Tak Ingin Cuma Kerjakan Administrasi, Mendes PDTT Tugaskan ASN Kerja Langsung ke Desa Agar tak Hanya Berteori

Gus Menteri Abdul Halim Iskandar (tengah) usai memberi pembekalan kepada sejumlah ASN oleh Pusat Latihan Pegawai ASN, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendes PDTT di Jakarta Rabu (24/3/2021). Foto: humas Kemendes PDTT

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) akan memulai program kegiatan yang bertema ASN Mengabdi Desa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur hari ini Minggu (28/3/2021).

semarak.co-Sejumlah persiapan dilakukan Kemendes PDTT, salah satunya melakukan pembekalan kepada sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Pusat Latihan Pegawai ASN, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendes PDTT di Jakarta, Rabu (24/3/2021).

Bacaan Lainnya

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat meninjau lokasi pembekalan menyampaikan kepada para pegawai ASN pelaksanaan program kegiatan ASN Mengabdi Desa bertumpu pada optimalisasi implementasi SDG desa.

“Pada tahun ini kita fokus implementasi SDGs Desa supaya arah pembangunan desa-desa kita di Indonesia itu betul-betul fokus pada berbagai permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh seluruh desa,” ujar Gus Menteri, sapaan akrab Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam rilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT.

Tapi, diakui Gus Menteri, kadangkala tidak dirasakan. “SDGs Desa jika dinarasikan problematika adalah satu konsep pembangunan yang bisa dijadikan untuk memnggali, mengukur, mencari berbagai permasalahan yang kadangkalanya kepala desa tidak sadar bahwa didesanya memiliki masalah,” katanya.

Gus Menteri menyampaikan, kegiatan ini juga untuk menyatukan Kemendes PDTT dengan desa supaya tidak hanya berteori kemudian mendapat informasi. Tapi, juga harus turun ke desa kemudian menggali informasi, mendampingi proses sekaligus ikut merasakan kehidupan di desa.

Gus Menteri berharap kegiatan dengan tema ASN mengabdi desa yang dilakukan oleh ASN dalam waktu yang sudah ditetapkan untuk melakukan pendampingan bisa menyelesaikan dan mengkomunikasikan permasalahan yang ada di desa.

“Tidak banyak dan tidak rumit. Kalau satu personil mendampingi 11 desa dalam waktu 10 hari. Lalu dalam sehari bisa menyelesaikan 2 desa. Maka, cukup 5 atau 6 hari, 11 desa bisa terkomunikasikan,” terang dia.

ASN sangat dibutuhkan oleh Desa, kata dia, jadi dampingi mereka. “Mulailah untuk membaca dan menganalisis apa yang ada di desa, ini dilakukan agar terjadi percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di desa,” katanya.

Direncanakan, usai program kegiatan ASN Mengabdi Desa di Kabupaten Blitar akan dilanjutkan program kegiatan yang sama di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara dan Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Sementara di Blitar, Jawa Timur, Gus Menteri Abdul Halim Iskandar menugaskan sebanyak 22 ASN Kemendes PDTT untuk bekerja langsung ke sejumlah desa di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Program ini merupakan pilot project pertama Program ASN Kerja Bersama Desa.

Saat serah terima sejumlah ASN di Pendopo Kabupaten Blitar, Minggu (28/3/2021) Gus Menteri mengatakan, program ASN Kerja Bersama Desa merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar para ASN tak hanya bekerja di kantor saja, namun juga turun langsung ke lapangan.

“Akhirnya saya cari pola agar ASN terutama yang muda-muda ini, ada satu tahapan proses pematangan bukan hanya tahapan teoritik administratif, tapi juga memahami permasalahan di lapangan utamanya di desa. Karena mau tidak mau, ASN di Kemendes PDTT harus menguasai permasalahan-permasalahan di desa,” ujarnya.

Program ASN Bekerja Bersama Desa ini tak hanya dilakukan di Kabupaten Blitar saja, namun juga akan dilaksanakan di sejumlah kabupaten lain di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan fasilitas pendampingan dalam pelaksanaan pemutakhiran data desa berbasis SDGs Desa.

Terkait hal tersebut, Gus Menteri mengatakan, pemutakhiran data desa berbasis SDGs Desa akan memberikan kemudahan dalam melakukan proses pembangunan, terutama dalam pengentasan kemiskinan di desa.

Dengan pemutakhiran data tersebut, lanjutnya, desa akan mendapatkan data sekaligus rekapitulasi permasalahan desa yang jauh lebih detil. Tak hanya oleh desa, data desa ini juga bisa menjadi landasan bagi pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan stakeholder lainnya dalam melakukan program-program di desa.

“Kita terus bergerak secara bertahap, perlahan tapi pasti. Karena kita ingin percepatan pembangunan desa berbasis pada penyelesaian permasalahan di desa,” tegas Gus Menteri yang juga politisi PKB.

Di sisi lain, Gus Menteri mengungkapkan, salah satu alasan terpilihnya Kabupaten Blitar sebagai pilot project utama program ASN Bekerja Bersama Desa adalah besarnya potensi keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan desa di Kabupaten ini. Yang mana, keterlibatan perempuan sendiri merupakan salah satu goal dari SDGs Desa.

“Kabupaten Blitar memiliki frame batu tentang SDGs Desa ke 4, yakni tentang keterlibatan perempuan. Itulah kenapa kita pilih Blitar, karena Bupatinya perempuan,” ungkapnya. (rus/nov/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *