Terkait Wabah Virus Corona, Sandi: Kita Butuh Pemerintah yang Tanggap, Bukan Gemar Tangkap

Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 02 di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 Sandiaga Uno melambaikan tangan saat tiba di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Sandiaga Uno hadir untuk mewakili Capres Prabowo Subianto yang berhalangan hadir. Foto: internet

Mantan Calon wakil presiden (cawapres) di Pemilhan Presiden (Pilpres) 2019 Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara terkait wabah virus Corona. Melalui sebuah tayangan video yang beredar secara pesan berantai di media sosial, pria yang akrab disapa Sandi ini menguraikan pandangannya.

semarak.co -“Di tengah masa sulit ini, izinkan saya mengajak kita semua merenungi satu kata, solidaritas. Inilah mantra sakti yang membuat republik ini tegak berdiri,” ujar Sandi melalui video Sandi yang diunggah di media sosial instagram miliknya, Jumat (21/3/2020).

Bacaan Lainnya

Menurut pasangan calon presiden (Capres) Prabowo Subianto di Pilpres 2019 ini, solidaritas itulah yang menjamin soliditas bangsa-bangsa lain datang membantu kala kita membutuhkan. “Kita merasakan pada era Presiden Yudhoyono, ketika negara lain tanpa ragu-ragu membantu kita mengatasi bencana gempa dan tsunami Aceh 2004,” terang Sandi.

Disusul dengan bencana-bencana lain di tahun berikutnya, lanjut Sandi, kita tegak berdiri. “Bukan saja karena kita kuat, tetapi juga karena solidaritas internasional,” ujar Sandi yang Wakil Ketua umum DPP Partai Gerindra.

Bulan lalu, kata mantan Wagub DKI Jakarta itu, ketika wabah corona melanda China dan beberapa negara lain, kita terguncang melihat langkah yang diambil pemerintah. “Bukan rencana darurat yang disiapkan, tetapi (malah) insentif sektor pariwisata,” tukasnya.

Sandi juga mempertanyakan mengapa pemerintah tidak segera membatasi pintu masuk untuk menekan penyebaran wabah itu. Ia juga kecewa saat pemerintah malah sibuk menyiapkan anggaran untuk influencer asing daripada menyiapkan tenaga medis.

“Pintu masuk bukan dipersempit, malah dibuka lebar. Bukan tenaga medis yang dipersiapkan, tetapi anggaran untuk influencer asing. Saat ini, menurut data terakhir rasio kematian akibat virus Corona di Indonesia jauh diatas rasio rata-rata kematian di dunia,” sindirnya.

Di negara demokrasi, kata dia, rakyatlah panglimanya. Bukan ekonomi atau politik. “Seluruh usaha menghadapi virus corona, sepenuhnya harus dilakukan untuk kepentingan rakyat. Rakyat butuh pemerintahan yang tanggap, bukan yang gemar menangkap,” kecamnya.

Pemimpin-pemimpin yang mau mendengarkan, kata dia, bukan malah mereka yang merasa berbeda di sosial media. “Pemimpin-pemimpin yang terus mendengarkan; inilah yang diperlukan oleh bangsa dan rakyat Indonesia,” tambahnya.

Meski demikian, Sandi meyakini bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentunya memiliki kapasitas dalam menghadapi masalah besar yang saat ini melanda Indonesia. “Kita berharap beliau segera muncul sebagai panglima tertinggi,” harapnya.

Lantas mengerahkan segenap sumber daya bangsa untuk berperang menghadapi Corona. “Beliau juga tampil terdepan menjadi negarawan menggalang solidaritas yang lebih erat dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” tandas Sandi.

 

sumber: WA Group Keluarga Alumni HMI MPO/suaraislam.id/

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *