017 sebesar 14,7%, melampaui pertumbuhan industri media. Pada tahun 2017, ditengah-tengah menurunnya belanja iklan bersih (Net-ADEX) TV FTA yang turun sebesar 2,3%, VIVA justru mampu mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 3,3% menjadi Rp 2,775 triliun.
Sementara laba bersih pada tahun 2017 tercatat sebesar Rp 151,7 miliar dibanding Rp 408,6 miliar pada tahun sebelumnya. Pencapaian diatas disebabkan penghasilan yang bersifat one-time yang timbul dari partisipasi Perseroan di program tax amnesty pada tahun 2016.
“Jika disesuaikan untuk penghasilan yang bersifat one-time ini, maka laba bersih pada 2016, tercatat sebesar Rp 131,0 miliar dengan pertumbuhan sebesar 15,8% pada tahun 2017. Sementara pada kuartal 1-2018, VIVA membukukan pendapatan mencapai Rp 625,6 miliar, sedangkan EBITDA yang berhasil dicapai sebesar Rp 129,0 miliar,” sebutnya.
Berbagai perkembangan dan pencapaian yang menggembirakan disepanjang tahun 2017 dan awal 2018 ini menjadi landasan yang kuat untuk pertumbuhan dimasa depan. Menurut Media Partners Asia perekonomian & bisnis di Indonesia akan mengalami perbaikan moderat pada tahun 2018. Dengan semakin membaiknya kondisi itu, maka belanja iklan diperkirakan juga akan bertumbuh.
“Perseroan akan terus berusaha bersaing mendapatkan pangsa pasar melalui terciptanya konten hiburan dan gaya hidup di ANTV, konten berita dan olahraga yang seru di TV One, serta memperkuat keberadaan digitalnya. Semua upaya akan didukung oleh sinergi lintas platform serta acara offline seperti meet and greet, event olahraga dan sebagainya,” tutup Anindya. (ita)