Telkomsel bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) DISJAYA untuk mengimplementasikan teknologi narrow band Internet of Things (NB-IoT) pada sistem smart meter di jaringan listrik, yang disebut sebagai Advanced Meter Infrastructure (AMI).
Implementasi teknologi NB-IoT ini merupakan komersialisasi NB-IoT AMI pertama di Asia Tenggara, yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Telkomsel dan PLN DISJAYA, hari ini Senin (30/10) di GraPARI Telkom Group, Jakarta.
Vice President Corporate Account Management Telkomsel Primadi K Putra mengatakan, tren IoT sekarang ini tengah berkembang secara global. Karenanya, Telkomsel secara konsisten meningkatkan kesiapan teknologi dan jaringan sebagai bagian dari upaya mengakselerasi terbentuknya ekosistem IoT di Indonesia.
“Upaya ini merupakan salah satu bentuk dukungan Telkomsel bagi roadmap pemerintah Indonesia yaitu ‘Making Indonesia 4.0’ dalam rangka memasuki era ‘Industry 4.0’, dimana aspek penguasaan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci penentu daya saing Indonesia,” ujar Primadi dalam rilis Humas Telkomsel.
“Implementasi teknologi NB-IoT ini juga sejalan dengan visi Telkomsel sebagai digital telco company yang senantiasa menghadirkan layanan dan solusi digital terkini yang dapat meningkatkan perkembangan ekonomi bangsa”, tegas Primadi.
Implementasi NB-IoT pada sistem metering di PLN, nilai dia, merupakan salah satu use case yang dapat menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberikan manfaat nyata dan signifikan di berbagai sisi kehidupan masyarakat.
“Teknologi NB-IoT AMI merupakan bagian dari tahap modernisasi gardu PLN dan alat meter yang digunakan oleh pelanggan segmen korparat/enterprise, dimana penggunaanya dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas PLN, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan PLN kepada pelanggannya,” imbuhnya.
Senior Manager Distribusi PLN UID Jakarta Raya Faisol mengatakan, penerapan teknologi smart meter adalah keniscayaan, PLN DISJAYA percaya dengan teknologi banyak memberikan manfaat bagi pelanggan seperti pembacaan meter yang lebih akurat.
“Juga bagi PLN untuk dapat mengidentifikasi gangguan lebih cepat tanpa harus menunggu aduan dari pelanggan,” katanya.
NB-IoT merupakan teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin semakin masif dengan coverage jaringan telekomunikasi yang semakin luas hingga 2 kali dari jangkauan GSM.
Teknologi ini mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT pada waktu yang bersamaan. Berdasarkan data dari GSMA (3GPP), 1 BTS NB-IoTbisa menghubungkan hingga 300.000 perangkat terkoneksi (connected device).
Di sisi lain, teknologi ini juga membuat penggunaan daya pada perangkat pengguna lebih hemat. Teknologi radio akses NB-IoT, yang merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan optimalisasi daya sehingga perangkat beroperasi hingga 10 tahun tanpa pengisian daya ulang baterai.
Inovasi teknologi akses NB-IoT AMI merupakan bagian dari pengembangan platform IoT Smart Connectivity Telkomsel yang sudah hadir terlebih dahulu dengan 2G/3G/4G. AMI merupakan bagian dari Smart Grid yang berfungsi sebagai “last mile” atau akses pelanggan dimana semua perangkat dan alat terhubung secara online dengan server terpusat. Komponen AMI terdiri dari sistem smart meter, sistem komunikasi dan sistem aplikasi pada server.
Teknologi NB-IoT AMI menguntungkan pelanggan PLN dengan pembacaan meter yang dilakukan secara nirkabel dan real-time, dan di lain pihak PLN pun bisa mengontrol status dan mengumpulkan informasi langsung dari meter dengan data terkini. Selain itu, pemanfaatan teknologi ini juga bisa mengurangi potensi fraud/kecurangan di meter pelanggan dan memberikan akurasi tagihan yang lebih tepat.
Sebelum mengimplementasikan teknologi NB-IoT pada sistem smart metering PLN, pada bulan Maret 2018 Telkomsel telah melakukan implementasi teknologi NB-IoT pertama di Indonesia, melalui konsep bike sharing di Universitas Indonesia.
Teknologi yang diterapkan pada ekosistem sepeda kuning (Spekun) di kampus UI Depok tersebut adalah teknologi bike sharing generasi keempat plus (4+) yang merupakan penyempurnaan dari sistem bike sharing generasi keempat. Teknologi ini merevolusi sistem bike sharing manual generasi sebelumnya. (lin)