Tutup Tahun 2017, Kinerja PPRO Terlampaui

Direktur Utama PT PP Properti (PPRO) Taufik Hidayat saat memaparkan update kinerja dan proyek-proyek perseroan di Jakarta, tahun lalu Selasa (25/7-2017).

Peningkatan kinerja dengan tetap fokus pada kesehatan keuangan menjadi prioritas utama jajaran manajemen PT PP Properti Tbk. (“PPRO”).

Pencapaian pemasaran menembus angka Rp 3 triliun atau tumbuh 21% dari tahun sebelumnya. Hal ini dikontribusi dari Grand Kamala Lagoon (24%), Grand Shamaya Surabaya (18%), Alton Semarang (11%), Evenciio Depok (10%), Begawan Malang (9%) dan juga kontribusi dari beberapa proyek realti serta commercial lainnya.

Pertumbuhan pemasaran sejalan dengan meningkatnya laba bersih Perseroan di 2017 yang mencapai angka Rp 440 miliar. “Saat ini Perseroan masih menunggu hasil audit dari KAP atas kinerja 2017, namun kami yakin dan optimis atas pencapaian angka tersebut”, jelas Taufik Hidayat-Direktur Utama PPRO.

Saat ini Laporan Keuangan Tahunan masih dalam proses audit, kami optimis dengan perencanaan terarah yang selama ini kami lakukan Arus Kas Operasi untuk tahun 2017 akan positif sekitar Rp 70 miliar, angka ini jauh lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar negative Rp 185 miliar.

“Untuk pengembang yang masih banyak membangun, hal ini merupakan capaian yang luar biasa. Ini dikontribusi karena meningkatnya pembelian bulk dan meningkatnya porsi pembelian dengan hard cash dari produk-produk yang kami luncurkan”, lanjut Taufik.

Penguatan dari sisi Arus Kas mendorong tercapainya posisi neraca keuangan yang sehat pula. Yang mana per 31 Desember 2017 rasio hutang berbunga terhadap modal sekitar 0,75. Dengan demikian, total utang berbunga Perseroan masih berada di bawah 1x (kali), posisi ini menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali.

Tahun 2018 yang bagi PPRO merupakan Harvesting Year, akan difokuskan pada pengembangan landbank yang telah dimiliki. Sekitar 297 Ha total lahan yang telah kami miliki dan seluruhnya akan lanjut produksi di tahun ini.

Jumlah site proyek yang akan siap dikembangkan ada 26 site yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia antara lain Cibubur, Depok, Semarang, Bandung, Surabaya dan daerah lain.

“Belanja modal di 2018 hanya sekitar Rp 1.8 triliun sebagian besar akan digunakan untuk bayar cicilan land bank, kalaupun ada hutang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir”, lanjut Taufik.

Selain fokus pada pengembangan landbank yang sudah ada, di 2018 ini PPRO akan mulai pengembangan beberapa lokasi TOD dan peningkatan recurring income melalui pembangunan hotel di Lombok dan Labuan Bajo. Dengan aksi-aksi tersebut manajemen yakin dapat memenuhi komitmennya kepada para pemegang saham untuk pencapaian target kinerja di 2018 yang semakin jauh lebih baik dan bersaing.

“Target perolehan angka pemasaran (pre sales) di 2018 sebesar Rp 3.8 triliun atau naik 25% dari tahun sebelumnya dan dengan target pencapaian laba bersih Rp 528 miliar atau tumbuh 20% dari pencapaian sebelumnya”, tutup Taufik Hidayat. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *