Terlihat dari Jumlah Transaksi, Layanan e-Channel BTN Makin Disukai Nasabah

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo memberi sambutan acara Asset Sales Festival Nasional Bank BTN Tahun 2021. foto:humas BTN

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengklaim layanan digital banking atau e-channel perseroan makin mudah dan disukai nasabah sejak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari total jumlah transaksi di BTN, sekitar 96% nya dilakukan melalui e-channel.

semarak.co-Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, kenaikan jumlah transaksi melalui e-channel ini membuktikan layanan mobile banking, internet banking dan Cash Management System (CMS) sangat memudahkan nasabah dalam bertransaksi.

Bacaan Lainnya

Kita melihat perubahan transaksi yang cukup signifikan di 2020, lanjut Haru, di mana total transaksi financial (e-channel dan teller) sebesar 200.885.753 transaksi dan total transaksi e-channelnya sendiri sebesar 192.183.992 transaksi.

Dari transaksi tersebut, kata Haru, dapat dilihat bahwa ada pergeseran yang cukup signifikan bahwa transaksi yang dilakukan di kantor bank makin sedikit, yaitu kurang lebih hanya 4%. Artinya sekitar hampir 96% sudah dilakukan secara elektronik.

“Ini merupakan perubahan yang patut mendapat solusi bagaimana Bank BTN dapat beradaptasi,” ujar Haru dalam webinar bertajuk ‘Bank Digital: Solusi Kemudahan Bertransaksi di Tengah Pandemi’ di Jakarta, Rabu (30/6/2021) seperti dirilis humas BTN by pesan elektronik, Kamis (1/7/2021).

Untuk itu, perseroan akan terus berupaya semakin memperkuat layanan digital banking di tengah pandemi Covid-19. Dengan adanya pembatasan di masa pandemi ini, BTN juga melakukan open banking artinya nasabah tidak perlu datang ke bank mereka sudah bisa melakukan transaksi di mana saja.

“BTN menghadirkan solusi dan kemudahan bagi nasabah untuk bertransaksi sebagai bentuk adaptasi di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan-pembatasan aktivitas dan interaksi fisik masyarakat,” katanya.

Haru mengatakan perbankan digital telah lama dianggap sebagai Future of banking sehingga diperlukan strategi untuk mampu bersaing dengan banyak pendatang di pasar perbankan yang berorientasi kepada pelanggan (customer) untuk menghadirkan pengalaman pelanggan (customer experience) yang lebih baik.

“Dalam setiap inisiatif digitalisasi diharapkan bank dapat merespons perkembangan layanan digital dengan tetap mengindahkan aspek reliability, availability dan serviceability,” tuturnya.

Ada enam fokus dan strategi dilakukan BTN untuk memperkuat layanan digitalnya. Pertama, rinci Haru, akuisisi pengguna layanan digital BTN, baik nasabah baru dan nasabah existing serta meningkatkan transaksi dengan meningkatkan aktivitas pemasaran produk digital banking BTN.

Kedua, mengembangkan fitur layanan berbasis kebutuhan personal sehingga kebutuhan akan layanan terkini dapat dinikmati nasabah. “Digital banking ini adalah inovasi pertama kali yang memahami nasabah maunya apa. Di BTN sendiri kami memahami kebutuhannya misal membeli rumah atau searching rumah,” ujarnya.

Kemudian bisa membeli secara cash, lanjut dia, bisa juga membeli secara KPR dan journey baru dari masyarakat. Misalnya ingin merenovasi rumah atau membeli rumah baru atau menjual rumah lama untuk kemudian membeli rumah baru. “Nah journey ini yang harus kita ikuti. BTN menyediakan hal-hal yang membantu journey ini,” ucapnya.

Ketiga, continue to develop features, yaitu akselerasi penambahan fitur dan layanan pembayaran serta layanan pembelian pada semua channel layanan digital. Keempat, new service innovations, BTN akan membangun sistem layanan baru yang secara langsung dapat meningkatkan pengguna dan transaksi pada channel layanan digital.

“Kelima, kami akan memperkuat layanan BTN Housing Ecosystem baik layanan bagi pengembang perumahan maupun masyarakat penghuni dari perumahan tersebut (Pra KPR, Realisasi KPR, Pasca KPR) agar selalu terhubung dengan BTN,” paparnya.

Keenam, terang Haru, process acceleration dimana percepatan penambahan fitur, layanan pembayaran dan layanan pembelian pada semua channel layanan digital dengan menerapkan proses partnership dan pengembangan aplikasi yang efisien dan efektif. (smr-49)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *