Terbang ke Maluku Utara, Wamentran Viva Yoga Salurkan Bantuan Rp35 Miliar untuk Program Transmigrasi

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi.

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi melakukan Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara di Kota Ternate, Maluku Utara, 15/7/2025. Dia menyatakan tujuh daerah di kawasan ini mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp35 miliar.

Semarak.co – Tujuh daerah tersebut adalah Kabupaten Pulau Morotai sebesar Rp 8,6 M, Halmahera Timur Rp 2,59 M, Halmahera Tengah Rp 11,82 M, Halmahera Selatan Rp 4,58 M, Kepulauan Sula Rp 1,29 M, Halmahera Utara Rp 4,91 M serta Kota Tidore Kepulauan Rp 1,45 M.

Bacaan Lainnya

“Dana tersebut amanat Presiden untuk pembangunan lewat program transmigrasi dapat menjaga integrasi nasional, mengentaskan kemiskinan, dan berkontribusi mewujudkan kedaulatan pangan,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup ForWaTrans, Rabu (16/7/2025).

Viva berharap bantuan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan potensi unggulan daerah. Dia menegaskan agar program transmigrasi diakselerasi pemerintah daerah guna mencipatkan kawasan perekonomian di daerah masing-masing.

“Kementran menetapkan kawasan yang ada tak berfokus pada sentra tanaman pangan namun juga komoditas lain yang dapat meningkatkan perekonomian, seperti pala, cengkeh,  kakao, kelapa, dan rempah-rempah,” ujarnya.

Komoditas tersebut berpotensi ekspor dari Maluku Utara. Untuk menunjang potensi ekspor,perlu dibentuk lembaga ekonomi dan bisnis yang mengelola semua proses, dari hulu ke hilir. Wilayah Oba, Weda, dan Wasile perlu didorong menjadi zona industri transmigrasi terintegrasi berbasis agro-maritim.

Diingatkan bahwa Maluku Utara pada Abad XV dan XVI merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dunia. Bangsa-bangsa Eropa datang dan berebut untuk menguasai Ternate dan Tidore agar dapat memonopoli rempah-rempah.

“Bukti dari masifnya kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Maluku Utara adalah banyaknya peninggalan benteng-benteng pertahanan mereka. Dulu merupakan jalur rempah dunia yang hari ini bersalin rupa menjadi koridor ekonomi biru, hijau, dan industri,” tambahnya.

Sebagai provinsi yang berbatasan dengan Filipina dan Samudera Pasifik, Maluku Utara bukan wilayah biasa. Provinsi ini mampu menjadi simpul strategis kawasan Indonesia bagian timur.

Untuk mencapai hal yang demikian maka perlu strategi untuk membuka wilayah terluar menjadi kawasan bernilai tambah serta menyeimbangkan pusat dan pinggiran. “Maluku Utara merupakan episentrum baru ekonomi di timur,” tegasnya. (hms/smr)

Pos terkait