Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) Katherine Tai mengatakan, Amerika Serikat (AS) segera menghentikan semua bentuk perdagangan dengan Myanmar berdasarkan kesepakatan perdagangan dan investasi 2013 sampai pemerintahan terpilih yang demokratis kembali berkuasa.
semarak.co-Tai menuturkan dalam pernyataan, Senin kemarin (29/3/2021) aparat keamanan Myanmar membunuhi demonstran, mahasiswa, pekerja dan para pemimpin buruh serta anak-anak dan itu membuat komunitas internasional sangat terkejut.
Mengutip merdeka.com dari laman Reuters, Selasa (30/3/2021), dengan tewasnya lebih dari 100 orang, Sabtu kemarin (27/3/2021) menjadi hari paling berdarah sejak kudeta militer 1 Februari 2021 lalu.
Semua tindakan ini adalah serangan langsung terhadap proses pergantian kekuasaan menuju demokrasi dan upaya rakyat Birma untuk mencapai masa depan yang damai dan sejahtera.
Dalam kerangka kesepakatan perdagangan 2013, Tai mengatakan USTR akan terus memantau situasi di Myanmar bekerja sama dengan Kongres AS untuk mengevaluasi program pengurangan tarif dan akses perdagangan khusus bagi negara-negara berkembang.
Program itu mengharuskan negara yang ingin ikut serta harus memperhatikan hak-hak tenaga kerja dan Tai menuturkan, tindakan militer Myanmar yang menyerang serikat buruh dan para pekerja di Myanmar dalam gerakan pro-demokrasi cukup memprihatinkan. (mdc/net/smr)