Sastrawan yang juga budayawan Goenawan Mohamad mengaku cemas jika sosok Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia pada 2024. Pasalnya, Goenawan menilai Prabowo memiliki program yang tidak jelas dan bisa membuat kacau Indonesia.
semarak.co-Hal itu disampaikannya setelah melihat penampilan Prabowo saat adu gagasan calon presiden (capres) di acara Mata Najwa On Stage di Graha Sabha Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Menurut pendiri majalah Tempo itu, banyak program kerja Prabowo yang tak masuk akal.
“Saya cemas jika Prabowo jadi presiden. Bukan karena masa lalunya, tetapi programnya yang kacau untuk masa depan Indonesia,” sindir Goenawan yang pendiri majalah tempo kepada wartawan, Kamis (21/9/2023) dilansir jpnn.com, Jumat, 22 September 2023 – 04:00 WIB.
Dia pun mempertanyakan sikap Prabowo yang enggan melakukan refleksi diri di hadapan cermin. Padahal, dua capres lain yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan melakukan hal itu. “Dalam acara Najwa di UGM, tiga capres diminta berdiri di depan cermin besar dan mengutarakan apa yang direnungkannya. Hanya Prabowo Subianto yang tak bersedia. Indikasi apa ini?” sindir Goenawan.
Goenawan mengapresiasi kampus yang telah menginisasi adanya adu gagasan dari para calon presiden. Menurutnya, kampanye atau bukan, acara adu gagasan semacam itu menarik dan mencerahkan.
“Termasuk di UGM, Najwa telah menyelanggarakan acara sangat bagus di UGM dengan mengundang tiga Capres ke sebuah forum secara bergantian untuk menjelaskan langkah masing-masing buat Indonesia nanti. Disertai tanya jawab yang terbuka dengan mahasiswa. Semoga jadi tradisi demokrasi kita,” pungkasnya.
Di kesempatan lain Goenawan kembali menyindir Prabowo memiliki satu kelebihan dibanding Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo sebagai sesama bakal capres. Tokoh pers yang kondang dengan inisial GM itu menyebut keunggulan Prabowo itu adalah usianya.
“Kelebihan Prabowo dibandingkan Anies dan Ganjar: punya pengalaman politik yang lebih banyak karena sudah lanjut usia,” ujar GM melalui akun @gm_gm di Twitter atau X, Sabtu (30/9) dan jppn.com telah memperoleh izin dari tokoh pers itu untuk mengutip twit tersebut.
Meski menyebut Prabowo memiliki kelebihan, Goenawan menganggap ketua umum Gerindra itu memiliki sederet kekurangan. GM menilai Prabowo tidak pernah punya pengalaman memimpin wilayah dengan rakyat beraneka ragam dan berbagai dinamikanya.
Selain itu, GM juga menilai Prabowo hanya berpengalaman memimpin pasukan yang biasanya hanya menjawab ‘siap’ dan ‘kerjakan’ karena hierarki di kemiliteran. “Tak perlu ada kemampuan bernegosiasi dengan yang diperintah,” twit GM melalui akunnya yang memiliki 1,2 juta pengikut.
Prabowo merupakan bakal capres tertua. Mantan Danjen Kopassus yang kini memimpin Kementerian Pertahanan (Kemhan) itu akan genap berusia 72 tahun pada 17 Oktober 2023. Adapun Ganjar Pranowo akan berusia 55 tahun pada 28 Oktober 2023.
Ganjar pernah menjadi anggota DPR RI dan gubernur Jawa Tengah (Jateng) selama dua periode. Lebih muda dari Prabowo dan Ganjar ialah Anies Baswedan yang kini berusia 54 tahun. Tokoh kelahiran 7 Mei 1969 itu memiliki latar belakang akademisi yang pernah menjadi menteri pendidikan dan gubernur DKI Jakarta.
Diketahui juga gagasan bakal capres Koalisi Perubahan untuk Keadilan Anies Baswedan, terkait perbaikan tata niaga dan peningkatan kesejahteraan petani mendapat dukungan mahasiswa pertanian UGM. Mereka menilai gagasan itu sesuai kondisi yang dihadapi petani di Indonesia.
Salah satu mahasiswa pertanian UGM, Laras mengatakan bahwa gagasan Anies dalam kegiatan Bacapres Adu Gagasan di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (19/9/2203), tentang pertanian sangat menarik.
“Saya amat tertarik pada gagasan Pak Anies terkait bidang pertanian, kami inginnya memang petani itu harus sejahtera, apalagi ini ke depan makin banyak (kalangan muda) yang gak mau jadi petani,” ujar Laras dalam keterangan tertulis, Rabu (20/9) dilansir waspada.co.id, 20 September 2023.
Laras mengaku dirinya pernah melakukan penelitian serupa dan menemukan fakta bahwa petani di Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan. Mulai dari masa tanam sampai panen yang hasilnya juga belum pasti apakah akan balik modal atau malah merugi dan berhutang.
Itu belum ditambah banyaknya konflik agraria terkait tanah-tanah yang diolah. “Jadi kalau urusan tata niaga dan konflik pertanian gak diberesin takutnya kita malah krisis pangan,” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh mahasiswa pertanian UGM lainnya, Tika. Menurutnya, petani sekarang kesulitan dalam memperoleh kepastian akan produk-produk mereka, sehingga mereka jauh dari kata sejahtera.
“Saya setuju bahwa petani kita memang kesulitan menabung karena apa yang ditanaman dengan apa yang dipanen kadang tidak simetris(harga jual saat panen jatuh) sehingga mereka kadang utang, yang membuat menabung menjadi sesuatu yang sulit,” papar dia.
Tika berharap agar Anies dapat menindaklanjuti gagasan tersebut jika terpilih menjadi presiden. Ia yakin bahwa gagasan tersebut dapat mendorong minat generasi muda untuk menjadi petani.
“Harapannya nanti Pak Anies buat kebijakan agar petani bisa sejahtera, bisa menabung dan nantinya akan banyak orang yang ingin menjadi petani,” tandasnya.
Dukungan tersebut dapat menjadi sinyal bahwa gagasan dari Anies relevan dengan kondisi yang dihadapi petani di Indonesia. Jika dapat direalisasikan, maka hal ini dapat menjadi harapan baru bagi petani Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. (net/jpn/was/smr)
sumber: berita telah tayang di laman media online jpnn.com dan diperbarui redaksi Rabu (11/10/2023)