Terobosan Sukses BPJPH Kemenag, Dorong IGHF Jadikan Produk Fashion Halal Indonesia Kompetitif di Global

Kepala BPJPH Kemenag Aqil Irham (kedua dari kiri) bersama Ketua umum APPMI Poppy Dharsono (ketiga dari kiri berkaca mata hitam) didampingi para desainer saat acara Media Gathering dengan tema Indonesia Global Halal Fashion: Promoting Halal Indonesia to the World di Restoran Dapur Solo Matraman, Jakarta Timur, Selasa sore (10/9/2024). Foto: heryanto/semarak.co

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mendorong pengembangan ekosistem industri halal di Tanah Air. Terbaru BPJPH Kemenag sukses mengantar produk kain halal dalam kancah fashion halal domestik hingga dunia internasional atau fashion global.

semarak.co-Terobosan terbaru yang berhasil sukses dilakukan BPJPH Kemenag ini usai menggandeng organisasi para desainer, yaitu APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) yang berdiri 22 Juli 1993, dengan Ketua umum Poppy Dharsono.

Bacaan Lainnya

Program terdekat dari hasil kerja sama BPJPH Kemenag dengan APPMI ini menggelar event bertajuk Indonesia Global Halal Fashion (IGHF) di 3 negara sebagai kiblat fashion. Paling tidak untuk bisa menembus pasar Timur Tengah, maka produk fashion sudah harus tampil di Milan Italia, Paris Prancis, dan London Inggris.

Kepala BPJPH Kemenag Aqil Irham mengatakan, selain menyasar sektor industri makanan-minuman yang kewajiban sertifikasi halalnya diberlakukan mulai Oktober 2024, upaya kolaboratif penguatan ekosistem juga merambah ke produk barang gunaan seperti sandang atau fashion yang diwajibkan bersertifikat halal pada Oktober 2026.

Sebelum sampai Oktober 2026, pihaknya sudah berhasil membuat fashion halal pada produk Sepatu yang digunakan oleh kalangan TNI/Polri, lalu Timnas Garuda atau sepak bola. Selain Sepatu, ada produk berupa sabuk alias ikat pinggang, dompet, dan seterusnya. “Semua produk ini bahan bakunya disebut halal karena tidak menggunakan unsur dari kimiawi atau bukan hewani,” bebernya.

Diakui Aqil, ada 45 negara yang sudah mengajukan sertifikat halal untuk produk makanan dan minuman (Mamin), tapi belum ada untuk fashion. Tapi kalau pengajuan dari dalam negeri sudah banyak, seperti untuk kain ihram, kaos kaki, sepatu, kain tekstil.

“Terus terang, kita jadi pelopor di dunia dalam produk fashion dengan bahan kain halal. Malaysia saja sampai bertanya kok bisa ada kain halal. Jadi kita lebih maju dari semua negeri di dunia ini dari segi penggunaan produk fashion dengan bahan baku kain halal. Momen inilah kami gunakan untuk pula mendorong lebih banyak bersertifikat halal di kalangan produk fashion halal,” ujar Aqil.

Untuk menjadi nomor satu di dunia di sektor fashion halal, menurut Aqil, Indonesia harus memperkuat pengembangan ekosistem produk fashion halal dalam negeri secara komprehensif dari hulu ke hilir.

“Untuk itu perlu dilakukan inovasi penguatan industri kain halal untuk membangun halal value chain industri fashion halal,” terang Aqil dalam acara Media Gathering dengan tema Indonesia Global Halal Fashion: Promoting Halal Indonesia to the World di Restoran Dapur Solo Matraman, Jakarta Timur, Selasa sore (10/9/2024).

Dilanjutkan Aqil, “Sedangkan promosi fashion halal dilakukan melalui partisipasi IGHF di sejumlah ajang fashion internasional di sejumlah negara, terutama di London, Milan dan Paris. Sebenarnya BPJPH Kemenag hanya menjembatani apa yang diinisiasi para desainer melalui APPMI.”

