Tragisnya Nasib Pemimpin yang Pembohong

Wali Kota Javier Delgado tidak melawan saat salah satu kakinya tampak dipasung warga akibat berbohong pada warganya untuk membangun jembatan. (Foto: Oddity Central/okezone.com)

By Abd Ar-Riawi *

semarak.co-Yang dimaksud pemimpin dari judul di atas bukan hanya pemimpin negeri, tetapi juga semua struktur lembaga di bawahnya. Baik lembaga eksekutif, legislatif, atau yudikatif. Janji-janji yang tak ditepati itu namanya bohong dan orangnya disebut pembohong.

Bacaan Lainnya

Janji bikin ekonomi meroket tapi nyatanya nyungsep bikin jutaan orang sengsara itu nama super pembohong. Nggak pernah sekolah tapi ngaku punya ijazah walaupun palsu itu namanya pembohong. Melupakan sumpah jabatan itu namanya pembohong.

Ngakunya mewakili rakyat tapi nyatanya mewakili kepentingan cukong oligarki itu namanya pembohong kaliber pengkhianat. Koruptor BUMN itu termasuk kategori pembohong, sebab ngakunya mengelola tapi nyatanya rampok alias garong.

Penegak hukum yang pilih-pilih bulu, tajam ke bawah tumpul ke atas masuk kategori pembohong sebab penegak hukum seharusnya berbuat adil. Institusi yang mengaku sebagai pengayom dan melayani masyarakat tapi ternyata jadi malah jadi monster mengerikan masuk kategori pembohong kelas wahid.

Demikian pula partai yang ngakunya partai wong cilik tapi ternyata isinya sarang garong, termasuk dana bansos pun di garong, masuk pembohong kelas super. Daftar ini bisa terus diperpanjang sampai ke level paling bawah misalnya Lurah, RW atau RT.

Makanya tahun 2024 jangan pilih para pembohong untuk duduk di kursi apapun di tingkat manapun. Ibarat kata, Teliti sebelum membeli. Kasihan bukan jika para pembohong harus mengalami nasib tragis seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. Dalam sabdanya berikut ini:

“Pada suatu malam aku bermimpi didatangi dua orang laki-laki. Lalu keduanya membawaku ke sebuah tempat yang suci. Di tempat itu aku melihat dua orang yang sedang duduk dan ada dua orang yang sedang berdiri. Di tangan mereka ada sebatang besi. Besi itu ditusukkan ke tulang rahangnya sampai tembus ke tengkuknya.”

“Kemudian ditusukkan besi itu pada tulang rahangnya yang lain semisal itu juga hingga penuh dengan besi.” Akhirnya, Nabi saw. bertanya, “Kalian telah mengajakku berkeliling. Sekarang kabarkan kepadaku peristiwa demi peristiwa yang telah aku lihat.”

“Keduanya berkata, “Orang yang engkau lihat menusuk rahangnya dengan besi adalah seorang pendusta, suka berkata bohong hingga dosanya itu memenuhi penjuru langit. Apa yang engkau lihat akan terus demikian hingga Hari Kiamat.” (HR Al-Bukhari dan Ahmad).

Itu adalah bohong/dusta secara umum kepada sesama manusia. Apalagi jika bohong/dusta itu dilakukan oleh seorang pemimpin kepada rakyatnya, dosanya pasti lebih besar. Pasalnya, korban atas kebohongan pemimpin adalah semua rakyat yang jumlahnya puluhan juta bahkan bisa ratusan juta orang. ()

 

sumber: serikatnasional.id, 3 Nov 2022, 04:41 WIB di WAGroup PAMEKASAN GERBANG SALAM (posKamis3/11/2022totoraharjo/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *