Transmigran Harus Paham Potensi Wilayah Tujuan, Mendes PDTT: Reformasi Birokrasi Harus Bisa Rubah Budaya Kerja

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim mengunjugi Balai Besar Latihan Masyarakat di Jogjakarta, Jumat 10/6/22. Mendes Halim mengingatkan para calon transmigran agar betul-betul menyiapkan diri sebelum diberangkatkan dan ditempatkan ke kawasan transmigrasi. Foto: Angga/Kemendes PDTT.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Ttransmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan reformasi birokrasi harus diikuti dengan perubahan mind-set dan budaya kerja. Dengan demikian reformasi birokrasi tak sekedar penyederhanaan struktur organisasi semata.

semarak.co-Mendes PDTT Halim mengatakan, karena tujuan utama reformasi birokrasi adalah peningkatan kinerja birokrasi. Sementara itu, kinerja birokrasi atau hasil kerja akan ditentukan oleh perilaku, dan perilaku ditentukan oleh paradigma (mindset). Oleh karena itu, Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah perubahan mindset.

Bacaan Lainnya

“Dari mindset yang keliru menuju tata pikir yang lebih mendasar sesuai cita-cita dan kepentingan masyarakat,” tegas Mendes Halim saat peluncuran penerapan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi nomor 2 tahun 2022 tentang peta proses bisnis dan rencana penerapan sistem kerja Kemendes PDTT di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Peta Proses Bisnis, terang Mendes Halim, merupakan gambaran hubungan kerja yang efektif dan effisien antar unit kerja untuk menghasilkan output yang bernilai tambah serta memiliki standar kualitas pelaksanaan pekerjaan.

Oleh karena itu sebagai bagian dari reformasi birokrasi, Mendes Halim meminta agar mekanisme kerja dan peta proses bisnis yang diterapkan benar-benar diimplementasikan sejak penetapan program dan anggaran, beserta pelaksanaan, pemantauan, evaluasi beserta pengawasannya

“Reformasi birokrasi mutlak ditanamkan pada semua pegawai bahwa cara kerja lama harus segera ditinggalkan. Reformasi birokrasi terus menjadi inti dari upaya untuk meningkatkan kinerja pemerintah utamanya didalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” imbuh Gus Halim, sapaan akrab lain dari Mendes PDTT Halim.

Untuk kelancaran dan percepatan dalam penarapan peta proses bisnis dan sistem kerja tersebut, Kemendes PDTT juga akan di pandu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), jika dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang belum jelas. “Saya berharap semoga jajaran Kementerian PAN dan RB tidak bosan-bosannya membimbing kita semua,” kata Gus Halim.

Deputi bidang kelembagaan dan tata laksana Kementerian PANRB Nanik Murwati berharap peta proses bisnis dan rencana penerapan sistem kerja Kemendes PDTT dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem proses dan prosedur kerja yang lebih efektif, efisien dan terukur di lingkungan Kemendes PDTT.

“Kami siap membantu jika ada kesulitan-kesulitan. Kita diskusi bersama agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh jajaran. Kami berharap ini menjadi awal komitmen dan keseriusan yang sungguh-sungguh dari jajaran Kemendes PDTT,” kata Nanik dirilis humas Kemendes PDTT usai acara melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT, Selasa malam.

Di bagian lain, Gus Halim mengatakan, transmigrasi tidak lagi didefinisikan sebagai program pemerintah untuk memindahkan warga dari satu daerah ke daerah lainnya. Lebih dari itu, para calon transmigran akan dibekali pengetahuan terutama perihal potensi yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi tujuan.

“Pelatihan yang digelar BBLM Yogyakarta ini merupakan bagian dari yang harus dilakukan pemerintah dalam rangka menyiapkan keterampilan para calon transmigran sebagaimana dibutuhkan di daerah transmigrasi,” kata Gus Halim saat Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, Jumat (10/6/2022).

Karena tujuan transmigran adalah pemerataan pembangunan dan menekan ketimpangan antar wilayah. Dalam sambutannya Gus Halim sapaan akrabnya juga menegaskan bahwa transmigrasi tidak lagi dipersepsikan dengan orang yang dibekali cangkul dan sabit sebagai simbol untuk mengolah lahan dan sebagainya.

Agar lebih siap, para calon transmigran juga dibekali pelatihan pertanian sekaligus dipersiapkan kawasan untuk pengelolaan lahan secara komunal disertai dukungan teknologi dan akses pasar. “Pemerintah telah menyiapkan secara matang dengan mempertimbangkan banyak hal,” imbuh Gus Halim.

Mulai dari perangkat yang dibutuhkan bahkan sebelum calon transmigran itu diberangkatkan, demi suksesnya program transmigrasi yang sudah berjalan sejak 1950 silam. Diakhir sambutannya, Gus Halim berharap langkah percepatan pembangunan kawasan transmigrasi dengan pendekatan yang lebih modern ini dapat memajukan kawasan transmigrasi.

“Dengan demikian akan menjadi satu di antara beragam cara untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Semoga ikhtiar bersama kita dalam membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi dapat mendatangkan kebaikan untuk kita semua,” pungkas Gus Halim.

Sebagai informasi, setidaknya ada 53 calon transmigran yang sudah mengikuti pelatihan di BBLM Yogyakarta berasal dari Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Mereka direncanakan akan mengisi kekurangan beberapa kawasan transmigrant.

Seperti di Sumatera Selatan, Gorontalo dan Mamasa. Mereka juga ditargetkan berangkat pada tahun ini setelah sebelumnya pemberangkatan calon transmigran sempat terhenti karena pandemi Covid-19. (rus/bad/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *