Tak Pernah Ditepati, Mengenang Perjanjian Batu Tulis Megawati kepada Prabowo

Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua umum Partai Gerindra yang juga Presiden RI Prabowo Subianto. Foto: internet

Sebuah Analisis Media

semarak.co-Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali menjadi rival politik. Sebab, anak Soekarno itu mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Bacaan Lainnya

Di momen ini pula Prabowo juga maju sebagai kandidat. Padahal jika diingat-ingat, Megawati dan Prabowo pernah menyepakati Perjanjian Batu Tulis pada tahun 2009 silam. Adapun salah satu isinya soal Megawati yang akan mendukung Prabowo dalam Pemilu 2014. Namun, sudah menuju tiga periode, janji itu rupanya masih belum dipenuhi.

Perjanjian Batu Tulis

Megawati dan Prabowo pernah menandatangani perjanjian di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, pada 16 Mei 2009 lalu. Dalam ikrar tersebut, Prabowo awalnya ingin didukung menjadi perdana menteri. Namun, usul itu ditolak Megawati lantaran dianggap menentang konstitusi.

Prabowo kemudian sepakat karena ia diberi janji oleh Megawati untuk didukung menjadi presiden pada Pemilu 2014. Perjanjian itu terdiri dari tujuh poin dan merupakan kesepakatan antara PDIP serta Partai Gerindra yang mengusung mereka maju sebagai capres-cawapres 2009.

Berikut isinya.

Kesepakatan Bersama PDIP dan Partai Gerindra dalam Pemilihan Umum Presiden atau Pilpres dan Wakil Presiden (Wapres) 2009-2014. Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden. Prabowo sebagai calon wakil presiden.

  1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.
  2. Prabowo Subianto sebagai wakil presiden, jika terpilih, mendapat penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdasarkan asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di bidang politik, dan kepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial.

Esensi kesepakatan ini akan disampaikan Megawati Soekarnoputri pada saat pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan lebih lanjut dalam produk hukum yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

  1. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet. Berkaitan dengan penugasan pada butir dua di atas, Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait.

Menteri-menteri tersebut adalah Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

  1. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan delapan program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.
  2. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan persentase 50 persen dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50 persen dari pihak Prabowo Subianto.
  3. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 dibentuk bersama-sama melibatkan kader-kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.
  4. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Prabowo Merasa Dikhianati

Diketahui bahwa Prabowo sempat mengungkit Perjanjian Batu Tulis 2009 itu jelang Pilpres 2014. Ia merasa dikhianati karena Megawati dan PDIP justru menetapkan Jokowi sebagai capres, bukan mendukungnya seperti yang pernah dijanjikan.

Hal tersebut terulang pada Pilpres 2019, karena Megawati kembali menunjuk Jokowi sebagai calon presiden. Namun, jelang Pilpres 2024, sempat beredar isu jika PDIP dan Gerindra akan berkoalisi lagi. Saat itu, pasangan Prabowo-Puan Maharani pun mulai santer terdengar.

Duet itu perlahan surut usai pasangan Prabowo-Ganjar menyeruak ke publik. Koalisi antara PDIP dan Gerindra pun semakin diyakini terjadi. Namun, pada 21 April 2023, Megawati kembali tak menepati Perjanjian Batu Tulis karena menetapkan Ganjar sebagai capres dari PDIP untuk maju Pilpres 2024.

Prabowo sendiri disebut-sebut sempat ditawari menjadi cawapres Ganjar. Namun, ia menolak dan menegaskan dirinya sudah diusung menjadi capres oleh Gerindra. Dengan begitu, Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibuat itu lagi dan lagi belum bisa ditepati oleh Megawati. (net/sua/smr)

Note: artikel ini diperbarui karena setelah Prabowo berhasil terpilih menjadi Presiden 2024-2029, rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati belum juga terkabul hingga Prabowo dilantik, Minggu (20/10/2024)

 

Sumber Berita/Artikel Asli suara dilansir repelita.com, 6/10/2023 09:55:00 PM

Pos terkait