Tim 10 TPS Terus Digenjot untuk Amankan Pemenangan Anies Sandi

Assessment Pembentukan Tim 10 RD Kelurahan Angke Ronnie Yudhiratsa mengatakan, acara seremonial penyerahan kaos, SK, dan spanduk akan menjadi cikal bakal pada TPS-TPS lain di seluruh Kelurahan Angke. Untuk itu, dirinya akan melakukan assessment hingga tengah malam jika pihak setempat berkenan. Sehingga tiap minggu nanti akan dilakukan pertemuan seremonial sejenis di tempat-tempat lain. Bahkan dari Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat ikut hadir.

“Setelah ini, berlanjut pindah Kopdar (kopi darat = pertemuan pembentukan Tim 10) di tempat lain. RD menyediakan apresiasi sekadar konsumsi untuk terselenggaranya Kopdar. Atas berkenannya hadir para ketua-ketua RT, saya berharap segera ikut membentuk Tim 10. Malam ini juga saya siap meluncur ke tempat dimana diinginkan. Saya berharap mulai malam ini, Tim 10 TPS 31 bisa bekerja sesuai bunyi tugas dalam SK. Di luar itu melakukan sosialisasi dan terus memperkuat dukungan suara,” ucap Ronnie di rumah Ketua RT 13/RW 07 tempat berkumpulnya Tim 10 TPS 31, Gang Langgar No 31, Angke,Tambora, Jakbar, Senin (27/3) kemarin.

Sebenarnya, lanjut Ronnie, ada bantuan berupa umroh bagi Tim 10 bagi yang bisa menembus 90% kemenangan Anies Sandi di TPS masing-masing. Tapi tentu nanti ditentukan pihak RD mana yang layak diumrohkan. “Maksudnya, kalau di satu TPS ada jumlah DPT (daftar pemilih tetap,red) 700 tentu beda dengan yang jumlah DPT 400. Atau kalau di basis Tionghoa seperti di TPS 31 ini, tentu akan lebih berat perjuangannya menembus 90 persen dibanding yang TPS jumlah 400 maupun 700 tadi. Disamping ada ketentuan-ketentuan lain. Bantuann umroh untuk 10 orang atau Tim 10 ini bekerjasama dengan salah satu biro travel umroh pendukung setia Anies Sandi untuk pemberi semangat,” ungkap Ronnie, tenaga ahli Fraksi Partai Gerindra.

Ketua RT 13 RW 07 Harris Chandra SH MH mengingatkan Ronnie agar lebih memperhatikan Tim 10. Karena tim ini tim pemenangan yang berjuangan sangat berat. “Saya berharap ada perhatian dari Tim RD pada Tim 10. Bentuknya seperti saya serahkan pada Bang Ronnie seperti apa. Sehingga bisa meringankan perjuangan Tim 10. Bukan sebagai bentuk apresiasi saja, tapi bisa juga pendampingan,” ujar Harris.

Ronnie berjanji akan merumuskan bersama Tim RD seperti apa secepatnya. Diakuinya, Tim adalah relawan pejuang yang hasilnya bukan buat kita sekarang, tapi setidaknya anak cucu kita kelak. Ini saatnya melakukan perubahan. “Kalau bukan dari kita, siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Nantinya Tim 10 ini diminta mendata orang-orang di TPS pemilih paslon nomor 3. Kemudian dikirim dengan memasukan ke aplikasi khusus. Jadi biar dari awal, kita tahu berapa dukungan yang memilihAnies Sandi,” ujar Ronnie yang berlanjut pindah ke RW 11 Kelurahan Angke di mana terdapat rumah susun sewa (Rusunawa) Tambora, malam itu juga.

Ketua RW 11 Ilan Sukarlan menambahkan, dirinya membawahi 6 TPS 40-45. Utamanya 3 TPS di komplek Rusunawa. Tapi belum ada Tim 10 untuk satu TPS pun. Maka itu, dirinya bertekad ikut membentuk agar menjadi penguatan suara Anies Sandi. “Saya sempat diminta duduk di relawan lain yang sama-sama dari paslon nomor 3. Tapi kalau boleh juga saya masuk dalam relawan Tim 10, maka saya akan langsung bentuk keenam TPS di bawah wilayah saya,” ujar Belong, panggilan akrab Ilan.

