Tinjau Distribusi Masker Tanpa Masker, Trump Ngaku Konsumsi Hydroxychloroquine Sebagai Pencegahan Covid-19

Presiden AS Donald Trump mengunjungi distributor peralatan medis Owens & Minor di Allentown, Pennsylvania, Amerika Serikat, Kamis (14/5/2020). Foto: indopos.co.id

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku dirinya mengonsumsi hydroxychloroquine, yaitu obat malaria yang digembar-gemborkan meski terdapat peringatan medis soal penggunaan obat tersebut sebagai obat pencegah wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19, pada Senin (18/5/202).

semarak.co -“Saya meminum hydroxychloroquine selama sepekan setengah. Satu pil setiap hari,” kata Trump kepada awak media, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2020). Trump mengungkapkan hal itu selama sesi tanya jawab dengan wartawan pada pertemuan para eksekutif restoran mengenai dampak Covid-19.

Bacaan Lainnya

Beberapa pekan lalu Trump mempromosikan obat tersebut sebagai pengobatan potensial virus corona, namun penelitian selanjutnya membuktikan bahwa obat tersebut tidak membantu.

Presiden berusia 73 tahun itu yang melakukan tes Covid-19 setiap hari, menuturkan bahwa ia telah bertanya kepada dokter Gedung Putih apakah oke untuk mengkonsumsi obat tersebut, dan sang dokter memberitahunya, “Ya, kalau anda mau.”

Pengungkapan itu muncul saat Moderna Inc melaporkan kemajuan dalam vaksin potensial COVID-19. Obat satu-satunya yang muncul sebagai pengobatan potensial adalah remdesivir buatan Gilead Sciences Inc, obat yang disediakan untuk pasien rumah sakit.

Fox News Channel, tak lama usai adanya pernyataan Trump, mewawancarai Dr. Bob Lahita, yang memperingatkan masyarakat agar tidak mengkonsumsi hydroxychloroquine. “Tidak ada pengaruh yang kami lihat dan kami telah mengobati banyak pasien dengan menggunakan itu (hydroxychloroquine),” katanya.

Sebelumnya Presiden Trump seolah membuktikan hal itu. Dimana Trump tanpa menggunakan masker saat mengunjungi pusat distribusi masker di Pennsylvania pada Kamis (14/5/2020) dan mengumumkan rencana untuk mengisi kembali persediaan peralatan medis Amerika Serikat yang terkuras oleh wabah virus corona.

Sementara itu, para pejabat perusahaan distribusi tersebut tampak mendampingi Trump dengan mengenakan masker. Trump telah menolak mengenakan masker wajah di publik meskipun pemerintahnya memberi arahan kepada warga AS untuk mengenakan masker dan peraturan Gedung Putih yang baru juga mengharuskan staf mengenakannya di tempat kerja.

Presiden mengunjungi pusat distribusi Owens & Minor Inc, yang Gedung Putih katakan telah mengirim jutaan masker N95, pakaian pelindung dan sarung tangan ke rumah sakit dan pusat operasi di seluruh Amerika Serikat.

Minggu lalu, Trump juga tidak mengenakan masker saat mengunjungi pabrik pembuatan masker di Arizona, sekalipun ia mengaku mencoba beberapa di ruangan lain yang ia lewati.

Pennsylvania adalah negara bagian yang diperebutkan secara politis oleh calon Republik dan Demokrat dalam pemilihan presiden. Meskipun acara pada Kamis diatur oleh Gedung Putih, acara tersebut memiliki nuansa kampanye, dengan musik yang mirip dengan apa yang diputar di kampanye Trump dan referensi merendahkan dari presiden kepada calon penantangnya dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Trump menuduh pemerintah Obama membiarkan persediaan alat-alat pelindung habis. Trump telah menjabat selama tiga tahun dan wabah virus corona mulai melanda Amerika Serikat awal tahun ini. Trump mengatakan pemerintahannya akan berupaya menyediakan persediaan untuk tiga bulan alih-alih satu hingga tiga minggu.

“Saya bertekad bahwa Amerika akan sepenuhnya siap untuk setiap wabah pada masa depan, yang kita harap tidak akan terjadi,” katanya dalam sambutannya setelah kunjungan tersebut.

Presiden sebelumnya telah berusaha mengecilkan potensi virus corona muncul kembali pada musim gugur, meskipun dokter mengatakan itu sangat mungkin.

Seorang pejabat tinggi pemerintah sebelumnya mengatakan kepada wartawan pada Kamis bahwa pemerintahan Trump sedang berusaha untuk menambah 300 juta masker N95 ke dalam persediaan musim gugur AS.

N95 adalah alat pelindung pernapasan yang merupakan kunci untuk melindungi pekerja medis dalam melawan virus corona yang mematikan. Pejabat itu mengatakan pemerintah pada akhirnya berharap untuk menambah cadangan strategis nasionalnya, yang hanya memiliki 13 juta N95 pada awal wabah, menjadi satu miliar secara total.

Pemerintah berusaha untuk meningkatkan persediaan medis sebagai bagian dari upaya untuk mempersiapkan diri dari lonjakan kasus-kasus virus corona pada masa depan, ketika negara-negara bagian secara nasional mulai membuka kembali perekonomian setelah memberlakukan karantina wilayah untuk memperlambat penyebaran virus. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *