Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menerima kunjungan lapangan United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA) dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam rangkaian kegiatan Regional Workshop Toward a Socially Inclusive Creative Economy in Southeast Asia and Pacific Island Countries di Kementerian UMKM, Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Kamis (26/6/2025).
Semarak.co – Kunjungan dikuti peserta Regional Workshop Toward a Socially Inclusive Creative Economy in Southeast Asia and Pacific Island Countries dalam rangka benchmarking mengenai kebijakan pengembangan UMKM dan Startup di Indonesia.
Kepala Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama (Kabiro MKK) Kementerian UMKM Bastian menyampaikan apresiasi atas kunjungan delegasi peserta workshop dari enam negara yaitu Laos, Fiji, Myanmar, Papua Nugini, Kamboja, dan Timor-Leste, serta kerja sama aktif dari UN DESA dan Kemlu RI.
Merupakan kehormatan bagi kami untuk menyambut para peserta workshop di SMESCO Indonesia, yang menjadi pusat pemasaran nasional UMKM sekaligus kantor Kementerian UMKM,” kata Bastian pada acara Site Visit ke kantor Kementerian UMKM.
Di depan puluhan peserta, Bastian menambahkan, kunjungan ini menjadi peluang strategis untuk berbagi praktik terbaik program pengembangan UMKM dan Startup di Indoensia yang inklusif dan berkelanjutan sejalan dengan agenda UN DESA serta ajang promosi produk UKM unggulan Indonesia.
Ia juga menekankan bahwa Kementerian UMKM merupakan institusi baru yang dibentuk pada akhir 2024, sebagai hasil pemisahan mandat dari Kementerian Koperasi dan UKM. Pemisahan ini bertujuan untuk mempertajam fokus kebijakan serta mengoptimalkan pelaksanaan program dalam pemberdayaan UMKM secara lebih terstruktur.
“Saat ini, Indonesia tercatat memiliki lebih dari 30 juta UMKM, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 97 persen. Maka dari itu, bagi kami UMKM bukan hanya sekadar penggerak ekonomi namun juga bisa menjadi kekuatan sosial,” kata Bastian dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Teman UMKM, Jumat (27/6/2025).
Indonesia, kata Bastian, memiliki strategi pengembangan yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, Kementerian UMKM saat ini memiliki empat deputi yang masing-masing membawahi usaha mikro, kecil, menengah, dan kewirausahaan.
Selain itu, terdapat SMESCO Indonesia sebagai Badan Layanan Umum yang berperan dalam promosi dan pemasaran UMKM. Selama kunjungan itu, puluhan peserta workshop diperkenalkan pada program-program unggulan Kementerian UMKM yang mendukung pengembangan pengusaha UMKM dan Startup yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Para peserta diajak untuk mengunjungi fasilitas Integrated Startup Hub milik SMESCO Indonesia, yang menyediakan layanan co-working space dan inkubasi bisnis yang mencakup pendampingan, akses pasar dan pembiayaan, hingga pelatihan rutin dan jejaring bisnis.
Bastian juga mengajak para tamu dan peserta untuk mengunjungi Paviliun Provinsi dan Galeri SMESCO yang menampilkan produk-produk unggulan UMKM Indonesia. Dalam penutupnya, Kabiro MKK berharap kunjungan ini bisa membuka wawasan berharga yang dapat diadopsi di negara asal masing-masing peserta.
Di bagian lain dirilis humas Kementerian UMKM sebelumnya, Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza menekankan pentingnya peran kampus sebagai ruang tumbuh kewirausahaan khususnya bagi generasi muda.
“Saat kita bicara masa depan kewirausahaan di kalangan generasi muda, tak bisa lepas dari peran kampus sebagai ruang tumbuh dan berinovasi,” kata Wamen Helvi saat menjadi pemateri acara Kuliah Umum Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) dengan tema Campus Startup Culture: Menciptakan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi di Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/6/2025).
Hal ini, nilai Wamen UMKM Helvi, sejalan dengan misi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencetak wirausahawan baru yang tidak hanya kompeten, tetapi juga relevan dengan tantangan zaman.
Campus Startup Culture, kata Wamen Helvi, bukan sekadar istilah tetapi semangat menanamkan budaya kewirausahaan sebagai bagian dari kehidupan kampus yang menyatu dalam proses belajar.
Rasio kewirausahaan Indonesia saat ini berada di angka 3,08%, dan pemerintah menargetkan peningkatan menjadi 3,6% pada tahun 2029. Sehingga kita butuh lebih banyak wirausahawan muda, dan kampus adalah tempat yang tepat dan potensial untuk mencetaknya.
Kementerian UMKM mencatat bahwa hingga pertengahan 2025, terdapat 690 lembaga inkubator yang telah terdaftar secara nasional, dan lebih dari sepertiganya berbasis di perguruan tinggi.
Perguruan tinggi, kata Wamen Helvi, adalah ruang tumbuh para intelektual muda, tempat riset bertemu realitas, dan tempat idealisme diuji oleh kebutuhan masyarakat.
“Ini menunjukkan bahwa kampus bukan hanya pusat pembelajaran, tetapi telah menjadi ruang tumbuh yang nyata bagi wirausaha muda yang peka terhadap persoalan sosial, teknologi, perempuan, hingga pedesaan,” katanya.
Wamen Helvi juga mengingatkan kepada peserta bahwa UMKM bukan semata soal skala usaha kecil, tetapi tentang keberanian masyarakat untuk mandiri, menggerakkan ekonomi keluarga, dan menjaga denyut perekonomian nasional dari lapisan paling bawah.
Maka, ia menambahkan, memberdayakan UMKM sesungguhnya adalah memperkuat fondasi ekonomi bangsa secara menyeluruh. Karena ketika UMKM tumbuh, perekonomian bangsa ini akan bergerak lebih stabil, inklusif, dan berdaulat.
Saat ini, Wamen Helvi melanjutkan, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital. Karena di tengah perubahan zaman, transformasi UMKM ke arah digital menjadi keniscayaan.
Namun lebih dari sekadar hadir di platform e-commerce, yang kami dorong adalah perubahan pola pikir, adaptasi teknologi, dan penguatan model bisnis yang relevan dengan kebutuhan pasar masa kini.
Wamen UMKM Helvi menekankan, Kementerian UMKM siap mendampingi, memfasilitasi, memberi pelatihan, hingga menfasilitasi jejaring kemitraan agar program ini memberikan dampak positif yang nyata.
Mahasiswa sekalian, hari ini menjadi wirausaha bukan lagi alternatif, melainkan jalan utama menuju kemandirian dan kemajuan. Kalian bukan hanya calon pekerja, tetapi pencipta pekerjaan.
“Jangan takut memulai, jangan malu gagal. Yang terpenting, berani mencoba, terus belajar, dan memberikan makna atas apa yang kalian bangun,” katanya dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Teman UMKM, Kamis malam (26/6/2025). (hms/smr)