Saat Ronnie bersama Ketua-Ketua RT dan Belong berada di Rusunawa, maka langsung terbentuk Tim 10 untuk ke-6 TPS itu. Ini membuat Ronnie berbunga-bunga. Walaupun pertemuan ini diduga diintip Panwascam setempat. “Biarkan saja Panwascam mengawasi. Ini bukan kampanye. Ini pertemuan biasa di malam hari libur Nyepi. Kalau kita berkumpul untuk merekap pembentukan Tim 10, itu bukan kampanye dong,” kilah Belong.

Ronnie (paling kiri duduk nomor 3) bersama para ketua RT dan Ketua R11 Belong (berpeci)

Ketua Forum Sandi Uno (FSU) Ariefanda mengatakan, Tim 10 TPS yang dibentuk memang harus bekerja ekstra secara sukarela. Seperti terjadi di Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Di mana Ketua PAC PDIP Kecamatan Pademangan diduga telah melakukan pelecehan demokrasi. “Hari Minggu dini hari Sekitar jam 01.00 tanggal 26 Maret 2017. Ketua PAC PDI-P Kecamatan Pademangan bernama Hasto Widodo telah melakukan pelecehan demokrasi. Dengan mencopot spanduk paslon 3 dan membuangnya ke got atau saluran air,” kutip Arief.

Aksi tersebut, lanjut Arief, dilakukan Widodo dihadapan beberapa saksi mata. “Di antaranya bang Leo, salah satu simpatisan paslon 3 dengan berucap. Kalau ada yang tanya siapa yang buang, bilang aja gua yang buang, sambil dia kemudian pergi,” kutip Arief lagi.
Hal tersebut, lanjut Arief, kemudian dilaporkan Leo ke relawan Anies Sandi, Andi Novriandi, sekitar pukul 12.00. “Dan kemudian relawan tersebut berkoordinasi dengan relawan Anies Sandi lainnya, termasuk FBR gardu 0177 di bawah komando ketua gardu Yuldiansyah dan Gardu 0525 Ayah Aep untuk menuju lokasi sekitar pukul 17.00,” ungkapnya.

Lalu diambillah keputusan untuk melaporkan secara resmi dan tertulis ke Panwas, pukul 18.00 atas tindakan Dodo, sapaan Hasto Widodo. Panwascam Pademangan kemudian bekerjasama dengan aparat kepolisian Polsek Pademangan mengamankan barang bukti yang dibuang ke saluran air tadi dan membawanya ke kantor Panwascam Pademangan. Ini sambil dikawal relawan Anies Sandi dan FBR.

“Lalu proses berjalan dan Hasto Widodo pun dipanggil ke kantor panwas untuk dimintai keterangan. Atas kejadian tersebut dan pengakuan dari pelaku, meskipun sebelumnya alot dengan disertai emosi. Tetapi para relawan Anies Sandi telah menunjukan sikap yang luar biasa, bijak dalam mengambil keputusan dan tidak terpancing emosi sehingga suasana tetap kondusif,” ujar Arief, yang juga cucu penyair kondang Amir Hamzah.

Lalu dibuatlah keputusan yang ditandatangani Dodo dan para relawan Anies Sandi disaksikan Yuswandi, Maridja, dan Soleh dari pihak Panwascam, serta Iptu Iwan Suhendar Kanit Intelkam Polsek Metro Pademangan. Adapun pernyataan tersebut berbunyi:

