Tiga mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) yang tergabung dalam tim meneliti Al Quran Surat Annisa ayat 56 menemukan prediksi korelasi interaksi molekuler, berkaitan antara proliferasi sel fibroblas dengan perambatan rangsang sakit sebagai sudut pandang ilmiah yang merupakan interpretasi dalam Al Quran Surat (QS) Annisa ayat 56.
semarak.co-Di bawah bimbingan Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, dari Sekolah Vokasi, hasil penelitian ini dipresentasikan dalam event Islamic Science and Technology Fair 2021, untuk kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah Quran, pada Sabtu 23 Oktober 2021.
Tim peneliti yang beranggotakan Ahmad Syauqy Tafrihani, Anik Sri Ernawati, dan Klarissa Nabila ini mengambil penelitian dilatarbelakangi oleh maraknya fenomena generasi muda kini yang cenderung mengabaikan dosa kecil.
Walaupun mereka rajin beribadah dan sikap ketidakpedulian mereka terhadap peringatan Allah terkait dengan azab. Generasi Z, nilai mereka, merupakan generasi multifacet yang menerima informasi berdasarkan pemikiran yang logis.
Ketua tim Ahmad Syauqy Tafrihani mengatakan, mereka meyakini karya tulis ini bisa menjadi salah satu sudut pandang ilmiah dari nilai-nilai QS Annisa ayat 56. Syauqy berujar, QS An-Nisa ayat 56 yang digunakan sebagai dasar dari penelitian ini menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah akan menurunkan azab yang pedih.
“Kami melakukan analisis proteomik untuk mencari korelasi antara perbaikan kulit, dengan tumbuhnya saraf sensorik yang berperan dalam perambatan rangsang sakit, untuk melihat sudut pandang saintifik dari QS Annisa ayat 56,” kata Syauqy seperti dilansir jogja.tribunnews.com/2021/10/20/.
Salah satunya, kutip Syauqy, berupa menghanguskan kulit hambanya yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah. Kemudian, Allah akan menumbuhkan kembali kulit mereka dan menghanguskannya lagi.
“Ini isyarat bahwa kulit manusia memiliki kemampuan bertumbuh dengan cepat. Sehingga, saat kulit dihanguskan, Allah dengan mudah menumbuhkannya, supaya manusia merasakan azab pedih itu, melalui mekanisme nyeri neuropatik, ya,” terangnya.
Syauqy pun berharap, penelitian ini bisa menyadarkan generasi muda akan pedihnya azab Allah dengan cara yang berbeda. Penyampaian azab dari sisi ilmiah, diyakininya bisa menarik perhatian milenial.
“Menarik sekali melihat betapa agung dan kompleks ciptaan Allah sampai ke skala molekuler, yang bahkan dirancang-NYA sebelum manusia punya pengetahuan terkait mekanisme molekuler. Ke depannya bisa menjadi sarana dakwah bagi mereka yang cendrung kritis dan kreatif dalam menanggapi permasalahan,” tutup Syauqy. (net/tbc/smr)
sumber: jogja.tribunnews.com di WAGroup Komunitas ALIPh (postKamis21/10/2021/mchaeron)