Sebanyak 9 inovasi menutup sesi Presentasi dan Wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2018, yang berlangsung tanggal 9 Juli 2018 silam. Delapan inovasi di antaranya berasal dari Pulau Sulawesi, dan satu dari Polres Jayapura, Polda Papua.
Presentasi diawali inovasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan judul MEREPER PUISI TABU (Mendudukan Regulasi Perizinan Tingkat Pusat, Provinsi, Kota, dan Kabupaten).
Sekda Provinsi Sulawesi Tenggara Isma mengatakan, inovasi ini merupakan strategi yang digunakan untuk menjaring partisipasi aktif semua stakeholder, mulai dari instansi pemerintah, kalangan dunia usaha, lembaga non pemerintah, akademisi dan kelompok masyarakat.
“Semua stakeholder harus berperan aktif, berupa sumbangan pemikiran, referensi, penyebarluasan informasi, serta pendanaan program dan kegiatan,” ujar Isma di Jakarta, Senin (23/7).
Inovasi berikutnya berjudul Sertifikasi Pengujian Mutu Hasil Perikanan (Sejuta Ikan) Agar Produk Perikanan Sulsel Tetap Mendunia Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan BPMPP Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanann Pemprov Sulsel Sulkaf Latief mengatakan, inovasi pioner di kawasan timur Indonesia ini juga merupakan pendekatan baru yang sangat berbeda dalam hal pelayanan pengujian serta penjemputan sampel uji dan pengantaran sertifikat pengujian mutu hasil perikanan.
Pengujian Mutu
Sebelumnya, waktu pelayanan pengujian mutu relatif lama, yakni 12 hari kerja. Setelah inovasi dengan menggunakan Sistem Local Area Network (LAN), waktu pelayanan penerbitan sertifikat pengujian mutu hasil perikanan menjadi 6 hari.
Inovasi berikutnya berjudul Eksistensi (pElayanan KeSehatan gratIS TeriNtegraSI) CALL CENTRE 112 dari Dinas Kesehatan Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan.
Walikota Pare Pare Taufan Dawesh mengatakan, inovasi ini menghadirkan pelayanan kesehatan gratis terintegrasi dari berbagai layanan kesehatan hingga pelayanan pengantaran jenazah.
Inovasi ini hadir untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat, dengan hanya menelpon 112 melalui telepon rumah atau telepon seluler (Telkomsel) bebas pulsa. Selanjutnya tim yang terdiri dari dokter, perawat/bidan, dan driver menuju lokasi dan tiba kurang dari 15 menit untuk memberikan penanganan awal kepada pasien sebelum dikirim ke rumah sakit.
Masihd ari Sulawesi Selatan, kali ini Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) membawa inovasi berjudul Kelas Perahu Mencerdaskan Anak Pulau. Wakil Bupati Pangkep, Sahban Samona menjelaskan, layanan Kelas Perahu merupakan sebuah layanan untuk siswa yang ada di daerah kepulauan di wilayah Kabupaten Pangkep bagi siswa yang melaut.
Layanan ini hadir karena adanya kesenjangan siswa tidak dapat mengikuti proses belajar saat mereka melaut disebakan jam belajar mereka tinggalkan. Jika tidak ada penanganan bagi mereka akan memicu angka putus sekolah dan angka partisipasi bersekolah.
Pelayanan pendidikan kelas perahu merupakan pembelajaran berbasis pada kehidupan siswa yang tidak dapat mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas regular karena beraktivitas di laut membantu orang tuanya.
Kelas Perahu sebagai upaya mendorong siswa untuk tetap belajar meskipun mereka melaut. Proses pembelajaran pada kelas perahu disesuaikan dengan kondisi siswa pada saat melaut dan saat tidak melaut. “Pembelajaran tetap dilaksanakan di tempat siswa berada. Dengan demikian hak anak memperoleh pendidikan tetap terjamin,” ujarnya.
Giliran Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani menyampaikan inovasi dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, berjudul Antenatal Care Hipnoterapi. Dikatakan, inovasi tersebut merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan mental ibu hamil agar siap menghadapi persalinan dan menghilangkan keluhan sakit ibu hamil.