BPJPH Kemenag melakukan upaya strategis dengan menjadi jembatan dari inisiasi para desainer dengan membuat program IGHF. IGHF lebih dari sekedar mempromosikan produk fashion halal Indonesia ke pasar dunia. Lebih dari itu, IGHF ingin membuktikan bahwa produk halal kita mampu kompetitif secara kualitas di pasar dunia.

“IGHF yang kita launching 28 Maret 2024 di gelaran Indonesia Fashion Week adalah hal baru. Sebagai wadah kolaborasi kita dalam mendorong pengembangan ekosistem industri fashion halal yang merupakan langkah penting untuk mengantarkan Indonesia sebagai kiblat fashion halal dunia,” kutip Aqil.

Diakui Aqil, pihaknya melihat bahwa produk fashion halal bukan hanya soal administratif sertifikasi halal saja. “Kain halal sebagai bahan bisa menjadi pembeda, yang menjadi nilai tambah, dan meningkatkan daya saing produk di pasar global,” imbuh Aqil didampingi Ketum APPMI Poppy Dharsono.

Mengusung IGHF bersama sejumlah stakeholder, BPJPH Kemenag maju ke depan untuk membuktikan bahwa pemerintah hadir memfasilitasi pelaku usaha agar produk fashion bersertifikat halal memiliki daya saing dan keunggulan tidak hanya bagi konsumen dalam negeri namun juga bagi konsumen dunia.

“Event partisipasi IGHF yang telah dimulai dari Jakarta, Malaysia dan selanjutnya ke London, Milan dan Paris itu bukan sekedar fashion show, tapi kita juga menjajaki pasar global, dan mempertemuakan produsen dan buyer khususnya industri tekstil dan fashion,” paparnya.

“Kita optimis untuk hadir dengan produk fashion halal kita di negara-negara fashion karena produksi kita memiliki kualitas, dan dihasilkan dari tangan designer ternama kita. Indonesia global halal fashion layanan baru utk masuk pasar global,” bebernya.

“Kita tidak ingin produk fashion, terutama kain halal tidak dikenal secara domestik, tapi juga global. Apalagi kain halal sudah diminat para fashion di luar negeri. Makanya, kami hanya menjembatani pelaku desainer ke pasar global. Nanti di sana mereka bertemu buyer dan kalangan industry tekstil,” harapnya.

Ketua umum APPMI Poppy Dharsono mengatakan, visi IGHF ini selain relevan dengan potensi industri fashion di Indonesia, juga sangat sejalan dengan program Suistainable Development Goals (SDGs) yatau tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Kami sangat mengapresiasi BPJPH yang sudah sangat tepat mengawal kolaborasi IGHF ini untuk tujuan yang baik sekali bagi pengembangan fashion halal di Indonesia,” ujar Poppy di tempat dan acara yang sama didampingi sejumlah desainer senior dan junior sekaligus memajang produknya.

“Ini sangat relevan dengan eco-conscious fabric dalam pengembangan sustainable fashion yang berupaya mengembalikan ekosistem lingkungan agar seimbang dengan trend fashion, sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan,” demikian Poppy menambahkan.

Hal ini sejalan dengan SDGs yang ditetapkan United Nation atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di tingkat global untuk lebih memenuhi tantangan masa depan dunia.

Sedangkan dari sisi potensi, Poppy juga melihat bahwa pengusaha dan perancang busana di Tanah Air memiliki potensi yang besar untuk berkembang dan bersaing di kancah global. Selain itu, potensi market fashion di dunia begitu besar.

Tidak hanya menyasar pasar Muslim saja yang saat ini mencapai 1,9 miliar orang di berbagai negara, namun fashion halal saat ini juga telah menjadi perhatian masyarakat dunia yang terus dinamis.

“Partisipasi kita di tiga negara fashion yakni UK, Italia dan Perancis, ini merupakan langkah penting supaya fashion kita dapat masuk ke pasar Timur Tengah dan juga negara-negara dengan populasi Muslim terbanyak di bawah organisasi OKI,” imbuhnya.

“Indonesia adalah the biggest Moslem community in the world, jadi kita harus menjadi nomor satu di dunia untuk fashion halal. Apalagi kita tahu bahwa fashion halal ini terkait dengan sustainability development yang sekarang lagi trend di dunia,” demikian Poppy memungkasi. (smr)

Pos terkait