1. Hasto Widodo mundur sebagai Ketua Timses dan saksi di tingkat kecamatan..
2. Hasto Widodo tidak akan terlibat dalam semua aksi pemenangan maupun kampanye sampai Pilgub DKI berakhir.
3. Hasto widodo secara pribadi akan memasang kembali spanduk tsb ditempat semula.
4. Hasti widodo meminta maaf kepada seluruh relawan Anies Sandi dan masyarakat RW 06 Kel Pademangan Barat.
Lebih jauh Arief mendapat laporan lagi, dari relawan FSU yang menyebutkan warga Matraman dan Pisangan Baru Jakarta Timur di RW 13 dan 11 menyaksikan dua petugas seperti petugas sappol PP atau orang kelurahan yang mana mencabut spanduk kecil bertuliskan KJP Anies Sandi maupun yang bukan bertuliskan KJP, dengaan memasuki di gang-gang kecil tampa adanya surat izin tertulis utk mencabut spanduk Anies Sandy. “Saya sangat marah benar dengan ulah oknum seperti satpol PP maksud dan tujuannya apa ini. Hal inilah yang bikin warga pada marah,” kutip Arief.

Untuk itulah, Arief berpesan pada Tim 10 agar bertindak seperti yang terjadi di Pademangan. “Untuk itu, marilah menjaga spanduk KJP Plus, siapapun yang main cabut, jangan tinggal diam. Kami lagi telusuri di jalan x mana dicabut tanpa adanya pemberitahuan dari pihak kecamatan, kelurahan,” tutupnya.

Anggota FSU Munajat berang dengan info Forum RT RW DKI Jakarta yang dukung paslon lain. Kalaupun ada RT RW yang mendukung paslon lain, nilai Munajat, itu sifatnya pribadi. “RT dan RW mane yang dikatakan dukung paslon lai? Jangan mentang-mentang RT atau RW satu dua yang dukung paslon lain, beritanye mengatasnamakan Forum RT RW DKI. Soalnye ane bagian perjuangan Forum RT RW DKI sejak Juni 2015,” kecam Munajat, yang juga Ketua Maung, elemen FSU.

Cuma segelintir RT/RW yang gagal paham, lanjut Munajat yang dukung paslon lain. Tapi kalau sampai RT atau RW mengaku-ngaku dukung paslon lain, maka Munajat sebagai bagian dari perjuangan menolak paslon lain akan mengecek dan mendorong sebagai pengkhianat. “RT RW berpikir sangat cerdas yang sejak awal kami sudah bergerak menolak pemimpin arogan, tukang gusur yang tidak beradab. Selalu merubah aturaan sesuka hati,” ujarnya.

Antara lain diterbitkannya, Pergub No.168 Tahun 2014 Tentang Fungsi dan Tugas RTRW Pengganti SK Gub No.36 Tahun 2001, kemudian diterbitkan SK GUB No 903 Tahun 2016. Diubah lagi Pergub No 1 Tahun 2016 yangsemuanya ditolak RT RW. Tapi diterbitkan Pergub No 171 tetap tidak disosialisasi.

Ada lagi kebijakan melalui PTSP dalam pelayanan masyarakat sehari hari tidak memerlukan Surat pengantar dari RTRW dengan kata lain ingin menghapus peranan RT RW. Menuduh RT RW sebagai Tukang PALAK dan Tukang Jual LAPAK. Tukang makan Uang SAMPAH dan KEAMANAN. “Itulah alasan mengapa RT RW terus menolak Ahok. Jadi RT RW mane yang dukungnye,” ulasnya.

Wakil ketua tim sukses pemenangan paslon nomor 3 Muhammad Taufik mengaku heran dan bingung dengan info tentang keputusan Forum RT/RW DKI Jakarta yang mendukung paslon lain. “Saya betul-betul ingat, dulu, forum RT/RW ini semua orang yang marah,” kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu di Posko Pemenangan Anies-Sandiaga, Jalan Cicurug, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/3).

Bahkan bersama Taufik, forum itu melakukan deklarasi di Tugu Proklamasi menentang Ahok. Mereka pun pernah berkumpul di Cililitan membicarakan perlawanan kepada Ahok. Taufik menduga ada tekanan sehingga Forum RT/RW ini berbalik mendukung Ahok “Ya aneh saja, buat saya aneh. Dulu kumpul di Cililitan mempersoalkan Ahok, sekarang jadi aneh,” kata politisi Partai Gerindra ini. (pbc/lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *