Tinggalkan Meta, Ilmuwan AI Yann LeCun Bikin Startup

Setelah 12 tahun bergelut di perusahaan teknologi AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) milik Mark Zuckerberg, ilmuwan terkemuka Yann LeCun akan meninggalkan Meta, dan berencana meluncurkan startup AI yang berfokus pada kecerdasan mesin tingkat lanjut.

Semarak.co – Yann LeCun bergabung pada tahun 2013, untuk mendirikan Facebook AI Research (Artificial Intelligence/FAIR), sebuah laboratorium internal yang telah mengubah Meta menjadi pemimpin di bidang AI.

Salah satu tokoh pendiri AI alias kecerdasan buatan modern itu, dan kunci di Meta Platform, ini mengumumkan akan meninggalkan perusahaan AI itu pada akhir tahun ini untuk meluncurkan startup AI barunya.

Yann LeCun menjadi bagian penting dari ambisi Meta selama lebih dari satu dekade. Di perusahaan raksasa ini ia menjabat sebagai direktur FAIR selama lima tahun dan sebagai ilmuwan AI utama perusahaan itu selama tujuh tahun.

Yann LeCun memimpin terobosan dalam pembelajaran yang sangat mendalam, penglihatan komputer, dan pemodelan bahasa berskala besar yang mendasari produk seperti Instagram dan Meta AI yang berteknologi canggih masa kini.

Dilansir cnnindonesia.com dari SCMP (23/11-25), ia kini berusia 65 tahun dan mengumumkan, usaha terbarunya akan berfokus pada penelitian kecerdasan mesin tingkat lanjut (AMI), proyek yang ia kembangkan bersama rekannya di FAIR dan Universitas New York.

LeCun mengaku akan tetap bermitra dengan Meta dalam proyek tersebut, mencerminkan minat dan dukungan berkelanjutan perusahaan terhadap tujuan jangka panjang AMI, “Pembentukan FAIR adalah pencapaian non-teknis yang paling membanggakan bagi saya,” tulisnya.

CEO Meta, Mark Zuckerberg dan CTO Andrew Bosworth, keduanya mengakui bahwa LeCun memiliki peran penting dalam membangun pondasi infrastruktur Meta saat ini, termasuk model lamanya Llama open-source, yang telah menjadi tonggak penting komunitas riset AI global.

LeCun dianggap sebagai salah satu “bapak pendiri” deep learning, bersama Geoffrey Hinton dan Yoshua Bengio, tiga serangkai yang memenangkan Penghargaan Turing 2018, penghargaan selevel Nobel Prize dalam bidang komputasi. (net/cni/scmp/kim/smr)

Pos terkait