Pelayanan dilaksanakan dengan metode relaksasi dan Emotional Freedom Tekniques (EFT) melalui teknik Endorphin Tapping dan Endorphin Touching. “Pelayanan ini dilakukan dengan hati dan membangun psikis (ikatan emosional) antara ibu hamil dan petugas kesehatan,” ujarnya.
Sesi kedua dibuka oleh inovasi MLM IVA SADANIS (Satu Wanita Menyelamatkan Wanita Lainnya) dari Dinas Kesehatan Pemkab Sinjai, Sulawesi Selatan.
Pemahaman WUS
Wakil Bupati Sinjai Fajar Yanwar menjelaskan, MLM IVA Sadanis ini menggunakan sistem multi level marketing. Satu wanita yang sudah diperiksa mengajak dua wanita lainnya untuk melakukan pemeriksaan IVA Sadanis dan akan membentuk jejajaring. Melalui metode ini diharapkan dapat menjangkau semua Wanita Usia Subur (WUS) untuk melakukan deteksi IVA Sadanis.
Pemahaman WUS, khususnya agen, tentang pentingnya pemeriksaan dini IVA Sadanis membantu memberikan pemahaman ke orang lain. “Pada akhirnya diharapkan akan melahirkan desa yang bebas dari kanker leher rahim dan kanker payudara,” ungkapnya.
Presentasi selanjutnya oleh Bupati Takalar Syamsari dengan menampilkan 2 inovasi. Pertama, inovasi Buah Sabar (Pembuangan Air Limbah Sederhana Dan Bermanfaat) Solusi Lingkungan Sehat, dari Puskesmas Bulukunyi Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar.
Inovasi kedua berjudul PAPA SEHAT (Papan Kontrol Kesehatan) Kontrol Kesehatan Peserta Didik di Sekolah Menuju Indonesia Sehat, dari Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar.
Dengan Inovasi Buah Sabar dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan karena buangan air limbah dapat diminimalisir.
Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) sederhana ini tergolong unik karena menggunakan bahan lokal yang ada di desa seperti bambu, batu gunung, pasir dan ijuk/sabuk kelapa yang dapat dimasukkan kedalam lubang dengan tujuan untuk menyaring air sebelum meresap kedalam tanah.
Masyarakat tidak perlu membeli bahan tersebut karena tersedia dan mudah didapatkan di Desa Su’rulangi yang merupakan daerah tambang penghasil batu gunung maupun pasir. SPAL bukanlah hal yang baru namun selama ini banyak dijumpai adalah SPAL Permanen yang membutuhkan banyak biaya sehingga kalangan ekonomi menengah kebawah tidak mau membuat karena mementingkan kebutuhan primer.
Sedangkan inovasi Papa Sehat merupakan penerapan metode pelibatan peserta didik dalam melakukan monitoring secara partisipatif Peserta didik berpartisipasi dalam pembuatan Papan Kontrol Sehat di kelas dengan menggunakan alat sederhana dan bahan bekas.
Bahan-bahan itu antara lain triplek, karton manila, kertas HVS, spidol, lem, gunting, paku payung berwarna, dan barang bekas lainnya yang bisa di manfaatkan seperti pembungkus rokok bekas, gelas plastic bekas, stike skrim, dan kertas undangan bekas.
Sesi Wawancara TOP 99 ditutup presentasi dari Kepolisian Resor Jayapura, Kepolisian Daerah Papua dengan judul Rumah Masyarakat Papua Penuh Damai (RM Papeda) yang disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar, dengan didampingi Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw dan Kapolres Jayapura Victor D. Mckbon
RM Papeda merupakan jembatan komunikasi yang dihubungkan oleh frekuensi kamtibmas yang disenergikan, kemudian ditindak lanjuti quick response dari berbagai stakeholder. RM Papeda menjadi “rumah” untuk menampung berbagai macam suku, ras dan agama sehingga menciptakan kerukunan.
Hal ini mempermudah menyelesaikan permasalahan masyarakat, dan RM Papeda suatu pendekatan yang terjangkau serta dapat digunakan semua kalangan dan mandiri. “Inovasi ini tepat digunakan di wilayah yang infrastrukturnya belum maju seperti Polres maupun polsek yang berada dipegunungan, kepulauan terpencil, serta bagi Polres atau wilayah yang belum mampu melakukan inovasi seperti Command Center, Panic button atau aplikasi berbasis IT,” ujar Irjen Pol Boy Rafli Amar. (lin)