PT Pegadaian meluncurkan tiga produk baru yang menandai Hari Ulang Tahun (HUT) Pegadaian ke 118 di lapangan Aldiron, Pancoran, Jakarta Selatan, hari ini Minggu (28/4). Dengan tiga produk baru ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah nasabah, sehingga target nasabah 12 juta jiwa di tahun 2019 dapat tercapai.
Produk yang diluncurkan adalah Gadai on Demand (GoD), Branch Transformation Office, dan Rahn Tasjily Tanah dalam upaya menuju Peran & Era Baru Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, tiga produk layanan tersebut merupakan wujud nyata dari kinerja Pegadaian yang terus melakukan inovasi produk dan sistem layanan secara digital untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
“Layanan produk gadai tanah berbasis syariah atau Rahn Tasjily Tanah dapat diakses untuk pelaku usaha mikro dengan pinjaman maksimal Rp 200 juta. Dari layanan ini, Pegadaian menargetkan 10 ribu nasabah,” ungkap Kuswiyoto dalam sambutannya.
Adapun cara kerja dan prinsip layanan, kata Kuswiyoto, sudah disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. “Pinjaman dimulai dari Rp 1 juta hingga Rp 200 juta dengan aturan angsuran yang fleksibel. Kami menyadari bahwa nasabah semakin ingin dilayani dengan cepat, aman, dan nyaman dengan menggunakan teknologi digital,” imbuhnya.
Karena itu, lanjut dia, tiga produk layanan diluncurkan untuk mempermudah nasabah menggunakan fasilitas dari Pegadaian. Sedangkan Gadai on Demand merupakan layanan yang membantu nasabah yang ingin menggadaikan perhiasan atau barang berharga lainnya, tapi tidak memiliki waktu ke gerai Pegadaian.
“Maka, Pegadaian bekerja sama dengan perusahaan berbasis digital di sektor transportasi on demand, yang bertugas untuk menjemput barang yang akan digadaikan. Dengan GoD, nanti petugas ojek online akan menjemput barang yang akan digadaikan, selanjutnya dana hasil gadai akan ditransfer ke rekening nasabah,” ujarnya.
Rahn Tasjily Tanah merupakan produk dari Pegadaian Syariah dengan jaminan berupa sertifikat tanah atau bukti kepemilikan tanah yang ditujukkan kepada pengusaha mikro dan petani.
“Cara kerja dan prinsipnya pun disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Selain itu, marhun bih atau pinjaman yang diberikan juga terbilang tinggi, mulai dari Rp1 juta hingga Rp200 juta dengan aturan angsuran yang sangat fleksibel,” paparnya.
Branch Transformation Office, jelas dia, merupakan peluncuran standarisasi outlet baik dari sisi fisik bangunan, maupun sistem layanan. Dari sisi penjualan, layanan ini akan meningkatkan sistem kerja seperti penetapan sales model, penetapan standar penjualan di cabang, peningkatan produktifitas outbond sales, pengembangan sales tools, dan sebagai customer relationship management yang terintegrasi.
“Untuk proses bisnis, Branch Transformation Office akan meningkatkan sistem perusahaan seperti redesign branch choreography, penggunaan aplikasi erica pada transaksi cabang, reengineering proses bisnis yang mendukung transaksi cashless, auto scoring pinjaman makro, penggunaan QR code pada surat bukti gadai, penggunaan perjanjian kredit digital, dan digitalisasi penyimpanan barang jaminan,” pungkasnya. (lin)