Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Henri Subiakto menyampaikan dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap salah satu pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden sudah terlihat dan semakin terang.
semarak.co-Adapun kunjungan kerja presiden yang semakin intens ke daerah-daerah serta membagi-bagikan bantuan menurutnya bagian dari tujuan politik. Memang Presiden Jokowi mengatakan sendiri, kutip Henri, dirinya akan cawe-cawe dan apa yang dilakukan sekarang bagian dari pernyataan itu.
“Jadi beliau sudah tidak malu lagi dilihat dan dinilai mendukung paslon nomor urut 02 demi tujuan politik yang ditargetkan,” terang Henri yang juga Pengamat Komunikasi Politik ketika dihubungi, Senin (22/1/2024) dilansir hajinews.co.id, 23/01/2024.
Ada peran presiden menyokong pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bersama partai-partai besar. “Jika nanti pasangan 02 menang Pilpres, itu logis karena memang didukung kekuatan besar politik dan dana yang besar pula,” tutur Henri.
Ada partai-partai besar seperti Gerindra, rinci Henri lagi, Golkar, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Henri juga menyebut ada kalangan pengusaha dan artis yang diarahkan untuk mendukung paslon 02. Hal itu menunjukkan belum berubahnya arus politik yang terjadi di masyarakat.
Yaitu dalam hal memberikan suara, mereka sebagian besar masih terdorong dan ditentukan oleh faktor kekuatan politik dan dana. “Jokowi sendiri logis jika sekarang sudah all out memenangkan pasangan 02, karena resiko yang dipertaruhkan sangat besar dalam Pilpres 2024 ini,” ujarnya.
Dilanjutkan Henri kembali, “Jika 02 gagal, bisa habis karir dan dinasti Jokowi dalam politik. Itulah makanya keseriusan cawe-cawenya tidak main-main.”
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti memprediksi sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju akan mundur seusai Pilpres 2024. “Nanti setelah pilpres (sebagian menteri mundur). Sekarang semua masih menahan diri,” ujar Ray.
Menurutnya, mundurnya sebagian menterinya membuat Presiden Joko Widodo akan mengalami guncangan politik setelah pilpres. “Untuk sekarang mereka belum mundur dari kabinet. Sebab akan berdampak buruk terhadap partai maupun capres yang didukung oleh partai,” papar Ray.
Sebelumnya, ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menyerukan agar menteri di kabiet Jokowi untuk mundur. Seruan Faisal itu tak terlepas dari kekecewaan terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi yang dianggap berpihak pada paslon Prabowo.
“Ayo sama-sama kita bujuk Bu Sri Mulyani, Pak Basuki Hadimuljono, dan beberapa menteri lagi untuk mundur. Itu efeknya dahsyat. Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur. Pramono Anung sudah gagap. Kan PDI Perjuangan belain Jokowi terus, pusing,” ujar Faisal dalam diskusi Political Economic Outlook 2024. (net/hji/smr)