Sehubungan dengan gangguan yang terjadi pada layanan satelit Telkom 1 yang diakibatkan anomali pada satelit tersebut, PT Telkom Indonesia (Telkom) memaksimalkan proses migrasi pelanggan Telkom 1 ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lainnya.
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga mengatakan, upaya tersebut dilakukan Telkom demi mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat dengan mengerahkan seluruh sumber daya operasional TelkomGroup di seluruh Indonesia yang terdiri dari internal Telkom, anak perusahaan dan seluruh mitra terkait.
“Proses migrasi layanan telah dilakukan sejak 26 Agustus 2017. Penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017. Sedangkan proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap, secara bersama sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September 2017,” kata dia di Jakarta, Senin (28/8).
Tercatat Telkom 1 memiliki jumlah pelanggan sebanyak 63 pelanggan, 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site. Untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, lanjut dia, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7×24 jam.
Alex beserta seluruh jajaran Direksi Telkom mengawal langsung proses recovery dimana seluruh progress ter update. Crisis center merupakan pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan.
Sebagaimana diinfokan sebelumnya bahwa pada hari Jumat (25/8) sekitar pukul 16.51 WIB mulai terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena satelit Telkom 1 sehingga layanan transponder satelit Telkom 1 terganggu. Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, dimana saat ini sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan satelit Telkom 1 secara komprehensif.
Rencana tindak lanjut untuk satelit Telkom 1 baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari kedepan dan tidak tertutup adanya kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali. Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016 satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun kedepan, sekurang kurangnya sampai dengan tahun 2019, dimana hal ini sesuai dengan best practice di industri satelit.
Pendapatan dari bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6% dari total pendapatan Telkom Group. Telkom 1 di asuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit.
“Sehubungan dengan kejadian ini, Manajemen TelkomGroup menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan Satelit Telkom 1. Telkom akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan pelanggan di Indonesia,” katanya. (wiy)