Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Biro Hubungan Masyarakat (Humas) menggelar Pelatihan Peningkatan Keterampilan kehumasan dan penulisan berita di Grandhika Hotel, Jakarta, Kamis (11/11/2021).
semarak.co-Seperti diketahui, keterbukaan informasi di era sekarang ini sangat diperlukan. Peran penulis dirasa menjadi sangat krusial dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas secara cepat, tepat, dan menarik. Itu yang menjadi alasan Kementerian ATR/BPN mengelar pelatihan penulisan berita ini.
Kepala Biro Humas Kementerian ATR/BPN Yulia Jaya Nirmawati mengatakan, kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk kehumasan agar meningkatkan kapasitas pegawai di Biro Humas, khususnya para penulis berita maupun pembuat infografis Kementerian ATR/BPN.
“Harapan saya dengan adanya pelatihan ini dapat menambah keterampilan sehingga menjadi percaya diri dalam berkarya,” ujar Yulia Jaya seperti kemudian dirilis humas melalui WAGroup Forum ATR/BPN, Jumat malam (12/11/2021).
Lalu, lanjut Yulia Jaya, dalam menjalankan tugas menjadi lebih mengerti teknik dan kaidahnya mengenai penulisan yang baik dan benar, serta harapannya dapat menimbulkan citra positif Kementerian ATR/BPN.
Setelah pelatihan ini, harap Yulia Jaya, para peserta dapat meningkatkan kreativitas dalam menuangkan gagasan-gagasan sehingga karya yang dihasilkan lebih inovatif. “Semoga pelatihan ini dapat menyenangkan dan menambah motivasi teman-teman semua sehingga dapat bermanfaat kepada institusi kita sebagaimana yang kita gaungkan pada 2025, yakni menjadi institusi berkelas dunia,” harapnya.
Pada kesempatan sama, Founder Balai Pustaka School of Writing Munawar Aziz yang menjadi narasumber, menjelaskan penulisan menggunakan teknik free writing. Setidaknya terdapat lima teknik, pertama menulis tanpa henti, kedua jangan dibaca ulang, ketiga jangan diedit, keempat jangan dipikirkan, lalu terakhir dinikmati.
“Menulis terus tanpa henti, yaitu semua ide dituliskan. Jangan dibaca ulang maksudnya membaca menghambat ide keluar dengan baik. Kemudian jangan diedit, yakni terus menulis abaikan benar dan salah karena proses belajar menulis hindari otak kiri yang kritis serta penuh analisis dan dinikmatilah. Apapun tugas dan pekerjaan akan terasa mudah bila kita nikmati,” jelas Munawar Aziz.
Maghfiroh Yenny, mantan wartawan Republika yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan, dalam menulis berita, penulis harus memperhatikan kode-kode etik jurnalistik. “Kode etik yang saya pegang salah satunya ialah apa yang kita tulis itu tidak merugikan orang lain,” ungkapnya.
Turut hadir dalam pelatihan ini Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga (PHAL) pada Biro Humas Indra Gunawan, dan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol (TUPP) pada Biro Humas, Uunk Din Parunggi. Pelatihan ini juga diikuti oleh jajaran di lingkungan Biro Humas Kementerian ATR/BPN. (jr/re/am/smr)