Terkuak Dokumen Rahasia Dibuka Pemerintah Amerika, Prabowo Subianto Diklaim Memang Hilangkan Aktivis 1998

Prabowo Subianto melakukan joget gemoy dalam setiap kesempatan. Foto: internet

Saat ini Prabowo Subianto menjadi sosok penting di Indonesia. Tak hanya sedang menjabat Menteri Pertahanan (Menhan), tapi juga tercatat sebagai calon presiden (capres) nomor urut 2 dengan pasangan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan sulung putra Presiden Jokowi.

semarak.co-Tapi, jauh sebelum itu, nama Prabowo sudah disorot. Salah satunya, ia diduga menjadi aktor dibalik hilangnya aktivis pada kerusuhan 1998. Hal ini setidaknya dibuktikan oleh dokumen rahasia pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dibeberkan beberapa tahun setelah penghilangan aktivis 1998.

Bacaan Lainnya

Arsip Keamanan Nasional (NSA) seperti dilansir hajinews.co.id, 29/01/2024, mengemukakan 34 dokumen terkait rentetan laporan pada masa prareformasi. Salah satunya membahas mengenai Prabowo Subianto yang juga Ketua umum Partai Gerindra.

Dalam laporan yang beredar, disebutkan Prabowo memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada 1998. Sebuah arsip tertanggal 7 Mei 1998 ungkap hal ini. Catatan staf kedutaan besar AS di Jakarta memuat cerita mengenai aktivis yang menghilang. Dalam catatan, dijelaskan aktivis ada kemungkinan ditahan di fasilitas Kopassus di jalan lama.

“A leader of a mass student organization told Poloff that he was informed by Kopassus source that the disapperance were carried out by group ‘four of Kopassus’ Under the command ‘Chairawan’. He said that his source (Not part of group four) Said there are Conflict Among Kopassus division and that group 4 is still under the effective control of Prabowo. disapperance were order by Prabowo who was following an order from Presiden Soeharto.”

(Seorang pemimpin organisasi massa mahasiswa mengatakan kepada Poloff bahwa dia diberitahu oleh sumber Kopassus penghilangan dilakukan oleh kelompok ‘empat Kopassus’ di bawah komando ‘Chairawan’. Dia mengatakan bahwa sumbernya (Bukan bagian dari kelompok empat) Mengatakan disana adalah Konflik antar divisi Kopassus dan kelompok 4 tersebut masih di bawah kendali efektif Prabowo (Prabowo Subianto). penghilangan tersebut merupakan perintah dari Prabowo yang mengikuti perintah Presiden Soeharto),”

Demikian bunyi dokumen rahasia AS yang dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC Senin 29 Januari 2024. ABRI, di bawah kepemimpinan Jenderal Wiranto, membentuk DKP (Dewan Kehormatan Perwira) untuk menangani kasus hilangnya sejumlah aktivis politik yang dikaitkan dengan anggota Kopassus dan Prabowo.

Beberapa tahun setelah itu, Prabowo Subianto yang juga menjadi pemimpin Tim Mawar Kopassus diseret ke pengadilan militer. Mereka diduga telah menghilangkan delapan aktivis. Setelah memeriksa Prabowo, DKP yang diketuai Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo ini menjatuhkan sanksi administratif berupa pemberhentian Prabowo dari dinas kemiliteran.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Andre Rosiade menyatakan jika Prabowo jadi salah satu yang diadili. Ada beberapa nama aktivis yang diculik karena erat kaitannya dengan kepentingan Prabowo.

Menurut Andre, ada tiga aktivis yakni Haryanto Taslam, Pius Lustilanang, dan Desmond J Mahesa diculik karena diajak gabung Partai Gerindra. “Mereka merasa diculik oleh Pak Prabowo Subianto karena tidak mau bergabung dengan Partai Gerinda,” ucap Andre.

Setelah meninggalkan dinas ketentaraan, Prabowo sempat menetap di Yordania sebelum pulang ke Indonesia untuk menjadi pengusaha dan kemudian mendirikan Partai Gerindra. Pembelaan Prabowo soal penculikan aktivis, ia pernah menjabarkan bahwa dia memang bertanggung jawab.

Tapi bukan untuk penghilangan aktivis. Pada majalah Panji Oktober 1999, Prabowo menyebutkan dirinya mendapatkan Daftar Nama Aktivis yang berpotensi ganggu keamanan. Aktivis itu enjadi target operasi dan diminta untuk diamankan.

“Tapi bahwa mungkin mereka salah menafsirkan, terlalu antusias, sehingga menjabarkan perintah saya begitu, ya bisa saja. Atau ada titipan perintah dari yang lain, saya tidak tahu. Intinya, saya mengaku bertanggung jawab,” kata Prabowo.

Di masa kampanye pemilihan presiden 2014, Prabowo Subianto memberikan pembelaan terkait tuduhan penghilangan aktivis yang ditujukan padanya. Menurutnya, ia hanya menjalankan perintah atasan. “Sebagai seorang prajurit, kami melakukan tugas kami sebaik-baiknya. Itu merupakan perintah atasan saya,” tuturnya. (net/hji/smr)

Pos terkait