Tren Fashion di Era New Normal, Beli Baju Tak Lagi Bisa Dicoba di Kamar Pas

Ilustrasi fitting room dalam salah satu butik yang kini tak lagi difungsikan seiring kebijakan pemerintah New Normal. Foto: indopos.co.id

Tren fashion di era tahanan kehidupan normal baru (new normal) mengubah kebiasaan mencoba pakaian sebelum dibeli dengan masuk ruang khusus atau fitting dan bilik ganti atau kamar pas (fitiing room) di butik atau mal hingga pergelaran busana (fashion show) akan menjadi berbeda di fase normal baru ini. Di mana semua tidak akan diberlakukan lagi.

semarak.co– Perancang busana Musa Widyatmojo mengatakan, membeli pakaian tanpa fitting sendiri sudah mulai diterapkan di sejumlah butik di New York, Amerika Serikat. Opsi ini kemudian dialihkan menjadi window shopping melalui platform digital.

Bacaan Lainnya

“Misalnya seperti di departement store, kita biasanya fitting (sebelum beli pakaian). Sekarang new normal-nya adalah tidak ada lagi fitting room. Customer tidak boleh mencoba baju karena bisa saja menjadi sarana penularan virus,” kata Musa dalam siaran IG Live bersama Caren Delano, Minggu malam kemarin (14/6/2020).

Selain mengubah kebiasaan konsumen, lanjut Musa, hal ini tentu mendorong pelaku bisnis fashion untuk lebih kreatif dan beradaptasi dengan cepat agar dapat bersaing di industri ini.

“Jadi, brand akan membuat standar yang lebih bagus. Mau tidak mau kita (produsen) harus ciptakan sesuatu dengan sistem dan standar baru dan kuat. Itu jadi tantangan tentang apa yang kita lakukan sebagai retailer maupun pembuat koleksi,” ujar dia.

Selain membeli pakaian tanpa fitting, pergelaran busana (fashion show) secara virtual pun diprediksi akan mulai diperkenalkan dan dilakukan oleh rumah-rumah mode dunia.

Menurut desainer yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia fashion Tanah Air itu, fashion show virtual merupakan perubahan yang tak terelakkan menyusul dampak dari pandemi wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 ini.

Fashion show virtual, harap Musa, dapat mengembalikan esensi dari perhelatan tersebut; yakni untuk memperkenalkan produk, brand, dan mempererat hubungan bisnis antara produsen dan klien atau konsumen.

“Itu penyesuaian yang harus terjadi. Melakukan fashion show juga harus sesuai kemampuan brand, bukan hanya sebagai social event, melainkan business (fesyen itu sendiri),” ujar dia.

Seperti diketahui, belakangan sejumlah fashion show virtual pun marak digelar. Dalam waktu dekat, fashion show dunia akan segera dihelat. Beberapa di antaranya, Hermes yang akan berpartisipasi dalam Paris Men Fashion Week (5/7/2020) dan Gucci melalui Milan Fashion Week Digital (17/7/2020). (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *