Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbebas dari dakwaan pemakzulan dalam persidangan di Senat AS, Rabu waktu setempat (6/2/2020). Trump diselamatkan sesama Republikan yang bersatu melindunginya selama sembilan bulan sebelum ia meminta pemilih di Amerika yang terpecah untuk memberinya periode kedua di Gedung putih.
semarak.co -Pemimpin berusia 73 tahun itu, menjadi presiden ketiga yang selamat dalam persidangan pemakzulan dalam sejarah AS, seperti dua presiden lainnya yang dimakzulkan, dalam bab kepresidenan paling kelam. Trump kini memasuki musim pemilihan, di mana ia menjanjikan untuk lebih mempolarisasi negara.
Trump dibebaskan dari dua pasal pemakzulan yang disepakati oleh DPR, yang dimotori Fraksi Demokrat, pada 18 Desember. Suara untuk menyatakan Trump bersalah jauh dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan dalam Senat untuk memecatnya berdasarkan Undang-Undang AS.
Senat memberi suara 52-48 untuk membebaskan Trump dari dakwaan penyalahgunaan kekuasaan terkait pemintaan Trump agar Ukraina memata-matai musuh politiknya Joe Biden, pesaing dari Partai Demokrat pada pilpres 3 November.
Senator Republikan Mitt Romney bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menghukum Trump. Tak ada suara dari Demokrat untuk membebaskan Trump. Senat kemudian memberi suara 53-47 untuk melepaskan Trump dari dakwaan menghalangi Kongres, dengan menolak saksi dan dokumen oleh DPR.
Romney bergabung dengan senator Republik lainnya dalam pemungutan suara untuk melepaskan tuduhan obstruksi. Tak ada senator Demokrat yang memilih melepaskan Trump.
Masing-masing dari dua dakwaan, para senator berdiri di mejanya sendiri untuk memberikan suara satu per satu, dengan dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Jogn Roberts.
Usai pemungutan suara, di Twitter presiden mengunggah video yang menunjukkan sinyal kampanye Trump untuk pemilihan mendatang dan seterusnya diakhiri dengan “Trump 4EVA”. Konstitusi AS membatasi seorang presiden jabatan dua periode.
Trump menuturkan dirinya akan menyampaikan pernyataan publik pada Kamis siang waktu setempat “untuk membahas Kemenangan Negara kami dalam Pemakzulan Palsu!.
Sebelumnya ada kejadian menarik di mana Trump mengabaikan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dengan menolak bersalaman dengan Pelosi saat dirinya menyodorkan tangan ke arah Trump seusai memberikan salinan pidato kenegaraan, Selasa (4/2/2020) waktu setempat.
Presiden Partai Republik itu tak menghiraukan sodoran tangan Pelosi, pejabat terpilih terkemuka Demokrat di Washington, setelah bertemu dengannya untuk pertama kali sejak Pelosi keluar dari pertemuan Gedung Putih empat bulan lalu.
Pelosi tampak terkejut. Menurut ajudan keduanya, mereka tidak bertegur sapa sejak pertemuan pada Oktober. Pelosi menghindari mengutip penggalan kalimat “yang terhormat dan teristimewa” yang biasanya menyertai perkenalan presiden oleh ketua DPR kepada Kongres.
“Anggota Kongres, Presiden Amerika Serikat” begitulah satu-satunya yang diucapkan dalam memperkenalkan Trump, mantan pengusaha real estate sekaligus bintang acara TV yang berpindah haluan menjadi politikus.
Di penghujung pidatonya yang berdurasi 80 menit di sidang bersama Kongres, Pelosi berdiri dan merobek salinan pidato yang diberikan kepadanya ketika jutaan orang menyaksikan siaran tersebut.
Seperti dilansir Reuters, ia kemudian mengatakan kepada wartawan itu adalah, “tindakan sopan yang harus dilakukan, dengan menimbang alternatif yang ada.”
Kayleigh McEnany, juru bicara kampanye Trump, mengomentari Pelosi: “Kebenciannya terhadap @realdonaldtrump membutakan dirinya dengan sifat menjijikan dari perangai gila hormat dan elitis.”
Dalam pemungutan suara yang akan berlangsung pukul 4 sore waktu setempat pada Rabu, Senat yang dipimpin oleh Republik diprediksikan akan membebaskan Trump dari tuduhan pemakzulan bahwa ia menyalahgunakan jabatannya dan menghalangi Kongres. (net/lin)