Tingkatkan Kualitas Hidup Melalui Alive, Jadi Tahu Mana Emosi dan Mana Innerchild

Praktik Alive oleh para pembicara. foto: dokpri

The Golden Space Indonesia meluncurkan program roadshow bermuatan positif bernama Alive di Jakarta, Maret 2018 lalu. Alive adalah program berisi positive talks dan kegiatan meditasi dengan konsep yang nonreligius dan universal.

Adapun tujuan daripada program ini untuk menginspirasi dan membantu orang-orang mengasah intuisi dan mendengarkan hati mereka sehingga bisa menjadi navigator untuk membantu proses pengambilan keputusan yang lebih baik, menemukan makna dan tujuan hidup hingga pada akhirnya menjalani hidup bahagia yang sepatutnya kita jalani.

Alive membahas 5 pilar kehidupan, yaitu Abundant Wealth, Loving Relationship, Inspiring Work, Vibrant Health dan Empowering Earth. Alive sudah diadakan di 6 kota di Indonesia, seperti Bali, Makassar, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, dan Palembang. Puncaknya, Alive diadakan di Jakarta, sore tadi Jumat (23/11) di Thamrin Nine Ballroom, UOB Building, Jakarta.

Alive Jakarta akan menghadirkan pembicara inspiratif, Talita Setyadi (Founder & Managing Director BEAU), M. Bijaksana Junerosano (Managing Director Waste4Change), Amaranila Lalita Drijono, M.D (Derm) (Founder MataCinta & GEMASS Indonesia), Helena Abidin (Marketing Director BMW Indonesia), dan Stephanie Hermawan (Angel Impact Investor), Cindy Gozali (Managing Director The Golden Space Indonesia), Bagia Arif Saputra (Marketing Director The Golden Space Indonesia), dan Meilinda Sutanto (Managing Director The Golden Space China).

Direktur The Golden Space Indonesia Stephanie Hermawan mengatakan, fokus Alive adalah untuk mengubah hidup menjadi positif secara otentik melalui peningkatan kualitas wealth, health, work, relationship dan lingkungan tempat Anda hidup.

“Di dunia yang sangat sibuk ini, orang-orang ingin menjalani hidup yang bermakna. Rutinitas dan kesibukan yang membuat stres adalah tantangan terbesar yang menyulitkan mereka menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya,” ujar Stephanie.

Jika kita membandingkan kehidupan modern saat ini dengan apa yang kita lihat 10 tahun lalu, ulas Stephanie, bisa dipastikan ada sebuah perbedaan yang signifikan atau meningkatnya level stres. Hal ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan seperti menurunnya produktivitas, naiknya angka kekerasan dan bunuh diri, serta semakin banyak masalah kesehatan.

“Dalam situasi ini, seringkali kita membayangkan untuk memiliki GPS pribadi yang bisa menuntun kita untuk hidup dengan lebih bahagia. Namun banyak yang lupa atau bahkan tidak menyadari bahwa GPS tersebut sudah ada di dalam tubuh kita sejak kita lahir, yaitu intuisi kita,” imbuh Stephanie, entrepreneur dan pembicara di Alive.

Alive, kata dia, akan memberikan keterampilan yang praktis untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga mereka bisa menjalani hidup yang mereka inginkan.

Salah satu peserta Alive dari Bandung, Yuce Widhiya yang berprofesi sebagai seorang guru, bercerita, “Ikut program Alive ini jadi pengalaman berharga tak terlupakan. Melalui program ini aku jadi tahu emosi mana dan innerchild mana yang jadi akar masalah dan membuat efek domino negatif dalam keseharian hidup,” ujar Yuce member testimony.

“Memaafkan dan mencintai diri sendiri merupakan obat pertama dan utama untuk sanggup memaafkan orang lain dan peristiwa-peristiwa di luar kontrol diriku yang entah disadari atau tidak, sudah melukai jiwaku. Cedera lutut yang masih sering kambuh seperti nyeri menggigit seketika hilang setelah pulang dari program Alive,” imbuhnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *