Assement Kelurahan Angke Ronny Yudhiratsa mengatakan, relawan berarti rela atau tulus ikhlas tanpa berharap biaya untuk setiap pergerakannya. Roemah Djoeang (RD) adalah salah satu Tim Pemenangan yang mengumpulkan atau jadi wadah relawan-relawan. RD ini dipimpin anggota DPR dari Fraksi Gerindra Pius Lustrilanang. Di putaran kedua, RD akan berjuang keras untuk membentuk Tim 10 di seluruh TPS, utamanya anggota relawan. Sesuai namanya Tim 10, maka jumlah anggotanya minimal 10 orang, sudah termasuk satu orang jadi koordinatornya.
“Jadi setiap tenaga ahli di Fraksi Gerindra DPR diberi tugas menjadi koordinator dan korwil pembentukan Tim 10. Untuk dapat menjalankan tugas berat ini, Roemah Joeang mengubah dirinya menjadi rumah besar bagi seluruh komponen relawan pendukung Anies Sandi. Silakan semua kelompok relawan bergerak dengan benderanya masiing-masing. RD akan menyatukan gerakan pemenangan lewat aplikasi pembentukan Tim 10. RD percaya bahwa hanya lewat aplikasi ini, perjuangan pemenangan Anies Sandi dapat dilakukan secara cermat dan terukur,” kutip Ronny.
Mari bersatu, lanjut Ronny, bersama dalam strategi dan taktik perjuangan yang sama. “Hanya kecurangan yang mampu merebut kemenangan kita. Gagalkan semua upaya curang dan pastikan kemenangan kita. Jadi daftarkan dirimu sebagai relawan Tim 10 di TPS masing-masing pada link: roemahdjoeang.com/daftar,” pintanya.
Di Kelurahan Angke ini jumlahnya 45 TPS, lanjut Ronny, sekarang baru 12 Tim 10 yang terbentuk. “Saya berterimakasih atas inisiatif dari relawan FSU (Forum Sandi Uno,red) yang punya semangat pergerakan membentuk Tim 10 untuk TPS 31 ini. TPS 31 terdiri dari 3 RT, yaitu RT 13,12, dan 01 dari RW 07. Satu lagi Tim 10 dari TPS 25 dari RW 06. Saya berharap yang hadir di sini dari TPS lain, segera membentuk Tim 10 juga,” ujar Ronny Yudhiratsa yang sehari-hari pengurus DPP Gerindra dan Tenaga Ahli Fraksi Gerindra DPR RI.
Semua pergerakan untuk membentuk Tim 10, lanjut dia, tidak ada biaya dari pihak RD maupun dari Tim Pemenangan Anies Sandi atau lainnya. Ini semua swadaya warga atas kebersamaan visi dan misi. “Saya terharu atas penyambutan Tim 10 yang menyelenggarakan pembentukan Tim 10 ini. Karena memang tidak ada apresiasi dari pihak kami. Kami hanya berharap ketulusan ikhlas. Sementara kami menawarkan program dengan harapan sama-sama mewujudkan Kota Jakarta yang maju dan bahagia warganya. Apresiasi dari kami hanya kaos seragam dan SK (surat keputusan/keterangan,red) pada setiap anggota Tim 10,” ujarnya.
Adapun tugas atau kiprah dari Tim 10, rinci Ronny, tentu mengamankan TPS-nya dan DPT (daftar pemilih tetap) TPS setempat. “Jadi tujuannya mengawal dan menjaga dari kecurangan-kecurangan dari paslon lain. Termasuk menjaga serangan-serangan dari paslon lain, seperti black campaign pada paslon kita selama masa kampanya hingga nanti pencoblosan pada 19 April 2017,” ungkap Ronny yang memperjuangkan Ahok saat berpasangan dengan Jokowi di Pilkada 2012 karena Ahok diusung Partai Gerindra.
Anggota FSU Heryanto yang menjadi inisiator pembentukan Tim 10 TPS 31 menambahkan, TPS itu merupakan basis Tionghoa. Sehingga program-program atau strateginya adalah menggoda warga Tionghoa agar memilih paslon nomor 3. “Di putaran pertama paslon kita nomor 3 memang kalah 70 persen. Tapi itu terpecah juga pada paslon nomor satu. Karena itu, sekarang perlu digarap suara dari paslon nomor satu itu. Salah satunya ikut menjadi relawan Tim 10,” ungkap Heryanto.
Warga Tionghoa setempat, nilai Heryanto, relative orang mampu. Jadi kegiatannya harus persuasive, seperti mendatangkan calon atau lewat brosur-brosur yang berisi tentang warga Tionghoa adalah warga Jakarta juga. Jadi memiliki hak yang sama. “Kami bukan mau mengeluh atau pesimis dalam upaya di tengah basis Tionghoa, tapi justru mencari formula yang pas agar setidaknya dapat menggoda warga Tionghoa itu mengalihkan dukungan pada paslon nomor 3,” ungkapnya.
Ketua RT 13 R2 07 Harris Chandra SH MH menambahkan, mayoritas warganya memang suku Tionghoa. Tapi bukan berarti tidak bisa digaet untuk meruntuhkan fanatismenya ke paslon nomor 3. “Kalau keluarga saya yang Tionghoa saja, milih nomor 3, mustahil warga Tionghoa lain tidak bisa. Tinggal dicari cara atau trik mendekati mereka. Itu dibutuhkan perjuangan yang khusus dan lebih pula. Misalnya, spanduk-spanduk berisi tentang kebhinekaan,” ungkap Harris yang rumahnya jadi tempat acara.
Pengacara muda ini menambahkan, apalagi warga Tionghoa dengan warga pribumi di wilayahnya sudah baur bertahun-tahun. “Waktu putaran pertama, di TPS kami 31 relatif aman dan lancar. Petugas TPS pun dikombinasi antara warga Tionghoa dan pribumi. Sebenarnya, saya tidak ingin memakai dikotomi ini. Karena di sini sudah cukup harmonis dan tidak ada dikotomi itu,” ujar penasihat hokm media online ini, www.semarak.co
Ketua FSU Ariefanda mengatakan, FSU di tingkat DKI terus memantau dan mendorong anggota agar segera membentuk Tim 10 di tempatnya masing-masing. Sesuai tugasnya, Tim 10 ini diharapkan bisa efesien dan efektif menangkis serangan-serangan lawan. Karena Tim 10 ini merupakan kepanjangan lidah dari paslon nomor 3. “Lawan sekarang mulai memakai peci di surat suara. Ini ikut-ikutan yang jadi ikon paslon nomor 3. Karena itu, Tim 10 nanti bisa mensosialisasikan agar mencoblos baju putihnya. Bukan pecinya lagi,” ujarnya.
Di bagian lain Ronny menyarankan agar Tim 10 TPS 31 dan TPS 25 maupun nanti yang sudah terbentuk untuk melanjutkan dengan silaturahmi seperti mengadakan pertemuan Reboan atau anjangsana ke TPS lain. Atau menggelar lancar tancep bersama dari program Tim Pemenangan Anies Sandi. Sehingga bisa terus sharing-sharing untuk meningkatkan jumlah suara, syukur-syukur bisa menang di TPS 31,” tutupnya. (lin)