Timses dan Relawan Prabowo Militan, Emak-Emak Bisiki: Jangan Lelah Berjuang

Prabowo tak menyangka ada emak emak naik panggung di tengah orasinya. foto: internet indonesiainside.id

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sependapat dengan penilaian yang menyebut timses dan relawan mereka menang telak dari kubu Jokowi-Ma’ruf dalam memberikan narasi dan militansi.

Juru Debat BPN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, para relawan pendukung Prabowo-Sandiaga berkerja secara mandiri. Saleh memberikan kredit khusus terhadap relawan emak-emak Prabowo-Sandiaga.

Dia menilai narasi dan militansi yang dibangun relawan emak-emak lebih kuat dibandingkan dengan relawan lainnya. Prinsip partisipatif itu kelihatan jelas di kubu Prabowo. Makanya kalau kita lihat yang ikut secara sukarela dan partisipasi secara mandiri itu pasti akan lebih militan.

“Yang jelas kalau dari 02, kita melihat pendukung kita itu lebih mandiri. Kemudian mereka bekerja sendiri untuk membantu bagaimana agar pasangan ini bisa muncul dan bisa tampil di masyarakat sebanyak mungkin,” kata saat Saleh dimintai tanggapan, Senin (25/3).

Menurut hasil evaluasi internal itu, nilai Saleh, militansi emak-emak itu jauh lebih kuat dibandingkan dengan militansi yang lain-lainnya. Walaupun yang lain-lainnya sebetulnya bagus. “Tapi militansi emak-emak ini agak berbeda sedikit,” terang Saleh.

Relawan emak-emak Prabowo-Sandiaga, sebut Saleh, menjadi faktor pembeda dari relawan Jokowi. Bahkan, menurut Saleh, relawan emak-emak kubu 02 tidak gampang dipengaruhi. “Ya dong (jadi faktor pembeda). Mereka (relawan emak-emak) tidak gampang digoyahkan dengan apa namanya pengiringan-pengiringan opini,” jelasnya.

“Itu kalau di media sosial ada video emak-emak yang datang door to door menjual Prabowo-Sandi. Itu kan militan namanya, emak-emak. Itu kita berharap menjadi kekuatan yang dahsyat untuk 23 hari ke depan sehingga Prabowo-Sandi bisa menang,” sambung politikus PAN.

Sebelumnya, peneliti Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas menilai pasangan calon nomor urut 01 kalah dalam memberikan narasi dan militansi. Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf memang menurun, namun Prabowo-Sandiaga justru meningkat.

“Contoh, melalui kasus kasus yang ditangani polisi, politik identitas pasti masuk, sudah include itu, otomatis kalau pilih Prabowo sudah pasti masuk ranah politik identitas, misal 212, pembakaran tauhid yang esensinya nggak terkait Pilpres,” ujarnya.

Tapi narasinya, nilai dia, dekat ke 02 dibandong 01 narasinya. “Itu bisa diamati di komen netizen. Jadi penguasaan narasi publik dan narasi itu sifatnya masif untuk itu 01 kalah,” ujar Peneliti Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas saat diskusi di Kafe Kanorai, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (25/3).

Direktur Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai kubu Jokowi hanya puas dengan selebrasi. Sementara kubu Prabowo lebih baik di akar rumput. “Timses dan parpol, relawan hanya puas dengan ceremony, selebrasi dan panggung dukungan. Sementara kalah dalam militansi dibanding pendukung 02,” imbuh  Ari.

Ibaratnya, lanjut  Ari, 01 menang di udara, tapi kerja di politik itu ada di darat, door to door, itu kuncinya. Gimana pastikan data suara pemilih masuk ke TPS-TPS. Itu kuncinya.” jelas Ari . “Harus diakui militansi grassroot 02 lebih bagus, narasi lebih bagus. Sementata 01 hanya menang di etalase dan dukungan deklarasi,” timpalnya.

Emak-Emak Bisikin Prabowo

Ada yang istimewa dalam kampanye terbuka capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Lapangan Karang Pule Sekarbela, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari lima daerah tempatnya berkampanye, sepertinya di NTB paling berkesan.

Kaum perempuan alias emak-emak memiliki posisi spesial di hati Prabowo. Di berbagai momen safari politiknya ke berbagai daerah, capres 02 ini selalu menunjukkan keakrabannya dengan emak-emak.

Hal itu pula yang terjadi saat Prabowo menyapa masyarakat NTB di lapangan Karang Pule, Mataram, Selasa (26/3). Awalnya, Prabowo menyampaikan jika terpilih komitmennya untuk menurunkan tarif listrik dan harga sembako di 100 hari pertamanya.

Prabowo juga memastikan pemerintah akan menjamin kesejahteraan petani dan nelayan. “Saya tanya kepada para ahli, bisa turunkan harga listrik? Mereka jawab bisa dalam 100 hari pertama. Harga daging, harga sembako bisa turun. Nelayan, petani, guru honorer, kita jamin kesejahteraannya,” katanya.

Prabowo menegaskan, perjuangan untuk mewujudkan Indonesia adil makmur membutuhkan kerja sama seluruh komponen anak bangsa. Pada 17 April nanti, Prabowo berharap setiap masyarakat yang miliki hak pilih untuk menggunaan hak pilihnya.

“Satu keputusan dalam beberapa menit di depan kotak suara akan tentukan nasib Indonesia 5 tahun ke depan. Kalau 5 tahun salah urus lagi gimana kita perbaiki fasilitas pesantren, gimana anak muda bisa dapat kerja? 17 April satu tindakanmu akan menentukan Indonesia bangkit atau Indonesia bubar saudara-saudara,” ujarnya.

Di tengah orasi politik dihadapan ratusan ribu massa, seorang emak-emak berkerudung hijau naik ke atas panggung. Emak-emak itu langsung memeluk Prabowo dan membisikkan pesan agar mantan Danjen Kopassus itu tetap teguh dan sabar dalam berjuang.

“Ibu tadi pesan selalu tegar dan berani dalam membela rakyat. Insya Allah saya akan berikan yang terbaik. Saya akan kembalikan kekayaan Indonesia agar dinikmati rakyat. Seluruh jiwa, raga, tenaga, fikiran, segalanya akan saya persembahkan kepada bangsa dan rakyat,” janji Prabowo.

Pasangan calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno ini tidak menyangka bakal didatangi seorang nenek di atas panggung. Orang tua renta dengan balutan jilbab hijau dan berkaus bola itu tiba-tiba mendekat dan menghentikan orasi Prabowo.

Sebelum naik panggung, wanita tua ini sebenarnya sudah berteriak-teriak memanggil Prabowo. Namun, orasi Prabowo yang lantang ditambah gemuruh massa yang tiada henti membuat seruan sang nenek tak terdengar.

Sambil memanggil-manggil Prabowo dari bawah hingga ke atas panggung, dia mendekat. Tahu dirinya didekati seorang nenek, Prabowo menyambut hangat. Sang nenek membalas sembari memegang pipi Pabowo, memeluk, lalu berbisik ke telinga sang capres idolanya itu.

Sang nenek turun, Prabowo melanjutkan orasi. Tak ada pesan yang disampaikan Prabowo usai menerima seseorang yang ia sebut sebagai nikmat Allah tersebut. Namun, di laman Facebooknya, Prabowo menulis:

Di Lapangan Karang Pule Kota Mataram Nusa Tenggara Barat saya mendapat nikmat yang luar biasa dari Allah SWT. Mendapat pelukan hangat dan nasihat dari seorang ibu. Pesan yang akan selalu saya ingat. “Jangan pernah lelah berjuang dan membela rakyat kecil” pesan ibu itu.

Insya Allah, selama hayat masih dikandung badan saya akan terus berjuang tanpa kenal lelah untuk membela rakyat kecil, agar rakyat kecil bisa tersenyum.

Demikan pesan lewat Facebok dengan akun Prabowo Subianto itu. Sejumlah foto bersama nenek tersebut diunggah juga. Foto tersebut dikomentari hampir 20.000 pengikut Prabowo di Facebook dan disukai ratusan ribu orang dalam waktu tiga jam setelah diunggah.

Kharisma Suryadi menulis, “Terima kasih kedatanganmu wahai Sang Jenderal, kami masyarakat NTB menunggu lagi kedatanganmu tapi kedatanganmu kelak menjadi Presiden Republik Indonesia yan tercinta ini Pak. Semoga saja engkau diberikan kemudahan dan dijadikan Presiden Republik ini Pak. Amiinn ya Robb.” (lin)

 

sumber: indonesiainside.id/detik.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *